Teman dari Pak Chiko tidak jadi menjemput Adel. Kini Adel dan Marvin berada di sebuah Apartemen milik pamannya di Singapura.
" Kamar lo disana!" Tunjuk Marvin ke arah kamar di pojok sana.
Adel merasa sangat canggung dan gugup. Bagaimana tidak hari ini ia akan tinggal dengan pria normal di dalam satu atap, tidak pernah ia bayangkan jika dirinya akan tinggal satu atap seperti ini dengan pria yang sangat ia cintai.
Adel berjalan ke arah kamar yang di tunjuk Marvin tadi dan langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Sangat empuk dan itulah yang di rasakan Adel saat ini, cahaya matahari itu tembus ke dalam kaca besar itu. Perlahan Adel melangkah ke arah Jendela dan melihat ke arah luar. Subhanallah sangat indah ciptaan mu.
Tok_tok_tokk
Sebuah ketukan kecil berhasil mengalihkan perhatian Adel.
" Iya?"
" Gw mau keluar. Lo tetap di sini jangan kemana-mana," Ucap Marvin di balik pintu
Sebenarnya Adel ingin ikut kemana pun Marvin pergi. Tapi, ia tau Marvin akan melarangnya.
.....
Di Kediaman Alvin
" Marvin hari ini nggak jadi pulang karna ada temannya yang kehilangan password, jadi dia tetap disana sampai temannya itu mendapat tiket," Tutur Alvin
" Pah,"
" Hum,"
" Kak Marvin kan nggak jadi pulang. Mm boleh nggak aku pinjem mobil kak Marvin,"
" Jessi!" Tekan Delina
" Buat apa? Bukannya kemarin papa beliin kamu mobil. Apa masih kurang?" Tanya Alvin lembut karna ia tau jika Jessi adalah putri dari istrinya itu berarti dia juga putrinya.
" Mobil aku di pinjem temen. Aku kesekolah nggak ada kendaraan, jadi boleh nggak aku pinjem sebentar kok nanti kalau Kak Marvin pulang aku kembaliin,"
Delina meminta untuk Alvin tidak mengizinkan nya karna ia tidak bisa membiarkan putrinya selalu meminta kepada suaminya, apalagi sekarang ia meminta mobil milik Marvin.
" Baiklah papa izinin kamu pake mobil Marvin,"
" Serius pah?" Teriak Jessi antusias
" Tapi ingat jangan sampai mobil milik kakak kamu rusak. Karna itu pemberian ibunya dan jika lecet sedikit pun dia pasti akan marah," Ucap Alvin mengingatkannya.
Jessi bangkit dan memeluk Alvin erat. Dia pergi dengan wajah yang sumringah karna bahagia sedangkan Delina ia merasa agak enak dengan Alvin dan juga Marvin. Alvin yang melihat wajah istrinya yang di tekuk dengan spontan menggodanya.
" Kamu kenapa? wajahnya kok di tekuk kaya gitu nanti cantik nya ilang loh," Goda Alvin dengan senyuman jahil di bibirnya
Delina menepis tangan suaminya pelan dan menatapnya sendu. " Kenapa kamu lakukan ini?"
" Lakukan apa?"
" Seharusnya kamu melarangnya. Ku takut Marvin akan tambah benci sama aku dan Jessi hanya karna Jessi pake mobilnya,"
Alvin menangkup wajah istrinya dan menenangkan nya. Ia tatap wajah cantik istrinya dan mengatakan apa yang harus ia katakan. Memang Alvin yang paling bisa membuat Delina luluh dan kembali ke dalam dengkapannya, saat ini Delina masih menunggu pintu hati Marvin untuknya. Ia masih menunggu hingga saat dimana Marvin mau menerimanya sebagai ibu nya bukan si pelakor maupun pembunuh.
.....
Di dalam Apartemen Adel mondar-mandir tak tenang. Ia merasa takut saat Marvin tak kunjung kembali, sudah hampir setengah jam dia belum pulang. Apa dia pergi meninggalkanku? Apa dia sengaja membawaku kesini? Itulah yang ada di benak Adel, jangan tanya lagi semua yang ada di dalam pikiran Adel saat ini semuanya negatif tak ada yang positif.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAR
RomanceCerita Ini mengisahkan tentang seorang gadis culun, polos/lugu, kepintaran di atas rata-rata, namun super duper ceria ia bernama Adelina. Ia bersekolah di SMA Jakarta High School. Dia di kenal di sekolah nya Karna perjuangan yang tak henti-hentinya...