Diantara kerumunan manusia Jisoo membawa buket bungan dengan sebungkus Mcd lalu menaruhnya bersama para jajaran bunga lainnya di jembatan sungai han.
Jisoo tidak bisa membendung air matanya lagi. Ia menangis sesenggukan begitu mengingat Taehyung. Ia menyalahkan dirinya sendiri atas kematian Taehyung. Jika saja, waktu bisa di putar kembali. Ia akan lebih mempedulikan orang yang di cintainya. Jika memang ada kehidupan selanjutnya, ia berharap Taehyung bisa hidup lebih baik dari sekarang.
"Jika saja aku bisa menukar nyawa ini dengan mu sudah pasti aku akan memberikannya. Min Hyeon, aku pasti akan membalaskan dendam ini. Dasar wanita iblis tidak punya hati." rutuk Jisoo, dalam hati.
"Aaarghhh" Jisoo menjerit dan menangis sejadi-jadinya sebelum akhirnya pingsan. Orang-orang yang berlalu lalang hanya melihat tanpa ada seorang pun yang peduli. Semuanya di selimuti rasa duka dan berkabung atas kepergian Taehyung.
"Hei, bangunlah nona. Mau sampai kapan kau akan tidur seperti ini" suara seorang pria Menggema di telinga Jisoo.
Perlahan Jisoo mulai membuka mata samar-samar Jisoo melihat seorang pria mengenakan pakaian serba hitam. Ia bangun memposisikan diri untuk duduk kedua tangannya menompang tubuh dengan bertumpu pada trotoar jalan.
"Kau siapa?" tanya Jisoo yang mendongak.
Pemuda itu berjongkok mensejajarkan diri dengan Jisoo. "Aku bisa membantu membalaskan dendam mu"
"Mwo?" tanya Jisoo, memastikan jika ia tidak salah dengar.
"Aku bisa mengembalikan mu lagi ke masa dimana pria yang kau cintai masih hidup. Meski begitu, mengutak-atik masa lalu tentu saja memiliki bayaran yang sangat mahal"
"Apa yang kau inginkan dari ku. Aku akan memberikan semuanya"
"Aku menginginkan nyawa mu. Apa kau bisa memberikannya?" tanya pemuda itu, kemudian tersenyum sinis.
"Apapun akan aku lakukan, agar aku bisa bertemu dengannya kembali"
Pemuda itu tersenyum puas. "Baiklah, sebelum itu kau harus mentandatangani kontrak ini"
Sebuah kertas dengan tulisan kuno beserta sehelai bulu hitam melayang di udara tepat di hadapan Jisoo.
"Aku hanya membutuhkan setetes darah mu saja"
Tanpa ragu Jisoo meraih sehelai bulu hitam lalu menancapkan ujungnya yang tajam pada ujung jari. Darah Jisoo keluar lalu menetes jatuh mengenai kertas tersebut.
Seketika kertas itu terbakar api lalu lenyap begitu saja dengan sehelai bulu hitam dalam genggaman Jisoo.
"Waktu mu hanya 760 hari. Jika sudah tiba saatnya, aku akan datang lagi menemui mu"
Dalam satu kedipan mata pemuda itu menghilang seperti di sapu angin. Jisoo baru menyadari jika ia hanya tinggal seorang diri di jembatan sungai Han.
Perlahan kabut mulai menyelimuti suara denting lonceng jam terdengar sangat nyaring. Bahkan Jisoo sampai menutup kedua telinga.
"Yakkk, oddiyeo? Kenapa meninggalkan aku sendiri. Jawab aku!! Yakk, dasar penipu!!"
******