"Jarak antara aku dan kematian sangat dekat. Layaknya jari manis bersama jari kelingking. Memiliki sekat namun terhubung. Jika mati adalah pilihan terbaik, maka aku akan senang mengikuti langkahnya. Membawa ku pergi melepas penderitaan dan semua orang akan bahagia"-Kim Jisoo
(✖╭╮✖)
Byurrr
Seember air pel jatuh dari atas bilik kamar mandi mengenai seorang gadis yang berada di sana dan di susul gelak tawa segerombolan gadis dari luar.
Seketika seorang gadis keluar dari dalam bilik kamar mandi dengan keadaan basah kuyup yang menambah kesenangan.
"Eh, Jisoo! Habis dari mana, kok sampai basah begini? Hahahahaha ....."
"Eiiiuuhh, Jisoo bau banget. Jauh-jauh sana"
"Kalian! Apa yang kalian padaku? Kenapa begitu sekali membenci ku-memangnya apa salah ku pada kalian" ucap Jisoo dengan nada gemetar, hampir menangis.
Segerombolan cewek itu terdiri dari 3 orang satu diantaranya maju mendekat. Membuat Jisoo melangkah mundur perlahan.
Dugh!
Punggung Jisoo membentur tembok bilik kamar mandi. Hingga membuatnya terkungkung, tidak bisa bergerak.
"Yerin, kau mau apa?" tanya Jisoo gugup.
Pyarrr
Satu tamparan keras Jisoo dapatkan membuat telinganya berdengung. Di tambah lagi rambut Jisoo yang di tarik kebelakang membuatnya meringis sakit.
"Yerin, Tolong lepaskan! Ini sakit hiikkss ...." isak Jisoo.
"Lo pikir gue akan kasihan dan lepasin lo begitu aja?! Dengar b*tch. Gue mau, lo jauhin Taehyung" sarkas Yerin.
"Waeyo? Aku dan Taehyung hanya berteman."
"Apa? Lo bilang berteman! Lo pikir gue bodoh. Gue ngak suka, kalo harus mengulang perkataan dua kali. Jika lo masih sayang nyawa. Lo harus jauhin, Taehyung. " Ancam Yerin, kemudian mendorong tubuh Jisoo. Hingga kepalanya membentur tembok.
"Cewek penyakitan yang hampir mati kayak lo, ngak pantas buat dapattin Taehyung. ingat itu!" sarkas Yerin, kemudian beranjak pergi meninggalkan Jisoo seorang diri.
"Kenapa semua orang begitu membenci ku? Apa salah ku sampai banyak orang yang mengharapkan kematian ku? bahkan saudara ku juga tidak ingin aku ada di dunia ini."
********
Jisoo berdiri di ambang pembatas gedung atap sekolah. Kedua tangannya membentang, siap menjatuhkan diri ke bawah.
"Mungkin dengan cara ini, semua orang akan bahagia dan penderitaan ku akan segera berakhir."
Jisoo memejamkan, mata siap menjatuhkan diri. Tiba-tiba saja, Ia merasakan tubuhnya tertarik ke belakang. Tubuh Jisoo sedikit oleng ke samping, kemudian terjatuh kebawah menimpa sesuatu.
Perlahan Jisoo membuka mata, yang dilihat kali pertama. Wajah manis seorang Namja, tengah tersenyum padanya.
"Ghawaechana Jisoo-ah?" tanyanya.
Jisoo segera bangun dari atas tubuh Namja itu.
"Tae? Apa yang kau lakukan?! Kenapa malah menyelamatkan ku? Kenapa tidak biarkan aku mati saja" teriak Jisoo.
Taehyung diam, bola matanya menilisik. Melihat sudut bibir Jisoo sobek, kening yang nampak lembam di balik poni-nya.
"Jisoo-ah, Ghawaechana? Siapa yang melakuk---" tangan Taehyung menyingkap poni Jisoo. Nampak jelas luka di dahinya, seketika rahang Taehyung mengeras.