Melepaskan? Bagaimana mungkin Taehyung akan membiarkan mangsanya begitu saja.
"Tuan, ibu ku sedang ada di rumah sakit. Sebentar lagi, akan menjalani operasi. Aku mohon tuan, kasihanilah saya"
"Bohong! Kau ingin menipu?" kata Taehyung, sinis.
"Tidak tuan, biarkan aku bertemu ibuku. Setelah itu, tuan boleh melakukan apa saja pada saya" kata Jisoo, pasrah.
Segaris senyum tipis, terlukis di wajah tampan Taehyung. Ia mengambil sebutir pil dalam saku jas lalu menelannya. Taehyung mendekati Jisoo yang menggeliat bak cacing kepanasan lalu mencium-nya secara frontal.
Glek
Sebutir pil kecil di paksa masuk dalam mulut Jisoo membuatnya hingga terbatuk. "Apa itu tadi?" tanyanya.
"Obat penawar" jawab Taehyung kemudian menjauh dari Jisoo.
"Cepatlah! Aku harus mengantar mu ke rumah sakit mana?"
"Eugh--anu, Tuan. Izinkan saya menganti pakaian ini"
"Ya, aku akan menunggu. Cepatlah, sebelum aku berubah pikiran"
Jisoo tersenyum senang, begitu Taehyung keluar ia segera menanggalkan pakaian dan menggantinya dengan seragam sekolah.
*****
Pikiran Jisoo sangat kacau, ia berjalan sambil menunduk di belakang Taehyung.
"Nuna!"
Suara teriakan remaja membunyarkan lamunan Jisoo. "Lino?" ucapnya. Begitu mendonggak, dan melihat anak remaja berlari menghambur ke pelukkanya.
"Nuna, kau pergi kemana saja? Aku menunggu di sini!"
Jisoo melepaskan pelukan Lino kemudia menatapnya lembut. "Kenapa kau ada di sini? Bukannya sekarang masih jam pelajaran?"
"Nuna sendiri? Kenapa datang bersama om-om mengenakan seragam sekolah?" perkataan Lino mampu membuat Jisoo mati kutu. Ia kehabisan kata.
"Siapa yang kau sebut om-om?" kata Taehyung yang menatap Lino tak suka.
Lino segera bersembunyi di balik punggung Jisoo. "Bagaimana kedaan mama?"
"Dokter bilang, mama harus segera melakukan operasi pengangkatan rahim. Agar kanker yang di deritanya tidak menyebar"
"Hei bocah. Kau kembalilah, ke--"
"Lino! Nama ku Lino" potong Lino kesal.
Jisoo merasakan astmofer panas-dingin diantara keduanya. Lino memang tidak pernah melihat Jisoo bersama pemuda lain, kecuali dirinya.
"Lino, sebaiknya kau kembali ke sekolah. Biar Nuna yang akan menjaga Eomma di sini."
"Dia siapa? Kenapa hanya aku saja yang di suruh pergi" tunjuk Lino pada Taehyung.
"Dia--"
"Aku pacarnya. Biasakan diri mu untuk memanggil ku. Kakak ipar" potong Taehyung, membuat Jisoo melotot kearahnya.
Lino mendecih sebal, "Dasar pembohong. Jika ingin mendapatkan Nuna. Om harus meminta restu ku dulu" ketus Lino. Kemudian berbalik meninggalkan rumah sakit.
"Dasar, bocah sialan!" umpat Taehyung.
"Maaf Tuan, tapi dia adik ku. Kenapa kau bilang padanya jika aku itu pacar mu?" kata Jisoo, tidak terima.
"Wae? Sebelum berangkat lu sendiri yang bilang kalo. Lu mau nuruttin perintah gue. Mulai sekarang. Kita pacaran, jadi biasakan diri mu"
"Yakk, jangan seenaknya--"