Ruang senduh menyelimuti hati Jisoo.
Pertemuannya dengan Jennie begitu menyakitkan. Bukan melepas rindu yang terpendam yang Jisoo rasakan. Tapi, Perkataan dan keputusan Jennie yang menyakiti harinya.
Demi apapun Jisoo sangat terpukul saat ini.
Aku tidak mencintaimu.
Kasta kita berbeda.
Kau seorang penjaga toko dan aku seorang model.
Apa sebegitu tidak berartinya Jisoo untuk Jennie?
Jisoo sudah cukup merasa tidak diinginkan oleh orangtuanya sekarang ditambah lagi oleh Jennie. Apa Jisoo bisa bertahan?
Jisoo tidak sanggup. Jisoo tidak sekuat itu.
Air mata Jisoo masih terus berjatuhan. Rasa sakitnya tidak terhingga. Jennienya tega melakukan ini padanya.
Sampai kapan? Sampai kapan. Jisoo akan selalu menderita.
Berpisah dari keluarga adalah luka terbesarnya. Dan, Sekarang seluruh cinta dalam hatinya juga ikut meninggalkannya.Jennie adalah cinta pertamanya. Dia juga yang mengenalkan Jisoo apa arti mencintai, Jisoo, Tidak pernah mau mendekati seseorang dari dulu walau banyak yang mendekatinya. Tapi, Saat cintanya tiba, Jennie yang Jisoo pikir adalah cahaya dalam hidupnya ternyata menjadi luka yang sama sakitnya.
Jika saja Jisoo tau jika akan seperti ini lebih baik dia mencintai Jennie dalam diam. Tidak mengungkapkan perasaannya pada Jennie yang hanya akan menjadi luka pada akhirnya.Apa Jisoo tidak diperbolehkan untuk bahagia? Walau hanya sesaat?
Dring...
Jisoo hapus air matanya, Menarik nafasnya dalam sebelum mengangkat panggilan dari adiknya. Rose.
"Aku baik-baik saja--Ne. Sampai jumpa Chaeyoungie"
Jisoo tutup panggilan mereka. Masih dua jam lagi dia akan bertemu adiknya, Jisoo sebenarnya tidak ingin bertemu atau diganggu sekarang. Tapi, Jisoo tidak bisa menolak jika yang meminta itu adiknya sendiri.
Dengan nafas berat Jisoo akan kembali ke tempat kerjanya. Padahal awalnya Jisoo akan meminta isin diwaktu shif nya untuk pulang lebih dulu dan akan berganti dengan Minjoo. Namun, Pertemuan dengan Jennie tidak cukup dua puluh menit akhirnya Jisoo akan kembali bekerja seperti biasanya.
"Oh, Kau sudah kembali Soo " Jisoo masuk dan langsung memasang jaket dan tanda pengenalnya. "Kau sudah bertemu kekasihmu? " Minjoo tau, Karena sebelum Jisoo pergi senyumannya tidak pernah hilang.
"Berjalan buruk. Sangat buruk "
Minjoo berhenti dari kesibukannya dan menatap Jisoo, "Apa yang terjadi? Kalian putus? "
"Apa aku bisa bilang kami putus sedangkan hanya aku yang mencintainya? "
"Aww sangat buruk. Kim Jisoo dicampakkan--apa kau butuh pelukan? " Minjoo bentang kedua tangannya, Berharap Jisoo memeluknya untuk membagi kesedihannya.
"Gomawo Minjoo. Tapi, Aku baik-baik saja. Hanya belum terbiasa "
"Katakan padaku, Siapa orang itu? " Minjoo bergerak seakan menggulung lengan bajunya dan mengepalkan kedua tangannya. "Aku akan memberikan pelajaran! "
Jisoo terkekeh pelan, Sikap Minjoo sangat menghibur baginya.
"Kau tidak akan bisa mengusiknya. Dia cukup kuat dan terkenal "
"Ohoo, Sepertinya kekasihmu--ohh mantan kekasihmu itu belum tau Lee Minjoo ya! " Lihat, Sekarang Minjoo berdecak pinggang. Sangat sombong.
"Selagi dia bukan Jennie Kim model yang terkenal itu aku tidak takut "