Savior Angel

1.3K 352 87
                                        

Ketegangan masih menyelimuti dua orang yang berada di dalam mobil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketegangan masih menyelimuti dua orang yang berada di dalam mobil. Pak Han susah payah membagi fokusnya untuk menyetir dengan perasaan panik yang luar biasa. Sedangkan Bae Yujin, sepertinya dia sudah setengah gila sekarang. Ia tak berani memprediksi apa pun yang akan terjadi satu detik ke depan.

Bayang-bayang Jimin yang selama ini memperlakukan dirinya dengan kasar dan menyakitkan, terputar jelas di otaknya.

'Apakah ini balasan karena kau sudah menyakitiku?'

Kemudian ucapan Bibi Nam juga ikut terngiang di pikirannya. "Mungkin Tuan yang melakukannya?"

'Apa benar Jimin yang mengompres keningku semalam? Tapi- kenapa? Kenapa dia berubah menjadi pria baik? Untuk apa dia menolongku??'

Parcayalah, mendadak kepala Yujin berdenyut setelah memikirkan tanda tanya besar ini.

"Non, kita sudah sampai," tutur Pak Han mengejutkan lamunannya. Yujin melihat sekeliling, ternyata mereka sudah berada di parkiran.

Keduanya segera masuk ke dalam rumah sakit dengan langkah tak sabar. Sejujurnya, kaki gadis itu terasa lemas, namun ia paksakan untuk berlari. Ini semua demi si pria Park.

●°•♡•°●

Yujin dan Pak Han sudah berada di depan ruang IGD. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Pak Han duduk di kursi yang tersedia luar ruangan tersebut. Tapi tidak dengan Yujin. Perempuan itu justru tidak akan bisa duduk tenang.

Di dalam sana, seseorang yang mereka khawatirkan tengah berjuang untuk tetap hidup. Yujin tidak tahu seberapa parah kondisi Jimin. Namun seketika perasaannya mendadak cemas saat melihat dua orang petugas keluar dari ruangan dengan terburu-buru.

"P-permisi.. boleh aku bertanya? Bagaimana kondisi pasien di dalam??" Yujin berhasil menahan salah satu suster tersebut, sedangkan yang satunya pergi entah kemana.

"Kau keluarga pasien?"

"Ehm.. aku-" Ia bingung harus jawab apa.

"Ya, kami wali dari pasien," sahut Pak Han yang berdiri dari kursi.

"Kondisinya sangat kritis. Pasien mengalami pendarahan. Kami membutuhkan dua kantong darah supaya pasien bisa bertahan selama operasi." Bibir Yujin sedikit terbuka saat mendengar kabar buruk tersebut.

"Maaf, kami harus kembali menangani pasien," sambung si suster.

"Hanya ada satu kantong yang tersedia di ruang penyimpanan, sepertinya kita harus menghubungi rumah sakit lain," ucap suster yang baru kembali dengan membawa satu kantong darah.

"Tunggu! Golongan darah apa yang dibutuhkan??"

"A positif."

"Ambil darahku saja!"

Regret [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang