Bullying 2

1.3K 101 1
                                    

Bukan hanya Jisoo merasakan peliknya kehidupan, melawan kematian. Yoon Rachel juga merasakan hal yang serupa. Dia selalu tersisihkan dan terasa asing. Membuat Rachel menyimpan kebencian pada keluarganya.

Dunia tengah mempermainkan dua saudara kembar ini. Membuat hidup mereka layaknya rollcoster, hingga Jisoo dan Rachel akan dengan senang hati menyambut kematian.

Apalah arti hidup jika dunia pun tak menginginkan hadir mu. Itulah yang ada dalam pikiran mereka.

"aku dimana? Tempat apa ini?" Jisoo memicingkan mata, saat cahaya terang. Memaksa masuk, dalam indra penglihatannya.

Di tempat yang terasa pengap dan lembab itu. Samar-samar Jisoo melihat dua bayangan berjalan menuju cahaya terang di depannya.

"Tunggu, siapa kalian? Dan di mana aku?" Jisoo bangkit dan berjalan mengejar dua bayangan itu.

Jisoo berusaha sekuat tenaga mengejar. Namun dua banyangan itu, semakin menjauh. Jisoo seakan hanya diam di tepat.

Saat dua banyangan akan lenyap, di telan cahaya. Satu diantaranya membalikkan badan sembari melempar senyum manis.

Jisoo terbelalak kaget, melihat banyangan tengah tersenyum kearahnya. tak lain adalah Yoon Rachel.

"Selamat tinggal Jisoo-ah. Tolong jaga Eomma dan Appa. Katakan pada mereka, jika aku sangat menyayanginya."

Seketika banyangan Rachel lenyap, bersama banyangan hitam membawanya pergi. Tinggallah Jisoo sendirian di ruang gelap, hampa, tanpa cahaya sedikit pun.

"Rachel-shi, tolong kembali! Aku takut sendirian. Jangan tinggallkan aku. Jebal, bawa aku pergi bersama mu"

*******

"Dasar penghianat! Kau bilang akan tetap terus bersama selamanya. Seharusnya, aku tidak mempercayi omongan gadis bengundal yang bau kencur seperti mu" Maki seorang pemuda di tengah tanah pemakaman pada salah satu Nisan.

"Maaf, ah tidak! Seharusnya kau yang mengatakan itu bukan aku. Kau tahu kenapa aku kemari? Mungkin ini adalah pertama dan terakhir aku mengunjungi mu karna--" Suara pemuda itu seakan tercekat di tenggorokan dengan mata marah menahan tangis.

"Aku akan pergi jauh-sekali. Bukan hanya kau saja, yang bisa meninggalkan ku. Appa meminta ku melanjutkan study keluar negri" sambungnya.

"Aku kemari hanya untuk berpamitan pada mu. Tapi, kau bahkan pergi seenaknya tanpa memberitahu ku. Dasar, gadis begundal-nakal"

Tangan pemuda itu bergerak mengelus batu nisan kemudian menaburkan bunga pada gundukan tanah yang terlihat masih basah.

Dengan langkah gontai pemuda itu berjalan meninggalkan Area tanah pemakaman. Tanpa di sadari pemuda itu sosok tak kasat mata tengah mengikutinya dari belakang.

Langkah sosok tak kasat mata itu harus terhenti saat pemuda tampan memakai setelan jas hitam rapi tiba-tiba muncul di hadapannya.

"Hentikan ini ! Secepatnya kau harus ikut dengan ku. Tempat mu, bukanlah di sini"

"Malaikat Felix! tolong izinkan aku bertemu Suga Sunbaenim. Sebelum kau membawa ku pergi bersama mu" pintanya.

*********

Taehyung tengah menemani Jisoo di rumah sakit. Sudah satu bulan lamanya, gadis itu tak sadarkan diri setelah melakukan operasi cengkok jantung. Operasi berjalan lancar, hanya saja sampai sekarang Jisoo belum juga sadar.

"Jisoo-ah, kapan kau akan bangun? Sudah lama sekali aku menunggu mu Apa kau tidak merindukan ku? " Taehyung menghela nafas berat, kemudian mengalihkan atensi ke luar jendela.

Oneshoot VSooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang