Chapter Twenty Six

1.4K 247 83
                                    

Matahari terbit mengusik tidur seorang wanita cantik yang tertidur akibat berperang dengan pikirannya. Jennie. Yang bingung saat membuka matanya ternyata matahari sudah terang, Mengingat dimana dia berada dan sosok kecil yang semalam dia pandangi tanpa henti.
Untuk waktu yang lama Jennie akhir nya merasa tidur normal, Tidak minum obat tidur seperti sebelum-sebelum nya. Tidur yang sangat Jennie syukuri berada di antara kedua anak-nya.

Si Kembar masih meringkuk di sisi Jennie. Menjadikan tubuh Jennie sebagai bantal mereka, Hal terindah yang Jennie rasakan saat bangun tidur adalah disambut dengan kedua anak-nya. Jennie elus pipi Si Kembar bergantian, Menyingkirkan rambut yang menutupi wajah anak-nya dan yang paling Jennie kagum adalah dia mendengar dengan jelas di telinganya detak jantung Ruru dan Ruby lagi secara langsung, Bukan lewat rekaman yang selama ini dia punya. Bukan hanya sebuah suara yang bisa membuat Jennie tenang. Tapi, Suara ini adalah pemilik dari rekaman. Detak jantung anak nya! Hanya punya Jennie.

Jennie sebagai ibu.

Beberapa menit kemudian Ruru akhir nya bangun lebih dulu, Merentangkan tangannya lucu, Sambil menguap mengucek mata.

Jennie melihat Ruru bangun dan akan menyapa, "Morning, Baby.. " Jennie duduk diikuti dengan Ruru yang ikut duduk.

"Molning, Onty... " Ruru memeluk sebagai sapaan selamat pagi.

Hal yang Jennie tidak rasakan akhir-nya dirasakan sekarang.

"Luby tidul, Onty.. " Tunjuk-nya pada Ruby yang masih meringsut.

Jennie menganggu. Mereka berbicara banyak hal, Jennie senang saat anak-nya itu berbicara dengan suara imut dan menggemaskan. Hari-hari yang Ruru anggap menakjubkan akan dia ceritakan pada Jennie. Jennie senantiasa mendengar dengan seksama.

Sampai suara pintu terbuka. Jennie dan Ruru menoleh, Jisoo datang dengan wajah baru bangun tidur-nya.

Ruru berdiri dan memeluk Jisoo. "Dada!! "

"Morning, Baby.. " Jisoo hadiahkan ciuman bertubi-tubi diwajah Ruru.

"Dada, Luby tidul " Ucap Ruru memberitau Jisoo.

Jisoo anggukan kepalanya.

"Baby, Mama datang " Ruru berdiri antusias bertanya sekali lagi jika ucapan itu benar, "Cepat mandi dan turun, Mama sudah menunggu dibawah "

Mereka turun dari tempat tidur dan berjalan ke Kamar mandi untuk memandikan Ruru.

Jennie? Jangan tanya dia berdiri kaku dengan pernyataan Jisoo.

Mama? Siapa yang selalu Jisoo sebut sebagai mama dari Ruby dan Ruru? Jennie adalah ibu dari si kembar dan fakta itu tidak akan berubah.

Saat Ruru sibuk dengan Jisoo. Ruby akhirnya membuka matanya.

Jennie dengan sigap mendekati Ruby dan memberi ciuman selamat pagi.

"Morning, Baby.. " Jennie kecup lama dan tersenyum.

"Molning.. "Ruby kucek matanya, "Dada mana?"

Beda dengan Ruru, Ruby lebih sering jika saat matanya terbuka wajah Jisoo yang pertama kali dilihat. Tapi, Kali ini Ruby tidak menangis entah kenapa padahal Jennie masih tergolong orang asing bagi mereka.

Jennie dudukkan Ruby, "Dada sedang memandikan Ruru, Sayang "

Ruby mengangguk dan memeluk Jennie. "Onty, Mandi? "

Trust MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang