STAR_23

124 6 1
                                    

Kenangan pahit atau manis? Akan tetap teringat walaupun kita berusaha melupakannya.

Adelina~

........

Di sebuah Mall besar di kota itu. Delina mengajak Jessi untuk berbelanja, awalnya Jessi menolak karena menurutnya berbelanja dengan seorang wanita tua tidak seru. Tapi, Jessi terpaksa ikut karena ia sadar akan posisinya sekarang.

Delina sedang asik memilih baju begitupun sebagai Jessi ikut memilih baju  walaupun di lemarinya sudah banyak pakaian baru.

" Jessi lihat deh baju ini bagus kali yah kalau Adel yang memakainya," Seru Delina menunjukkan baju yang ia pilih

" Jessi lihat deh baju ini bagus kali yah kalau Adel yang memakainya," Seru Delina menunjukkan baju yang ia pilih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Apa Adel?"

" Baju ini bagus. Jessi juga mau Mahh," rengek Jessi

" Kamu kan udah banyak baju kaya gini di rumah sayang. Kalau Adel kan kasian,"

" Ahh udah deh terserah mamah aja. Emang ya Adel selalu menjadi ratu di keluarga,"

Jessi pergi dengan kekesalan dan Delima hanya membuang nafas dalam-dalam.

Setelah selesai berbelanja cepat-cepat Delinakeluar dan tidak menemukan Jessi. Ia berpikir jika Jessi sudah pulang duluan meninggalkan nya. Saat menunggu taksi tiba-tiba dari arah belakang ada orang yang menabraknya, kedua mata itu seketika membulat saat melihat siapa yang ia lihat sekarang.

" Bian?!"

" Delina?"

Delina bergegas pergi sesaat setelah melihat wajah pria di depannya. Namun, dengan cepat Bian menahannya.

" Dimana anak aku Delina?"

" Aku tidak tau,"

" Bohong,"

" Lepasin tangan aku,"

" Aku nggak akan lepasin tangan kamu sebelum kamu kasih tau aku dimana anak aku sekarang," ucapnya

" Mau ngapain kamu cari dia hah? Bukannya kamu sudah berbahagia dengan keluarga barumu?"

" Delina jangan bermain-main dengan ku!"

" Kenapa? Aku tidak takut kepadamu lagi Bian. Semua yang kamu lakukan sudah cukup membuatku menderita, aku tidak mau anakku menderita karna ulahmu,"

" Kamu?"

" Apa?"

" Sekarang kamu tidak bisa mengancam aku lagi Bian,"

Keempat mata itu saling bertemu. " Lepasin tangan aku kalau nggak aku teriak!" Ancam Delina berhasil membuat Bian melepas pegangan nya.

Delina pergi dengan tangisan. Semua kenangan nya bersama Bian kembali muncul.

" Kenapa kamu datang lagi mas? Aku benci sama kamu,"

STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang