alo gaiss, welcome back xixi,
di part ini aku bakalan kasih bumbu - bumbu penderitaan buat Aretha si primadona SMA Galaxy ya gaiss,
jangan lupa buat vote sama komennya, makasii kalian :))
***
"Saya harap kamu bisa menerimanya Aretha, kamu terkena tumor otak stadium akhir. Bahkan ukuran tumor kamu sudah cukup besar" Ucap dokter Ayu.
Bendungan Aretha seakan runtuh, air matanya lolos begitu saja. "Apa saya bisa sembuh dok?" Tanya Aretha kepada dokter Ayu tetap dengan senyum manisnya.
"Kamu mungkin tidak bisa sembuh total Aretha, namun dengan bantuan obat dan menjalankan operasi pengangkatan tumor, dan dengan izin Tuhan maka umurmu bisa menjadi sedikit lebih panjang, kamu harus tetap semangat dan jangan pernah putus asa Aretha, saya yakin kamu pasti bisa." Ujar dokter Ayu menyemangati.
"Apa tidak ada jalan lain selain operasi pengangkatan tumor dok?" Tanya Aretha.
"Sayangnya tidak ada Aretha, bahkan jika kamu menjalankan operasi pengangkatan tumor sekalipun kemungkinan untuk sembuh kecil, namun kamu beruntung karena posisi tumor kamu masih memungkinkan untuk diadakannya operasi." Jawab dokter Ayu.
"Baik dokter, saya pamit, terima kasih dok." Pamit Aretha sembari tersenyum ke arah dokter Ayu, sementara dokter Ayu hanya mengangguk dan membalas senyum Aretha.
"Jangan lupa Aretha seminggu sekali kamu harus rutin untuk memeriksakandiri kesini." Ucap dokter Ayu kemudian diangguki oleh Aretha.
Setelah keluar dar ruang dokter Ayu, Aretha lalu berjalan kearah apotek untuk menebus obat yang telah diresepkan dokter Ayu. Setelah selesai Aretha langsung pulang ke rumah untuk beristirahat.
Selama perjalanan pulang Aretha hanya diam dan memikirkan bagaimana nasibnya kedepan.
Aretha takut jika dia harus meninggalkan orang – orang yang dia sayangi, disisi lain Aretha tidak mungkin melakukan operasi pengangkatan tumor, selain beresiko dia tidak mungkin memiliki uang sebanyak itu.
Aretha merasa sangat lelah akan kehidupannya, Aretha merasa sangat tidak adil pada takdirnya, Aretha berharap dia terbebas dari beban dunia, namun bukan mati yang ia inginkan.
Ketika Aretha akan menyeberang jalan, Aretha tidak melihat ke arah kanan kirinya, dan hasilnya Aretha hampir terserempet motor jika motor itu tidak berhenti.
"LO GILA? KALO NYEBRANG PAKE MATA!" ujar pengendara motor itu.
Aretha kemudian menegakkan kepalanya dan menatap kearah pengemudi tadi, "Maaf pak," ucap Aretha.
***
Sesampainya Aretha di rumah, ia sudah disuguhkan degna tatapan tajam Abraham dan juga Kenzie.
"Darimana kamu Aretha? Kerjaanmu hanya main – main, apa jangan – jangan kamu habis jual diri Aretha?" Tanya Abraham penuh tekanan pada Aretha.
"A...aaretha habis keluar sebentar pa, ta..tadi habis kerja kelompok di rumah Yura pa." Dusta Aretha.
PLAKK!!
Suara tamparan ke arah pipi Aretha, namun bukan Abraham, melainkan Kenzi, kakak Aretha.
"UDAH BERANI BOHONG LO? JELAS – JELAS TADI GUE LIAT TEMEN – TEMEN LO KELUAR TERUS LO NGAPAIN DI RUMAH YURA? MALING LO?!" Bentak Kenzie.
"SEBENARNYA DARI MANA KAMU ARETHA?" Bentak Abraham kemudian.
"Aretha habis dari rumah sakit pa, Aretha ngerasa pusing juga lemas, jadi Aretha harus periksa." Ucap Aretha jujur.
Namun bukan sebuah rasa iba dari papa maupun kakaknya Aretha justru mendapatkan cacian dari keduanya.
"Ngapain lo ke rumah sakit? Hamil lo? Anak laki – laki mana yang ada di kandungan lo? Dasar jalang!" Ucap Kenzie.
"Apa benar kamu hamil Aretha?" Tanya Abraham menyelidik.
"Aretha ngga hamil pa, bang, Aretha cuma masuk angin biasa." Dusta Aretha.
Kenzie kemudian menendang perut Aretha, "Gue cuma mau mastiin kalo lo beneran ngga hamil! Kalopun lo beneran hamil biar sekalian anak lo mati!" Ucap kenzie.
Aretha kemudian menahan rasa sakit yang ada di perutnya, merasakan tendangan Kenzie yang sangat kuat.
Kenzie kemudian meninggalkan Aretha yang tengah kesakitan, sementara Abraham jangankan untuk peduli pada Aretha, bahkan menatap Aretha pun dia tidak sudi.
Aretha yang sudah tidak kuat menahan tangisnya lalu berjalan tertatih menuju ke kamarnya, di dalam kamar Aretha hanya bisa menangis dan meratapi nasibnya.
Aretha awalnya ingin jujur menceritakan penyakitnya, namun urung karena respon papa dan kakaknya.
"Tuhan kenapa ngga ambil nyawa Aretha? Retha capek sama hidup Retha! Apa dengan penyakit Retha masih kurang? Kapan papa sama bang Kenzi bakalan akuin Retha menjadi keluarga mereka Tuhan? Kapan Retha bakalan mendapatkan kasih sayang mereka Tuhan?" Tangis Retha pecah, bahkan siapapun yang mendengarnya akan tau bagaimana beratnya beban yang dipikul seorang Aretha.
***
nah sekarang udah kejawab kan, Aretha ke dokter karena dia punya penyakit serius, bukan hamil.
mau bilang apa sama Aretha?
mau bilang apa sama Kenzie?
jangan lupa kasih bintang sama tinggalin jejak lewat komentar ya gais,
makasi :*
KAMU SEDANG MEMBACA
ARETHA
Teen FictionAretha, gadis cantik yang terlihat kuat namun memikul beban hidup yang berat. Semenjak lahir Aretha harus kehilangan ibunya, bahkan sampai di usia remajanya Aretha tak pernah mendapatkan kasih sayang keluarga. Sampai Aretha bertemu dengan Arthur...