Precious Cute Girl [TERBIT]

37 | Cute Girl

H A I !👋

- H A P P Y R E A D I N G -

***

Didalam sebuah ruangan yang gelap dan juga kotor, ada beberapa manusia yang saat ini tengah duduk dengan kedua tangan dan kedua kakinya yang terikat. Salah satu dari para manusia itu mulai mengerjabkan matanya lalu menatap sekitar dengan pandangan yang sedikit mengabur.

"Dimana ini?" Seseorang itu—Roderick— menyentuh keningnya yang terasa berdenyut.

Seingat nya, hari itu ia sedang menemani istrinya yang hendak operasi. Tunggu, istri? Dimana istrinya? Roderick menatap sekitar dengan tatapan khawatirnya hingga pandangannya terhenti pada sosok wanita berpakaian khas rumah sakit yang tengah memejamkan matanya. Wanita itu duduk dikursi dengan kedua tangan dan kakinya yang diikat.

"Gene," lirih Roderick dan hendak mendekat namun terurung saat suara pintu tua berderit terdengar.

Ditengah kegelapan, bayangan seseorang itu terlihat samar hingga tak lama, Roderick bisa melihat dengan jelas wajah seseorang itu. Tak bisa dipungkiri kalau Roderick merasa sangat terkejut akan kehadiran seseorang itu.

"Papah?"

Pria tua itu tersenyum manis lalu mengangguk, "Ternyata kau masih mengingat tentang ku wahai anak brengsekku." Ucapnya disertai dengan senyuman penuh arti.

"Apa maksud semua ini, Pah?" Tanya Roderick dengan nada dingin nya juga tatapan nya yang semakin menajam.

Aronaldy—pria tua itu— terkekeh pelan, "Roderick... Roderick... Kau tau? Semua kekacauan ini terjadi karena kesalahan Ibu tercinta mu itu."

"JANGAN HINA MAMAH!" Bentak Roderick dengan tangannya yang terkepal erat dan hal itu lagi lagi berhasil membuat Aronaldy terkekeh pelan.

Karena teriakan Roderick itu, beberapa manusia lainnya mulai mengerjabkan mata mereka hingga mereka bisa melihat jelas tentang apa yang sedang terjadi. Eugene, wanita itu menatap sayu mereka semua karena perutnya masih begitu sakit karena operasi lalu ia harus bangun karena terkejut.

"Lihat-lihat dan kalian akan tau apa itu kebenaran yang menyakitkan." Aronaldy tersenyum miring lalu segera menekan tombol dijam tangan nya, hingga tak lama, sebuah sorot cahaya mengarah kedinding dan menayangkan sebuah kejadian demi kejadian.

Semua orang berlarian kencang saat sebuah mobil menghantam kuat sosok wanita berperut buncit. Semuanya tampak terkejut, begitu juga dengan sosok pria dewasa yang langsung menjatuhkan ponsel ditangannya. Pria itu berlari lalu segera mengangkat tubuh istrinya dan pergi menuju rumah sakit.

"Gene, bertahan lah demi anak kita." Pria itu, Roderick, terus menggengam erat tangan Eugene yang mulai mendingin disertai dengan getaran.

Mata wanita itu hampir terpejam namun sebuah bisikan ditelinganya terus menggema hingga membuat ia terus berusaha untuk tetap membuka mata. Hingga tak lama, mereka tiba dirumah sakit dan pihak rumah sakit langsung menangani Eugene dengan gerakan cepat.

Hampir 2 jam menunggu, akhirnya lampu operasi meredup bersamaan dengan pintu ruangan yang terbuka. Roderick bangkit dari duduknya lalu segera mendekat kearah perawat yang baru saja keluar dari dalam ruangan itu.