Chapter Twenty Three

1.4K 214 22
                                    

Ruang yang sunyi, Hanya terdengar suara deru nafas yang terdengar memenuhi ruangan. Pasien yang beberapa jam lalu berjuang demi hidupnya dan anak-anaknya. Jennie yang masih belum sadar sekarang perlahan membuka matanya sadar, Bahwa perjuangannya untuk bahagia akhirnya datang.

"Jisoo.. " Serak suara Jennie memanggil nama Jisoo.

Joy yang sedang bersama Jennie langsung berdiri dari posisinya, "Jennie.. "

"Dimana Jisoo? " Joy diam, Tidak tau akan menjawab apa. "Joy.. "

Joy ambil gelas yang berisi air untuknya, "Minum dulu, Jen " Lalu Joy membantu Jennie untuk duduk bersandar.

Jennie memang haus, Akhirnya tenggorokannya terasa segar sekarang.

"Ada yang sakit? " Jennie menggeleng. Sejauh ini dia hanya merasa lelah.

"Dimana Jisoo? Anak-anakku dimana? " Tanya Jennie sekali lagi. Hal yang dia inginkan adalah melihat Jisoo dan mememui si kembar.

"Jen, Kau istirahat dulu, setelah pulih baru kau boleh ketemu mereka "

Jennie menggeleng. Rasa ingin melihat anaknya jauh lebih besar dari rasa lelahnya.

Joy tidak bergeming sama sekali masih berdiri tegak dengan kebungkamannya. Jennie juga sadar ada yang tidak beres dari Joy dan keheningan ini.

Saat Jennie akan berbicara lagi, Dokter Song masuk.

"Bagaimana keadaanmu, Jen? " Dokter Song berdiri bertanya pada Jennie.

"Baik. " Jennie menjawab, "Dimana Jisoo? Apa aku sudah bisa melihat anakku? "

Joy dan Dokter saling beradu tatapan. Dan Jennie sekali lagi heran dengan tatapan keduanya.

"Apa yang terjadi? " Jennie bertanya. Perasaannya jadi gelisa. "Dimana anak-anakku dan Jisoo? "

Mereka diam.

Jennie sedikit menaikkan suaranya, "Joy! Dokter! "

"Tenang, Jen. Jangan terlalu banyak bergerak " Akhirnya dokter Song bersuara.

"Aku bilang dimana anakku!! " Jennie teriak marah. Ada yang tidak beres.

Jennie berdiri dari duduknya dan siap melangkah mencari Jisoo.

"Jennie. Kau baru habis melahirkan! " Joy menahan Jennie.

"Aku mau Jisoo!! Anakku!! "

Perasaan Jennie menjadi takut. Ingatannya seketika terlintas saat kata-kata yang dulu dia keluarkan teringat kembali.

"Aku akan menghilang, Dari kehidupanmu. Jangan bunuh anakku "

"JISOO!! "

Jennie terus berteriak histeris. Air matanya jatuh berlinang dengan deras.

Hidupnya hancur.

Kebahagiannya juga ikut hancur.

"JISOO!! hiksss..Jangan bawa anakku!! "

Beberapa perawat datang atas permintaan dokter Song, Mereka membawa sebuah suntik untuk Jennie agar tenang. Dokter Song sendiri sudah bisa memastikan hal ini akan terjadi mengingat betapa hancur nya Jennie dengan fakta yang terjadi.

Beberapa saat Jennie mulai sadar dari tidurnya saat obat penenangnya disuntikkan.

Jennie menangis dalam diam. Menyesali apa yang terjadi semua karena nya. Semua hal yang terjadi itu adalah perbuatannya. Jisoonya telah pergi bersama kedua anaknya.

Tidur memiring dengan air mata yang mengalir deras.

Joy masuk setelah berbicara dengan Dokter, "Jennie " Joy elus punggung Jennie. "Makan dulu "

Trust MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang