H A I !👋
— H A P P Y R E A D I N G —
***
Lima tahun kemudian...
Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga, dimana hari ini menjadi hari pertama Elodie menjadi siswi SMA. Gadis itu tampak sangat girang dengan wajah bersinar, tak henti berceloteh menginginkan banyak hal indah terjadi dihari pertamanya menjadi siswi SMA.
Yang tentu saja, Roderick tak mampu menjawab lebih. Dia hanya menjawab ala kadarnya, begitupun dengan ketiga Abang Elodie. Bahkan setibanya di sekolah baru, Elodie tak kunjung menghentikan celotehan nya. Dia berhenti berbicara tepat setelah sang Ayah pergi ke kantor.
Elodie melambaikan tangannya, menolak diantar sampai ke kelas dengan alasan ingin belajar mandiri. Setelah mobil yang dikendarai sopir Ayahnya melaju pergi dan hilang dari pandangan. Barulah Elodie berjalan riang memasuki area sekolah barunya, berlari kecil dengan kedua tangan yang memegang tali tas gendongnya.
Niatnya ingin langsung ke ruang Guru, namun atensi nya teralihkan dengan deru mesin motor yang terdengar bersahutan. Matanya berubah berbinar saat dia menyadari adanya seorang laki-laki yang tak asing dimatanya. Dengan antusias, Elodie menghampiri Arxel yang baru saja turun dari sport motorcycle hitamnya.
Bruk!
Elodie menubruk dada bidang itu dengan pelukan eratnya, membuat Arxel menunduk sedangkan ketiga temannya dibelakang, saling tatap dengan wajah bingung. "Lah, siapa itu anjir? Bukan si cabe, kunyit, apalagi lengkoas!" bisik salah seorang teman Arxel.
Arxel sendiri tak memperdulikan kebingungan teman-temannya, dia hanya membawa Elodie kegendongan depannya seperti apa yang gadis itu inginkan saat merentangkan kedua tangannya kearah dirinya. "Kakak! Odie rinduuu sekaliiii!"
Bibir cowok itu berkedut menahan senyum, "Hm. Miss you too, kerdil."
Kakak? Ketiga cowok itu saling bertukar pikiran, sejak kapan Arxel memiliki seorang Adik? Karena setahu mereka, Arxel itu anak tunggal kaya raya. Tak ada sepupu yang dekat dengannya apalagi itu perempuan. Tapi kalau dilihat-lihat, Elodie memang cocok jadi Adiknya teman mereka yang seperti kulkas itu.
Berbeda dengan Elodie yang kini mencebik, "Odie tinggi yaa! Berhenti berkata kerdil!!"
Dahulu, Arxel suka memanggilnya babi lalu sekarang kerdil, nanti apa lagi?!
Arxel tersenyum mengejek kearah Elodie, "Bohong. Tinggi darimana nya? Kok dari dulu masih segini-gini juga?"
Setiap kali berdebat dengan Arxel, Elodie selalu kalah. Gadis itu melengkungkan bibirnya kebawah dengan mata bulatnya yang mulai berkaca-kaca, "Kakak tidak membujuk agar Odie gagal menangis?"
Dengan santainya, Arxel menggeleng. "Kenapa?" Tanya Elodie disertai sorot sedihnya.
"Gak penting, mau lo nangis darah sekalipun, itu bukan urusan gue."
"KAKAKKK!!"
"Hahaha!" Arxel tertawa lepas, menciptakan decak kagum dari mereka yang melihatnya. Ini adalah kali pertama mereka melihat tawa lepas seorang Arxel, yang ternyata ketampanan Arxel bertambah berkali-kali lipat saat cowok itu tertawa bahagia dan tersenyum manis.
***
Waktu mengapa berlalu dengan begitu cepat? Zegran menghembuskan napasnya kasar, mengusap lembut pipi bulat seorang gadis kecil dengan rupa yang mirip wajahnya. Zegran tersenyum, Putri kecilnya, memiliki wajah yang mirip dengannya, namun mata, pipi chubby, bibir, dan bentuk dagunya, persis seperti gadis yang sampai saat ini, belum bisa lepas dari pikiran nya.
Sudah lima tahun berlalu yang Zegran habiskan dengan memulai hidup barunya di Jepang, bersama sang istri dan kini telah ada Putri kecil diantara keduanya. Seorang bocah perempuan dengan wajah sempurna yang akan merayakan ulang tahun keempat nya, minggu depan.
"Papa, Isa ingin ice cleam stlawbelly. Five!" Eloisa mengangkat kesepuluh jarinya lalu tertawa riang saat sang Ayah menciumi gemas pipi gembul nya.
"Ini sepuluh, sayang. Kalau lima itu, begini." Zegran dengan telaten, menutup lima jari Putrinya hingga hanya menyisakan lima jari.
"Begini?" Zegran mengangguk membenarkan, "Okay! Thank you, Papa!"
"Sama-sama, sayang."
Diambang pintu, Zifa tersenyum haru. Pemandangan indah antara Ayah dan anak itu selalu membuatnya candu ingin terus menyaksikan dalam diam, menikmati keharmonisan dua orang yang di cintainya. Caranya ingin memiliki Zegran memang salah, tapi Zifa hanya ingin sedikit egois. Dia ingin mengikat laki-laki yang dicintainya sebelum keduluan perempuan lain.
Katakan jika Zifa sebelas dua belas dengan Eugene, tapi Zifa tak mempermasalahkan, yang terpenting, dia sudah memiliki Zegran seutuhnya. Juga telah melahirkan Eloisa sebagai penguat hubungan mereka berdua dari yang namanya keretakan. Zifa harus sering-sering mengucap syukur atas kehadiran Eloisa ditengah pernikahan nya.
"Sayang," Eloisa menoleh, menatap berbinar sang Ibu sedangkan Zegran tak menoleh sedikitpun, karena yang Zifa panggil, bukanlah namanya.
Zifa duduk didekat Putri cantiknya, "Boleh Mama pinjam Papa sebentar?"
Dengan cepat, Eloisa mengangguk. Dia pun berusaha turun dan berlari keluar, meninggalkan suasana sunyi diantara sepasang suami istri itu. "Ran," Zegran menoleh menatap Zifa.
Menaikkan satu alisnya saat Zifa menyodorkan sebuah benda persegi panjang, "Aku hamil."
"Again?" Zifa mengangguki ucapan Zegran, "Isa masih terlalu kecil untuk memiliki seorang Adik."
Laki-laki itu berdiri dari duduknya, meninggalkan Zifa yang kini terkekeh miris. "Mama harap, kamu terlahir mirip dengan wajah gadis dimasa lalu Papa mu agar kamu bisa mendapatkan kasih sayang Papa mu seperti Eloisa yang berhasil menarik perhatiaan Papa mu."
Mengusap lembut perutnya yang masih rata, Zifa membiarkan pikiran nya menerawang. "Mama lebih baik menahan sesak setiap hari, melihat Eloisa yang mirip dengan gadis di masa lalu Papa mu, kamu pun harus mengikuti jejak Kakak mu. Tolong jangan mirip Mama. Mama akan selalu memohon pada Tuhan, agar kamu bisa mirip dengan... Elodie."
Mengikat laki-laki yang belum usai dengan masa lalunya memang seperti menyiram garam pada luka, tau rasanya tapi tak ingin berhenti.
Di Negara lain, Galen membuang pandangannya kesembarang arah. Menolak menatap mata berair Karen yang selalu meluluhkan pertahanan hatinya. Galen itu seorang Letnan Jenderal! Dan dia sedang berusaha untuk memperkuat benteng hatinya agar tak mudah luluh.
"Gal... Tolong dengerin penjelasan aku dulu," Galen menghembuskan napasnya kasar.
Menatap dingin pada Karen yang menatapnya dengan tatapan penuh kesedihan, "Apa lagi? Kau sudah menolak lamaran kesekian ku, untuk apa kita mempertahankan hubungan gak jelas ini? Karen, usia saya sudah matang untuk menikah. Bukan lagi berpikir tentang pacaran dan sejenisnya,"
"Gal!!" Karen menahan tangan Galen yang hendak pergi, "Aku mau menikah sama kamu! Ayo nikahi aku!"
Galen menatap terkejut Karen yang kini mengangguk yakin, menubruk nya dengan pelukan erat, dibalas tak kalah erat oleh Galen. Lagi-lagi Galen luluh akan air mata Karen, "Sesuai permintaan mu."
Mengenai Ilo, dia telah diadopsi keluarga baru atas pilihan tangan kanan Roderick. Dengan amat terpaksa, Karen membiarkan bocah yang sejak bayi bersama nya itu, diadopsi keluarga lain yang memang tidak kunjung diberi kesempatan untuk memiliki anak kandung nya sendiri.
***
Next?
Mau double up gak? Spam koment yokk!!!
Cmiww
KAMU SEDANG MEMBACA
Precious Cute Girl [TERBIT]
Fantasy[OPEN PRE-ORDER] Transmigration Cute Girl to be Precious Cute Girl Elony atau yang kerap disapa dengan nama Ony adalah seorang gadis mungil berwajah lucu nan menggemaskan dengan pipi chubby berona alami, dan juga sosok gadis mungil yang banyak disuk...