Pada awalnya, Bae Yujin mengira kalau Jimin benar-benar akan membebaskannya dan membiarkan dia hidup tenang bersama sang nenek. Tapi ternyata, itu hanya sekedar khayalan belaka.
Sungguh, Yujin pikir, terkurung dalam penjara terasa jauh lebih baik da...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Senyum Yujin tak sedikit pun surut, dalam hati ia terus mengucap syukur karena hari ini dia akhirnya bisa kembali ke rumah. Dan sebentar lagi, gadis itu bisa melihat neneknya tanpa harus dibatasi oleh waktu.
Setelah menunggu hampir satu jam lamanya, surat jaminan pembebasan atas Bae Yujin akhirnya ditanda tangani. Dia resmi dibebaskan.
"Yujin-ssi, hari ini kau sudah dibebaskan dari hukuman penjara," tutur salah seorang polisi.
"Silakan ganti bajumu," ucap sipir wanita yang sudah membawakan pakaian ganti untuknya.
"Kamsahamnida.." Yujin menerimanya dengan senang hati. Dia tersenyum lalu berlari kecil menuju ruang ganti.
Tidak butuh waktu lama, hanya kurang dari sepuluh menit, gadis itu sudah keluar dengan kaos putih polos dan celana panjang warna abu-abu gelap.
"Bagaimana dengan baju ini?" tanya Yujin yang membawa baju tahanan berwarna oranye di tangannya.
"Kau ingin membawanya atau kau tinggalkan di sini?" canda sipir tersebut.
"Tentu saja aku tinggalkan. Itu bukan milikku. Kalian yang meminjamkan." Dia terkekeh ringan.
"Baiklah, kalau begitu.. selamat atas pembebasanmu. Kuharap kau jadi wanita yang lebih baik dari sebelumnya. Dan jangan lakukan tindakan kriminal lagi. Mengerti?"
"Aku tidak bersalah. Aku menjalani hukuman ini karena tidak ada yang percaya padaku. Dan... aku juga tidak punya bukti apa-apa," sahut Yujin dengan jawaban yang selalu sama.
Sipir wanita dan polisi laki-laki di depannya hanya bisa menghela napas pasrah. Entah sudah berapa kali mereka mendengar itu dari mulut Yujin selama ia ada di penjara.
"Haruskah aku batalkan saja pembebasanmu?" tegur pria yang dari tadi sudah menunggunya.
"J-jangan!" reflek Yujin.
"Kau terlihat akrab sekali dengan mereka."
"Bagaimana pun, mereka sudah memperlakukanku dengan baik di sini. Walau terkadang agak sedikit galak." Dia melirik dua orang tersebut, kemudian mengulum bibirnya menahan senyum.
"Aku tidak peduli. Cepatlah! Aku tidak suka berlama-lama di sini," sungut laki-laki angkuh itu.
"Aku juga tidak suka. Tapi aku bertahan selama satu tahun karena dirimu," sindirnya.
"YAA!!"
"Joesonghamnida," ucap Yujin cepat. Pria itu menatap tajam ke arahnya sebelum berjalan keluar.
Yujin berlari kecil untuk mengejar pria dengan rambut belah tengah tersebut. Tak lupa dia berterima kasih pada beberapa polisi di sana sebelum akhirnya benar-benar pergi meninggalkan tempat yang tak ingin ia datangi lagi.
"Tunggu..!" Laki-laki yang berjarak beberapa langkah di depannya seketika berhenti.