Chapter Thirteen

1.3K 163 30
                                    

Rose menyeret Jisoo untuk masuk lebih dalam kerumahnya.

Rumah besar yang bak istana itu sangatlah megah bahkan Jisoo sampai tidak berhenti takjub dengan kemegahan yang dia lihat. Kakinya bahkan tidak tega untuk menginjak lantai yang bisa Jisoo tebak harganya bukan main-main.

"Unnie~ Sini duduk. Dan, Berhenti berdiri "

Jisoo terus berdiri bukan hanya karna takjub tapi dia juga merasa familiar dengan tempat ini. Tidak! Bukan karna tempat, Tapi mungkin lebih ke suasananya.

"Chaeng. Aku merasa dejavu, Mungkin dikehidupan yang lalu aku pernah tinggal disini "

Jisoo masih denial dengan perasaan yang dia rasakan. Bukan rumah itu tentu saja! Rumah ini ada setelah Jisoo menghilang dan setelah Nyonya Kim bangun dari komanya, Tuan Kim yang tidak mau tinggal dirumah yang masih dihantui oleh bayang-bayang anaknya memilih pindah kerumah baru yang mereka rencanakan dulu akan pindah saat Rose lahir dan sebelum Jisoo menghilang. Jadi, Jika yang Jisoo rasakan itu wajar karna memang rumah ini sudah ada namun belum ditempati sebelum Jisoo menghilang.

"Unnie boleh tinggal sesuka Unnie jika mau "

Jisoo menggeleng. Sungguh rumah ini sangat bagus, Tapi bukan untuk dia tinggali. Rumah ini jauh dari jangkauannya.

Jisoo perhatikan rumah ini banyak foto-foto yang dipajang di dinding, Ukurannya juga besar-besar semua, Ada foto pernikahan yang Jisoo tebak adalah foto pernikahan orangtua Rose, Ada foto besar yang lengkap mereka bertiga, Appa Kim yang terlihat duduk Rose dan Eomma Kim berdiri dibelakang Appa Kim.
Masih terus asik melihat foto-foto, Jisoo fokus ke foto besar yang disana terlihat sepasang suami istri dengan perut perempuan itu membesar, Sedang hamil. Dan, Laki-laki yang memeluknya dari belakang sambil memegang perut sang istri.

Rose melihat dengan jelas bahwa Jisoo sedang serius memandangi foto yang bisa dibilang berbeda dari foto-foto yang lain.

Padahal foto itu adalah foto Eomma Kim dan Appa Kim dengan Jisoo didalam perut Eomma.

"Itu adalah foto Unnie " Jisoo kaget dan menoleh kearah Rose, "Unnieku---"

"Dimana dia sekarang? "

Didepanku dan sedang berbicara padaku sekarang Ingin rasanya Rose berkata dengan keras bahwa Jisoo adalah Unnienya.

"Unni-- "

Potong Eomma Kim, "Anak-anak. Kalian sudah makan? "

"Eomma ini masih jam sore. Belum saatnya untuk makan " Ujar Rose. Biarkan mereka habiskan waktunya untuk bersama Jisoo, Mumpung Jisoo mau datang dirumahnya.

Appa Kim datang dan langsung duduk disamping Jisoo. Ingin rasanya dia memeluk anaknya itu.

"Nak Jisoo. Kau tinggal dimana? "

"Aku tinggal di Apartemen, Paman. Sama Lisa sahabatku "

Paman? Anakku sendiri memanggilku paman.

Eomma Kim juga datang dan langsung menggeser Rose yang sedari tadi memeluk lengan Jisoo disampingnya. Walau sedikit kesal Rose menggeser duduknya dan membiarkan Eommanya duduk disamping Jisoo.

"Orangtuamu? "

"Orang tuaku-- Mereka sedang dikampung. Aku datang merantau dikota sendirian " Senyum Jisoo, Tapi, Jelas itu senyum yang palsu semua tau itu.

Kenapa Jisoo berbohong dan tidak memberitau sebenarnya? Karna Jisoo merasa tidak mau jika menceritakan keadaan orangtuanya yang menghilang, Ini juga baru pertemuan pertama dengan orangtua Rose tidak baik menceritakan terlalu banyak tentang dirinya, Itu yang dipikirkan Jisoo.

Trust MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang