He Regret It

1.2K 300 145
                                        

"Hey

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hey..?"

"Bae Yujin-ssi?" Seokjin melambaikan tangannya tepat di depan wajah Yujin.

"Ehm??" Dia menoleh dengan ekspresi bingung.

"Kita sudah sampai. Ayo turun.."

Yujin memperhatikan sekelilingnya. Dilihatnya ruang bawah tanah yang cukup luas dengan pencahayaan yang minim. Dia baru tersadar dari lamunannya. Sepanjang perjalanan tadi, gadis itu tidak berhenti memikirkan Park Jimin. Ia masih teringat bagaimana raut wajah Jimin saat dirinya memutuskan untuk pergi meninggalkan pria itu. Mereka sudah tiba di parkiran basement apartemen.

"Kau sungguh membawaku ke apartemenmu?" Seokjin membalas dengan anggukan.

Click

Dokter tampan itu sampai membukakan seatbelt Yujin, sebab tidak sabar untuk keluar dari mobil.

Seokjin terlihat seperti suami siaga. Dia mengunci mobil dengan tangan kiri yang menjinjing tas berisi pakaian Yujin. Tak lupa, setelah mengantongi kunci mobilnya, dia langsung menggandeng tangan Yujin dan berjalan masuk ke dalam lobi apartemen.

Keduanya menaiki lift menuju lantai dua puluh satu. Ini pertama kalinya bagi Yujin datang ke gedung apartemen mewah di kota Seoul. Sorot matanya memperhatikan apa pun yang ia lewati. Berjaga-jaga kalau dirinya tersesat di lorong apartemen ketika Seokjin sedang bekerja nanti.

Dalam waktu singkat, mereka sudah tiba di depan pintu kamar apartemen milik pria Kim.

Seokjin mengeluarkan access card dari dalam dompetnya. Pintu pun terbuka. Dia mempersilakan Yujin masuk lebih dahulu.

"Oppa.."

"Ehm?"

"Kau tinggal sendiri di sini?"

"Ehm," sahutnya sembari meletakkan tas Yujin di dekat lemari.

Yujin dibuat terheran-heran dengan fasilitas dan barang-barang mewah nan cantik di ruangan tersebut. Belum lagi pemandangan kota Seoul dari atas sini. Bibirnya sampai sedikit terbuka karena tak sanggup menahan kekaguman yang sedang dilihatnya.

Seokjin terkekeh manis melihat keluguan Bae Yujin. Laki-laki itu merasakan sesuatu yang berbeda. Jika biasanya ketika dia datang ke sini rasanya tidak ada yang spesial, bahkan cenderung membosankan. Namun tidak dengan hari ini. Kehadiran Yujin sepertinya akan membuat Seokjin lebih betah tinggal di apartemen dari pada di rumah pribadinya.

"Kau suka?" Seokjin berjalan mendekat ke arah Yujin yang sedang melihat pemandangan lewat jendela besar yang menghadap gedung-gedung kota Seoul.

"Sangat! Ini indah!"

"Kau boleh tinggal di sini selamanya jika mau."

"Dengan ginjalku sebagai jaminannya?" Dia melirik ke arah Seokjin.

Regret [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang