bab 35

103 4 0
                                    

hai gais, kembali lagi sama aku xixi

nah sekalian aku pengen up sampe akhir aja deh biar ngga kepikiran wkwk, komen ya kalo kalian setuju,

welcome back to Aretha's world xixi

jangan lupa buat pencet tombol vote sama tinggalin jejak di kolom komentar ya, makasi kalian orang-orang baik muah

***

Aretha tengah terbaring di ranjang rumah sakit, sudah seminggu ini Aretha tidak sadarkan diri. Saat ini Abraham dan Kenzie sudah menerima Aretha sebagai keluarga Mahawira.

Abraham dan Kenzie sadar bahwa kemtian Kirana memang sebuah takdir Tuhan dan mereka sudah mengikhlaskannya. Abraham dan Kenzie menyesal telah memberlakukan Aretha dengan buruk.

Ketika Kenzie sedang menunggui Aretha di kamarnya, terasa ada pergerakan dari tangan Aretha dan saat itu juga Kenzie langsung memencet bel didekat ranjang Aretha agar dokter segera memeriksanya.

Ketika Aretha selesai diperiksa dokter, Aretha mulai membuka matanya. Dokter Ayu diangkat sebagai dokter pribadi Aretha oleh Abraham, setelah Abraham tau akan penyakit yang diderita anaknya.

Dokter Ayu keluar kamar Aretha dan mengajak Abraham untuk keruangannya demi membicarakan penyakit Aretha.

Setelah sampai di ruangan Dokter Ayu, Abraham kemudian duduk di kursi seberang Dokter Ayu, "Jadi bagaimana perkembangan kondisi Aretha?" tanya Abraham.

Dokter Ayu menghembuskan nafas panjang, "Aretha harus segera di operasi, tumor di kepalanya sudah sangat membahayakan kesehatan Aretha." Jawab Dokter Ayu.

Pertama kalinya Abraham menitihkan air matanya setelah kehilangan istrinya, "Lakukan yang terbaik untuk Aretha dokter, berikan pelayanan terbaik, berapapun biayanya akan saya tanggung." Ucap Abraham.

"Baik pak jika begitu mungkin lusa kita akan melakukan operasi terhadap Aretha, dan kami akan berjuang dengan semaksimal mungkin." Ucap Dokter Ayu.

Kini Aretha sedang berada di hamparan kebun bunga yang nampak sangat indah, begitu harum dan sangat menyegarkan. Ketika Aretha mengedarkan pandangannya, ada seseorang yang berbaju putih seeprti miliknya berjalan mendekatinya dan memeluknya.

"Aretha sayang, mama merindukanmu."Ucapnya.

"Mama? Apa kamu mamaku?" Tanya Aretha kemudian diangguki dan ia tersenyum ke arah Aretha, senyum yang mampu memikat siapapun yang melihatnya, senyum ketulusan.

"Aretha kangen sama amma, selama ini Aretha sama sekali belum pernah melihat mama barang sekalipun, Aretha ingin ikut bersama mama." Ucap Aretha.

"Tidak sekarang Aretha, kamu masih harus menyelesaikan urusanmu, baru kita bisa pergi bersama" Ucapnya kemudian menghilang dari pandangan Aretha.

Bersamaan dengan Aretha yang terbangun dar impinya, Aretha juga tersadar dari pingsannya.

"Mama," Ucap Aretha lemah.

Abraham kemudian meninggalkan ruangan dokter Ayu dan menuju kamar Aretha, dia melihat dari balik pintu, ketika Kenzie dan Aretha sedang berbicara, namun sebelum itu Abraham memberikan waktu kepada Kenzie agar leluasa untuk berbincang dengan adiknya.

"Aretha," Panggil Kenzie kemudian.

"Aa..abang? kenapa Aretha bisa disini? Abang ngga kerja?" Tanya Aretha sedikit takut jika kenzie akan mebentak atau berlaku kasar padanya.

"Maafin Abang dek, selama ini abang udah dendam sama lo, padahal lo sama sekali ngga salah atas kematian mama, maafin abang dek, maaf." Ucap Kenzie tulus sambil mencium lembut tangan adiknya.

ARETHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang