Chapter Twenty Five

1.5K 244 31
                                    

Disinilah mereka.

Bertemu setelah empat tahun lama-nya, Jensoo melihat perubahan besar dari masing-masing diri mereka. Jennie yang melihat Jisoo sekarang berbeda dari Jisoo yang empat tahun lalu bersama dirinya. Jisoo yang dulu adalah Jisoo yang selalu tersenyum padanya sekarang berubah hampir sembilan puluh persen, Jisoo yang selalu menanpakkan lesung pipinya jika tersenyum saat melihat Jennie sekarang bahkan enggan untuk melihatnya.

Jisoo juga merasa hal yang sama dengan Jennie, Dulu Jennie yang memiliki pipi gummy sekarang sudah tidak ada, Tubuh Jennie jauh lebih kurus dari terakhir kali Jisoo lihat. Namun, Tetap saja Jisoo anggap Jennie yang sekarang adalah Jennie yang sama tidak ingin anaknya.

"Jisoo.. Mereka anakku-kan? " Jennie menatap Jisoo, Dari matanya. Jennie seperti menginginkan sebuah jawaban dari Jisoo.

Jisoo tatap Si Kembar yang sedang bermain satu sama lain, "Tidak. "

"Ruru, Ruby! " Jennie berkedip. Air matanya jatuh, "Jisoo. Tolong jujur padaku "

"Apa yang ingin anda dengar? Bahwa mereka anakmu? " Jisoo sedikit emosi, "Mereka bukan anak mu. Nona, Jennie. "

Nona Jennie.

Sejauh itu sekarang mereka.

"Jisoo.. Aku mohon "

"Apa yang kau inginkan sebenarnya? Bertemu mereka dan menganggap mereka sebagai anakmu? " Jisoo menggeleng, "Tidak. "

Jennie menangis sendu, "Hiks.. Aku Ibu mereka.."

Jisoo tertawa sinis, "Sejak kapan? Sejak kapan kau bisa mengklaim dirimu sebagai ibu dari anak-anakku? Jangan bercanda, Nona "

Jennie menunduk. Tangannya mengepal sedih air matanya jatuh dengan sangat deras, "Jisoo.. Maafkan aku, "

"Maaf? Anda minta maaf? Seorang Jennie? " Jisoo tertawa sambil menepuk tangannya, "Terlambat. Benar-benar terlambat "

"Kenapa kau membawa anakku saat aku bahkan belum sadar? " Kini Jennie tidak mau kalah, "Aku tidak membenarkan sikapku dulu. Tapi, Kamu juga salah, Jisoo. Kamu membawa kedua anakku tanpa sepengetahuan ku "

"Apa masalahmu, Jennie? Kenapa kau seolah membuat aku yang jahat disini? " Jisoo tidak terima, "Kau yang tidak ingin melihat kehadiran mereka dihidupmu lalu kau sekarang berkata aku jahat? Kau sudah gila! "

Fakta masa lalu menghantam kuat Jennie.

"Kenapa tidak dengar penjelasanku.. "

"Penjelasan apa lagi? Mendengarmu dengan kata-kata pedas seolah kedua anakku hanya sebuah kesialan yang berada dipundak mu. " Jisoo tarik nafasnya, "Jennie. Jika kau terluka sekarang bagaimana dengan aku yang empat tahun lalu? Apa kau pernah bertanya padaku apa aku baik-baik saja? Apa aku tidak terluka? APA PERNAH JENNIE KIM!!! " Jisoo teriak marah. Amarahnya tidak terkontrol.

"Melihat dari keadaanmu sekarang.. Kau terlihat sangat bahagia! " Jisoo tersenyum sinis.

Jennie berdiri, Marah. Tuduhan Jisoo tidak benar. Dari mana dia dapat kebahagiaan saat orang yang dia cintai pergi begitu saja?

"Kau salah besar!! Aku sangat tersiksa Jisoo!! Sangat! " Nafas Jennie menggebu-gebu.

Jisoo berkata dingin dan menusuk, "Kupikir meraih cita-cita mu adalah keinginan terbesar dalam hidupmu jadi jangan seolah kau tersiksa sekarang "
Yang Jennie sadari, Jisoo didepannya bukan Jisoo yang dulu. Jisoo sekarang adalah Jisoo yang sangat kasar dan berkata dingin.

Jisoo berdiri mengakhiri pembicaraan mereka, Tidak ada gunanya berbicara dengan kepala yang panas.

"Dada. " Panggil Ruru pada Jisoo.

Trust MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang