bab 7

82 5 0
                                    

hai, balik lagi sama aku si pinepineaples xixi,

nah udah siap buat cerita Aretha yang penuh lika liku?

makasi ya kalian yang udah mampir ke lapak aku.

jangan lupa vote sama tinggalin jejak di komentar, makasi orang orang baik:)

***

"Muka lo pucet, yakin gapapa?" Tanyanya pada Aretha.

"Gue gapapa, makasih udah nganterin gue pulang." Ucap Aretha.

 Setelah itu Aretha memasuki rumahnya, namun tidak seperti biasanya jika Aretha memasuki rumah akan disambut dengan kata – kata yang pedas, kali ini Aretha tidak menemukan siapapun dirumahnya, hanya ada satpam dan Bi Ijah selaku asisten rumah tangga.

"Mungkin papa sama bang Kenzie masih dikantor." Ujar Aretha bermonolog.

"Neng Aretha kenapa pucet banget? Neng Aretha sakit?" Tanya Bi Ijah khawatir.

 "Ngga bi, Retha gapapa, cuma pusing aja kok." Jawab Aretha sekedarnya.

"Neng Aretha mau makan apa biar Bi Ijah masakin, neng Aretha mau makan bubur?" Tawar Bi Ijah.

Bi Ijah memang begitu perhatian dan peduli dengan Aretha, karena Bi Ijah sudah merawat Aretha sejak masih bayi dan begitu menyayangi Aretha.

Bahkan Bi Ijah yang sering memberi Aretha makan ketika dia dihukum karena melakukan kesalahan. Bagi Bi Ijah, Aretha lebih dari sekedar anak majikannya, namun Aretha sudah dia anggap seperti anak kandungnya.

 "Ngga bi Retha bisa makan yang ada kok Bi," Ucap Aretha sambil tersenyum.

 Aretha pun memutuskan untuk melanjutkan langkahnya ke kamar, kepalanya terasa sangat sakit. Sesampainya Aretha di kamar kemudian dia meminum obat yang kemaren diresepkan dokter Ayu. Setelah meminum obatnya sakit kepala Aretha bahkan semakin terasa.

Aretha akhirnya memilih untuk mengistirahatkan badannya dan mulai masuk ke dalam alam mimpi.

*** 

Aretha bangun tidur dan menyadari jam menunjukan pukul 7 malam, akhirnya Aretha terbangun lalu mandi karena dia tertidur dengan keadaan masih memakai seragam sekolah, bahkan badannya sudah terasa lengket.

Setelah selesai membersihkan dirinya akhirnya Aretha menekan nomor yang ada di hpnya dengan nama Arthur^ dengan tujuan memberinya kabar.

Setelah panggilan tersambung...

"Hallo?" sapa Aretha

"Hallo?"

Aretha memastikan tidak salah memencet nomor, dan benar yang dia telepon adalah Arthur, namun Aretha masih belum bisa mencerna, mengapa yang menjawab suara perempuan?

"Ini siapa ya?" Tanya Aretha memastikan.

"Oh maaf Aretha, aku Cleo, Arthur lagi ke kamar mandi, ada apa biar nanti aku kasih tau ke Arthur."

"Oh iya Cle, nanti aja aku telepon Arhur lagi, kalian lagi dimana?" Tanya Aretha.

"Aku lagi di rumah Arthur tadi sepulangdari café aku diajak Arthur ke rumahnya, gapapa kan aku pinjem Arthur nya?"

 "Gapapa Cle, jangan lupa bilang Arthur suruh telepon balik aku ya Cle."

"Iya Ar nanti aku omongin ke Arthur."

Aretha lalu mematikan panggilannya dengan Arthur, atau lebih tepatnya panggilan dengan Cleo lewat nomor Arthur. Entah mengapa terbesit rasa sesak di dadanya.

"Bahkan sampai malam Arhur masih bersama Cleo dan lupa memberinya kabar atau lebih tepatnya penjelasan?." Pikir Aretha.

Aretha lalu berjalan turun menuju dapur, dia baru sadar ternyata terakhir kali dia makan adalah ketika sarapan di sekolah bersama teman – temannya, pantas jika sekarang cacing di perutnya sudah berdemo meminta di isi.

Namun ketika sampai dapur Aretha sama sekali tidak menemukan keberadaan Papa dan kakak sulungnya.

"Bi, papa sama bang Kenzie kemana?" Tanya Aretha kepada Bi Ijah.

"Bapak sama den Kenzie lagi di luar kota neng, kira kira semingguan disana, ada urusan bisnis yang gabisa diwakilkan." Jawab Aretha.

Aretha merasa lega karena ini berarti dia akan terbebas dari amukan papa dan kakak sulungnya, meskipun hanya seminggu.

***

aretha beruntung gais ditinggal papa sama kakaknya keluar kota, jadi dia ngga bakalan kena amukan keduanya.

kalo menurut kalian, Cleo itu baik apa ngga ges? jawab di kolom komentar ya,

mau bilang apa ke Arthur?

mau bilang apa ke Cleo?

mau bilang apa ke Aretha?

jangan lupa vote juga gais biar aku makin semangat buat update ceritanya.

see u next part babay

ARETHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang