STAR_16

181 9 2
                                    

Hari demi hari telah berlalu. Hari ini adalah ke 5 kedua insan itu tinggal di Singapura. Banyak sekali kenangan manis bagi Adel tapi entah bagi Marvin.
Password yang sudah di buat beberapa hari yang lalu sudah jadi. Marvin dan Adel berangkat ke Indonesia bersama, terlihat tak ada perubahan dari sikap Marvin ia masih tetap Marvin yang sama dingin dan cuek.

" Lo pulang naik taksi," Titah Marvin dingin

" Sama kakak kan pulangnya?" Tanya Adel penuh harapan

" Jalan rumah' gw sama lo beda,"

" Oh Iyah... jadi disini kita pisah dong,"

" Apaan sih lo lebay," Sarkas Marvin dan berlalu pergi meninggalkan Adel sendiri di sana.

Adel masih berdiri tegak di sana menatap punggung Marvin yang semakin jauh. " Kapan kamu akan membalas perasaanku?" Batin Adel

.....

Hari telah berlalu kini Adel mulai melakukan aktivitas nya. Adel berangkat sekolah dengan suasana hati yang menyenangkan, tidak ada yang tau kenapa tapi yang pasti saat ini suasana hati Adel sedang bagus.

Di sekolah Adel terus tersenyum tanpa henti. Orang-orang yang ada di sekitarnya pun heran dan bergidik ngeri saat melihat Adel senyam senyum sendiri.

" Woy lo kenapa?"

" Lo sakit yah?"

" Habis dari Singapura lo jadi gila bingung gua,"

Begitulah ucapan-ucapan orang-orang itu. Namun, Adel menghiraukan nya bahkan Irene sekalipun.

" Del lo kenapa sih senyum-senyum sendiri takut gw," Celetuk Irene

" Nggak gw nggak papa,"

" Oh iyah gw mau tanya," Seloroh Irene menganti topik pembicaraan.

" Apa?"

" Selama lo di Singapura apa yang lo dan Marvin lakukan disana?"

" Maksud kamu?" Ucap Adel dengan nada sedikit tinggi

" Maksud gw lo tinggal berdua disana. Gw penasaran apa yang lo lakukan disana, yang gw tau lo sama Marvin tidak pernah akur. Tapi, gimana bisa lo tinggal berdua sama dia," Adel terdiam mendengarkan ucapan Irene.

Adel berpikir sejenak memikirkan kegiatan nya saat di Singapura dan tak ada kejadian apapun. Marvin seperti biasa dingin namun dia sedikit perhatian, semua perlakuan Marvin kepadanya sangatlah membuat Adel semakin berharap untuk mencintainya. Seberusaha apapun dirinya untuk menjauh tapi sikap Marvin yang membuat Adel terus menetap.

Entah sengaja atau tidak. Tapi, semua perlakuan Marvin membuat Adel semakin ingin terus bersama Marvin.

" Del gw harap lo nggak pernah menyesal dengan semua ucapan lo tadi!"

" Tidak ada yang harus aku sesali. Semua yang aku lakukan hanya untuk diriku sendiri," tandas Adel berhasil membuat Irene bungkam

......

Di sebuah aula pria paruh baya itu mengeluarkan pidato nya di depan sana. Semua orang bersorak gembira mendengar pidato pria paruh baya itu yang tak lain adalah pak Chiko. Disana Pak Chiko mengumumkan bahwa sekolah itu akan mengadakan acara besar-besaran untuk merayakan kemenangan Olimpiade kecerdasan itu.

" Del malem nanti lo dateng yah," Pinta Kiara antusias

Terlihat dari wajah Adel yang sedikit berubah. Bagaimana tidak! Setiap malam dirinya harus membuat kue untuk pesanan ibunya dan tidak mungkin jika Adel datang ke acara pesta seperti itu. Apalagi Adel tidak punya baju sebagus yang akan mereka kenakan nanti.

STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang