Kicauan burung terdengar merdu bersahutan di pagi yang sejuk ini. Seolah sengaja ingin membangunkan gadis cantik yang masih terlelap di atas kasur neneknya.
Ya, tadi malam Yujin lebih memilih tidur bersama nenek dibanding di kamarnya sendiri. Dia sungguh tidak ingin menyia-nyiakan waktunya selama di sini. Kebersamaan ia dan nenek Hyejin tidak akan berlangsung lama. Bahkan beberapa jam ke depan, Pak Han akan menjemputnya lagi untuk kembali ke rumah rasa neraka itu.
Yujin menggeliat seperti bayi yang terusik tidurnya. Rasa sejuk yang membelai kulit wajahnya, berhasil membangunkan ia dari tidur nyenyak. Nenek memang sengaja membuka jendela kayu di kamarnya, supaya udara pagi yang segar bisa masuk ke dalam kamar sederhananya.
Belum sadar sepenuhnya, namun aroma masakan yang berasal dari dapur, membuat indra penciuman Yujin aktif bekerja. Dia tersenyum samar seraya mengucek kedua matanya. Sebahagia ini rasanya bangun tidur di rumah nenek.
Wanita berambut cokelat gelap itu berjalan keluar kamar bersama rasa kantuk yang belum hilang total.
"Halmeoni.." Suara serak khas bangun tidur.
"Kau sudah bangun?" tanya nenek sambil mengaduk sup yang hampir matang.
"Ehmm.."
"Cuci wajahmu dulu, lalu sarapan. Nenek membuat miyeokguk kesukaanmu."
"Hhmm.. jadi ini jurus rahasia untuk membangunkanku?" Nenek tersenyum puas mendengar komentar Yujin.
Beberapa saat kemudian, ia kembali dengan wajah yang lebih segar.
Miyeokguk yang baru matang dan semangkuk nasi hangat memang cocok untuk sarapan. Yujin tak pernah tahan untuk tidak mencicipi sup rumput laut buatan nenek. Saat di penjara pun, nenek beberapa kali membawakan miyeokguk untuk Yujin. Dan itu selalu berhasil membuat cucunya senang.
Menu pagi ini terasa sederhana, namun Yujin terlihat sangat puas dan menikmati suapan demi suapan yang masuk ke mulutnya. Dia bahkan menambah satu mangkuk lagi miyeokguk spesial yang dibuat oleh tangan emas nenek.
"Masisseo?"
"Euhm! Neooomu masisseo!" jawab Yujin dengan mulut penuhnya. Nenek tersenyum senang karena bisa membuatkan makanan kesukaan cucu satu-satunya. Benar-benar selezat itu!
"Apa hari ini nenek akan berjualan tteokbokki?"
"Entahlah.. sepertinya tidak."
"Kenapa? Apa nenek lelah??"
"Tidak, bukan begitu.. Ini kan hari terakhirmu di sini. Aku ingin menghabiskan waktu berdua dengan cucuku yang cantik ini," goda nenek disusul tawanya.
"Hanya nenek yang bilang aku cantik. Kau memang terbaik, Nek! Jjang!" Yujin mengacungkan jempol tangannya dengan bangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret [Ongoing]
FanficPada awalnya, Bae Yujin mengira kalau Jimin benar-benar akan membebaskannya dan membiarkan dia hidup tenang bersama sang nenek. Tapi ternyata, itu hanya sekedar khayalan belaka. Sungguh, Yujin pikir, terkurung dalam penjara terasa jauh lebih baik da...