bab 26

84 5 0
                                    

hai ges, jadi aku kembali lagi dengan bab baru.

tanpa berlama lama lagi, mari kita masuk ke dalam dunia Aretha.

jangan lupa vote sama tinggalin jejak di kolom komentar. 

makasi manusia baik :)

***

Setelah mengantarkan Aretha pulang ke rumahnya dengan selamat, Arthur langsung melajukan motornya untuk kembali ke rumah.

Arthur tidak bohong bahwa Arthur tidak pernah merasakan bahagia seperti saat ini, mungkin bagi orang lain hal ini sangat sederhana, namun bagi Arthur justru kesederhanaan itu yang membuatnya begitu bahagia.

Sesampainya di rumah, Arthur masih menyunggingkan senyumnya.

"Arthur pulang" ucap Arthur ketika memasuki rumah.

"Anak bunda kaya lagi seneng banget kenapa?" Tanya Dafina kepada anaknya.

"Biasa anak muda." Ucap Arthur kemudian menuju kamarnya.

"Biasalah bun, paling juga habis main sama pacarnya." Ucap Adam.

"Seratus buat papa. " Ucap Arthur sambil mengacungkan kedua jembolnya.

Arthur memang bisa berubah menjadi pribadi yang hangat didepan orang – orang yang disayanginya.

"Arthur langsung ke kamar ya bun, yah?" pamit Arthur langsung menuju ke kamarnya.

Sesampainya di kamar, Arthur merebahkan tubuhnya di kasur king sizenya.

"Gue ngga pernah ngrasain bahagia kek gini sebelumnya, padahal ini sederhana banget, bahkan gue Cuma pulang bareng sama Aretha, bahkan gue udah sering nganterin dia." Ucap Arthur bermonolog.

"Ar, kenapa si lo nguras otak gue Ar." Arthur menghela nafasnya, lalu mengambil ponselnya.

Arethaa

Ar,

Besok aku jemput kamu ya,

Kita berangkat sekolah bareng, tungguin aku

See u❤❤

Setelah mengirimkan pesan kepada Aretha, Arthur kemudian membersihkan dirinya dan beristirahat.

***

Pagi harinya Aretha benar – benar menunggu Arthur di depan rumahnya.

Aretha sudah menunggu lebih dari 30 menit, namun Arthur sama sekali belum menampakan dirinya, Aretha sudah merasa sangat lemas, bahkan dirinya belum sarapan sama sekali karena sibuk bersiap siap.

Ketika Aretha memutuskan untuk berangkat sendiri karena jam sudah menunjukan bahwa sekolah hampir dimulai, tiba – tiba pandangannya menggelap.

***

Jam sudah memasuki waktu 7.20, artinya 10 menit lagi maka bel akan segera berbunyi, namun belum ada tanda – tanda kedatangan Aretha, ketika teman – teman Aretha menatap ke Aretha gerbang mereka menemukan Arthur, namun bukan Aretha yang ada di belakangnya, melainkan Cleo.

Ketika Arthur sudah sampai ke parkiran, dirinya langsung diberikan pertanyaan dari teman – teman Aretha.

"Loh, lo ngga sama Aretha?" Tanya Alika.

"Ngga, emang belum dateng?" Tanya Arthur kembali.

"Kata Aretha dia mau berangkat bareng lo, jadi tadi kita niatnya mau ngajak Aretha barengan dia nolak." Ucap Aruna.

"Jangan bilang lo lupa jemput Aretha, Thur!" Ucap Bella ketus.

"Gue tadi buru – buru jemput Cleo, palingan juga nanti Aretha dateng, lagian Arion juga belum dateng kan? Palingan mereka berangkat bareng." Ucap Arthur kemudian mengajak Cleo menuju kelasnya.

Sekolah sudah memasuki jam pertama, namun Aretha sama sekali belum menampakan dirinya di sekolah, bahkan Arion juga belum menampakan dirinya.

"Ar, lo kemana si? Jangan bikin gue khawatir Ar, gue jadi merasa bersalah sama lo." Batin Arthur

***

Di tempat lain Arion sedang menunggui Aretha yang sedang tidak sadarkan diri. Arion menatap lekat wajah Aretha yang terlihat damai.

Arion memang selalu memantau Aretha dari jauh, ketika tadi pagi Aretha akan berangkat bersama teman – temannya, Aretha justru menolaknya, padahal Arion tahu jika tadi pagi Arthur akan menjemput Cleo.

Akhirnya Arion memutuskan untuk menunggu Aretha hingga gadis itu beranjak, namun ketika Aretha akan melangkahkan kakinya justru Aretha jatuh pingsan.

Tanpa berfikir dua kali, Arion langsung membawa Aretha menuju rumah sakit, untunglah Arion membawa mobilnya hari ini.

Ketika Arion sampai di rumah sakit, dokter menyatakan bahwa dia sudah beberapa kali melihat Aretha di rumah sakit ini, dan memang Aretha merupakan salah satu pasien dokter Ayu.

Aretha mulai membuka matanya perlahan dan yang dilihatnya pertama kali adalah ruangan serba putih dan bau obat yang menyeruak ke indra penciumannya.

"Arion," Ucap Aretha lemah.

"Hai, Ar, lo gapapa kan? Apa yang lo rasain sekarang Ar?" tanya Arion.

"Gue kenapa bisa ada disini Yon?" tanya Aretha.

"Gue tadi gasengaja lewat depan rumah lo, dan lihat lo yang pingsan di depan rumah, gue langsung bawa lo kesini." Arion menjawabnya.

"Kenapa ngga bawa gue masuk ke rumah aja Yon?" Tanya Aretha.

Aretha hanya khawatir jika dokter menyatakan penyakit Aretha yang sebenarnya, dan Arion akan mengetahuinya bahkan sampai berita tersebut bocor ke teman –temannya, meskipun Aretha tau Arion bukan orangyang seperti itu.

"Ar, kenapa lo ngga ngomong tentang penyakit lo Ar?" Tanya Arion dengan wajah khawatirnya.

"Lo tau? Apa tadi ada dokter yang bilang ke lo?" Tanya Aretha.

"Gue minta maaf Ar, sebenernya waktu kita tabrakan di rumah sakit ini waktu itu, gue sempet liat isi amplop lo, hasil pemeriksaan lo waktu itu kan? Dan tadi waktu lo pingsan, dokter ngasih tau gue tentang seberapa parah penyakit lo sekarang Ar." Jelas Arion.

Aretha hanya diam.

"Berobat Ar, setidaknya hidup lo harus lebih lama lagi. Seenggaknya hidup buat orang tua lo, buat abang lo, buat Arthur, buat gue, buat temen – temen lo Ar." Ucap Arion penuh harap.

"Gue janji bakalan berobat Yon, tapi gue mohon lo jangan kasih tau siapa – siapa, jangan ngrasa kasihan juga ke gue." Ucap Aretha lalu tersenyum.

Arion kemudian membawa Aretha ke dalam pelukannya.

"Yon," Ucap Aretha hendak membantah.

"Gue mohon Ar, sebentar aja, biarin gue nyalurin kekuatan ke lo, Cuma sebentar Ar." Ucap Arion, Aretha kemudian membalas pelukan Arion.

***

ada yang udah mulai condong ke Arion?

jangan lupa tinggalin jejak di kolom komentar ya,

mau bilang apa sama Aretha?

mau bilang apa sama Arthur?

mau bilang apa sama Arion?

mau bilang apa sama Author?

jangan lupa vote, makasih manusia baik ")

ARETHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang