Setelah berhasil keluar dari kamar Jimin hidup-hidup, Yujin menuruni anak tangga dengan langkah gontai. Seandainya Seokjin ada di sampingnya sekarang, mungkin ia sudah meminta pria itu untuk menggendongnya. Kakinya teramat lemas sehabis perang singkat dengan si pemilik istana ini.
Masih ada dua anak tangga lagi yang belum dipijak, namun Bibi Nam sudah berlari menghampirinya.
"Nona, apa yang terjadi?? Apa yang dilakukan Tuan padamu??" Ia segera melepaskan ikatan di pergelangan tangan Yujin yang menyiksanya sedari tadi.
"Lenganmu berdarah, apa yang terjadi??" sambar Pak Han yang juga datang entah dari mana.
"Aku tidak apa-apa. Jangan khawatir."
Jangan khawatir bagaimana?
Melihat dirinya yang keluar kamar dengan kondisi berantakan dan berdarah di bagian lengan, tentu membuat dua orang di depannya panik luar biasa. Belum lagi kepala mereka yang dipenuhi tanda tanya."Bi, di kamarnya ada pecahan gelas, bisa tolong dibersihkan? Aku takut dia atau kau menginjaknya tidak sengaja saat membersihkan kamarnya," jelas Yujin tanpa peduli dengan lukanya sendiri.
"Pasti akan aku bersihkan. Tapi biar aku obati dulu lukamu. Lihatlah.. darahnya sampai menodai bajumu. Sebaiknya kita ke kamar dulu, aku akan obati di sana." Bibi Nam menuntun gadis cantik itu menuju kamar tamu. Entah Jimin akan memarahi Bibi atau Yujin nantinya karena belum meminta izin, yang terpenting sekarang adalah mengobati lukanya sebelum infeksi.
Pak Han menggeleng samar seraya menatap iba gadis yang berjalan melewatinya. Dia tidak tahu apa yang terjadi di kamar itu, tapi terlihat jelas sekali kalau Jimin habis menyiksanya.
●°•♡•°●
"A-aahh.. ssshh..." ringis Yujin saat buntalan kapas kecil menyentuh kulitnya yang terluka.
"Tahan sebentar, Nona. Kalau tidak diobati, nanti akan semakin parah," ujar Bibi penuh rasa peduli.
Tok tokk"Masuklah.." sahut Bibi Nam.
Yujin ikut menoleh ketika pintu kamar terbuka. Dua detik setelahnya, mata Yujin membulat tak percaya.
'Kenapa dia ada di sini??'
"Maaf, aku menyuruh Dokter Kim untuk datang ke sini," tutur Pak Han menjawab tatapan terkejut Yujin.
"U-untuk apa, Ahjussi..?"
"Untuk mengobati pasien yang ada di depanku sekarang." Mata mereka saling bertemu. Yujin pun membisu.
"Ahjumma, terima kasih sudah membersihkan lukanya. Sekarang biar aku yang lanjutkan." Seokjin tersenyum amat manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret [Ongoing]
FanficPada awalnya, Bae Yujin mengira kalau Jimin benar-benar akan membebaskannya dan membiarkan dia hidup tenang bersama sang nenek. Tapi ternyata, itu hanya sekedar khayalan belaka. Sungguh, Yujin pikir, terkurung dalam penjara terasa jauh lebih baik da...