Chapter two

1.6K 178 10
                                    

Menjadi trainee disalah satu agensi besar di Korea bukan hal yang mudah.
Jika orang-orang hanya melihat setelah mereka debut tidak melihat darah dan air mata mereka saat merangkak dan mulai melangkah di dunia hiburan itu adalah kesalahan besar.
Begitu juga yang dirasakan gadis muda 23 tahun ini, Kim Jennie gadis yang gigih akan cita-citanya
Sudah 3 tahun dia menggeluti dunianya untuk menjadi seorang model papan atas. Mengorbankan masa mudanya demi cita-cita yang Jennie inginkan
Jennie lelah benar-benar lelah dengan semua perjuangannya namun tidak akan menyerah sampai disitu.

"Kim Jennie " Jennie menoleh mencari sumber suara siapa yang memanggilnya.

"Ahh ne sumbenim " Jennie tersenyum dengan sangat cerah pada salah satu seniornya.

"Jennie-ah apa yang akan kau lakukan setelah ini? "

"Mungkin aku akan ke Minimarket di sembarang gedung agensi. Memangnya kenapa sumbe " Jennie bertanya pada seniornya itu sebab tidak biasanya dia menanyakan kemana Jennie akan pergi

"Aiss padahal aku akan mengajakmu untuk makan siang "

Jennie bingung...
Hey tentu saja bagaimana bisa seorang yang lebih senior mengajaknya makan siang? Jennie memang cukup terkenal tapi belum bisa dinobatkan sebagai Top Model...
Sedangkan seniornya?? Bisa dikatakan untuk rangking Top Model pria dia berada diurutan ke 5 yah Ofcourse dia sangat seksi
Siapa lagi jika bukan Song Min-ho aka Mino

"Miane sumbe, aku benar-benar minta maaf aku tidak bermaksud untuk menolak ajakanmu t-tapi aku masih harus berlatih lagi dan juga aku akan membicarakan beberapa kontrak bran kosmetik bersama managerku "

Tolak Jennie secara halus, memang benar yang Jennie katakan dia masih ada kelas. Bukan berarti setelah debut dan membintangi beberapa iklan tidak membuatnya untuk melupakan latihan bukan.
Jennie juga masih terlalu takut untuk menerima ajakan seseorang makan bersamanya.
Mino bukan orang pertama yang mengajaknya makan bahkan beberapa artis juga sudah menyatakan perasaan mereka pada Jennie tapi Jennie selalu menolak mereka, Bukan bermaksud sombong hanya saja Jennie masih terlalu takut untuk berkencan di usia karirnya yang masih terlalu muda.

"Okey jika itu alasanmu aku akan mengerti. Namun jika kau ada waktu sesekali makan bersamaku aku hanya ingin kita berteman selayaknya teman dekat"

"Ne sumbe, Sekali lagi maafkan aku "

Setelah pertemuan tidak sengaja antara Jennie dan Mino, Jennie akhirnya memutuskan untuk pergi kesuatu Minimarket yang tidak terlalu jauh dari Agensi.
Memang Jennie belum mengisi perutnya sedari pagi, Akibat jadwal yang lumayan padat bahkan mengisi perutnya yang kosong pun sudah sangat sulit untuk dia lakukan.
Jennie mengambil 2 susu kotak 2 roti 1 ramyeon dan air mineral mungkin untuk hari ini cukup dengan makanan itu sudah bisa membuatnya kenyang.

"5.300 won " Kata kasir Minimarket tersebut setelah menghitung total belanjaan Jennie

Saat Jennie ingin membayar Jennie tiba-tiba tersadar jika dia tidak membawa dompet, Karna buru-buru mengejar waktu istirahat dan makan dia lupa membawa dompet dan juga tidak membawa uang cash.

"Mianhee... t-tapi saya lupa membawa uang, Bisaka saya memakannya dulu lalu saya kemari lagi untuk membayarnya? Tempatku bekerja tidak jauh dari sini hanya gedung disebrang sana saja " Mohon Jennie dengan putus asa, dia sudah tidak memiliki tenaga lagi untuk kembali ke Agensinya.

"Maaf nona tidak bisa.. "

Jennie kemudian menyimpan makanannya dan akan bergegas keluar dari Minimarket tersebut, mungkin hari ini dia tidak beruntung untuk merasakan makan siang.

"Permisi Nona... " Suara seseorang menghentikan Jennie saat akan meninggalkan Minimarket.

Jennie menoleh pada suara dibelakangnya. Seorang wanita yang sangat cantik dan berbibir hati itu dalam sekejab berhasil membuatnya terdiam untuk sesaat.

Trust MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang