Maaf saya lama up. Kalau udah mau beres gini suka makin bingung. Hati-hati waktu bikinnya.
Semoga kalian suka.
Enjoy.
Jangan lupa vote sama komentarnya
💚"Mah, udah besok lagi aja. Mas Pandu pasti pulangnya malem banget." Kata Retno saat Rika tetap bersikukuh menunggu di unit apartemen milik Pandu. "Lagian gak enak kalau Mas Pandu dateng, dia pasti mau istirhat."
Rika langsung menggeleng cepat. "Gak mau. Mamah bakal terus nunggu. Besok mamah ada janji penting sama klien. Lagian kan yang kasih mamah passwordnya Pandu sendiri, dia bilang kalau mamah boleh dateng kapan aja kesini."
Merasa susah berdebat dengan Rika, Retno membatin sebelum membalas perkataan Rika.. "Ya tapi kan ini lagi beda situasinya, mah."
Sambil membetulkan posisi duduknya Rika tetap tidak mau mundur. "Pokoknya mamah tetep mau nunggu."
Akhirnya Retno tidak punya pilihan lain lagi, mamahnya mempunyai sifat keras kepala yang jauh lebih keras dibandingkan dirinya sendiri. Jadi daripada tenaganya dihabiskan untuk berdebat, Retno lebih baik diam saja. Tunggu, terus ditunggu sampai sudah dua jam berlalu orang yang ditunggu keduanya pun akhirnya datang dengan wajah yang sangat kusut dan pucat. Pakainnya tidak serapih biasanya. Retno langsung merasa prihatin. "Mah..." seru Pandu ketika sudah menutup pintu. Wajahnya bingung melihat keberadaan calon ibu mertuanya. Namun, ekspresi wajah Pandu berubah saat melihat keberadaan Retno juga yang duduk di samping Rika.
"Akhirnya kamu dateng, Ndu." Balas Rika. "Maaf ya mamah dateng gak bilang-bilang dulu, mamah mau ngobrolin sesuatu."
Pandu duduk di sofa single yang ada di hadapan Rika dan Retno. "Gak apa-apa mah, cuman aku yang jadi gak enak mamah harus nungguin aku." Tas berisi laptop yang sedari tadi dibawanya disimpan Pandu terlebih dulu.
Rika menggeleng sambil tersenyum. "Gak apa-apa, Ndu ini kan salah mamah karena udah dateng gak bilang-bilang dulu sama kamu. Maaf ya mamah terpaksa harus ngomong malem-malem gini. Besok mamah ada meeting di Surabaya."
"Gak apa-apa mah, mau minum apa?. Biar Pandu buatin." Pandu baru saja akan berdiri dari duduknya untuk membuatkan teh, tapi Retno buru-buru berdiri. "Biar aku aja, mas." Walaupun tidak dilirik sedikitpun oleh Pandu, Retno tetap melangkah ke dapur sambil menguatkan hati sendiri.
Dari dapur, sembari membuat minuman Retno memasang telinganya lebar-lebar. "Begini Pandu, mamah sudah tau apa yang sekarang lagi terjadi. Retno juga udah cerita dan jelasin ke mamah." Jarak dapur dan ruang keluarga di unit Pandu itu tidak terlalu jauh. Retno jadi bisa mendengar jelas apa yang dikatakan oleh mamahnya bahkan helaan nafas panjang Rika, Retno bisa mendengarnya sangat jelas. "Dalam kasus ini Retno bersalah, tapi mamah juga merasa ikut bersalah. Dari Retno masih SD mamah udah jarang ada di rumah, mamah gak ngasi perhatian juga arahan ke Retno. Mamah cuma bisa ngasi materi dan mengabulkan apapun yang dia pengen selama itu bisa dibeli. Sehingga Retno tumbuh jadi anak yang berubah-rubah kalau mengambil keputusan, egois dan selalu pengen di mengerti." Jelas Rika dengan suara yang mulai serak.
Tidak berani mendekat karena takut merusak suasana, Retno lebih memilih diam dengan tangan yang memegang cangkir.
"Retno itu bener-bener cinta dan sayang sama kamu. Retno gak akan minta maaf apalagi mengakui kesalahannya kayak yang dia lakuin ke kamu kalau dia gak punya perasaan itu karena taruhannya Retno akan gagal nikah buat yang kedua kalinya. Kalau Retno yang biasanya mungkin dia akan minta mamah yang menyelesaikan masalahnya dan tetep diem, gak bilang apa-apa sama kamu." Lanjutan Rika membuat Pandu diam. Sementara Retno mulai meneteskan air mata.
"Pandu, mamah yakin cuma kamu yang terbaik buat Retno. Cuma kamu yang tulus ngasih perhatian dan bisa jadi pembimbing yang baik buat Retno." Suara Rika sekarang sudah menangis. "Retno itu sebenarnya cuma anak yang kurang kasih sayang. Dia aslinya anak yang manis dari dulu. Dia nolong orang lain tanpa perlu diminta, mamah tau karena dari catatan keuangannya dia bayarin anak asuh yang lagi kuliah, namanya Tia. Mamah juga tau Retno itu bukan orang yang jahat. Mamah bisa yakinin dari kasus waktu Poppy selingkuh sama calon suaminya, Retno memilih menjauh tanpa menyakiti atau melakukan hal yang sebenarnya dia mampu." Kini suara tangis Rika tersedu-sedu. "Tolong Pandu kasih kesempatan dan maaf buat anak mamah, Retno. Mamah gak mau hidupnya hancur, dicemooh banyak orang dan kembali seperti dulu. Sejak kenal kamu Retno banyak berubah." Belum pernah Retno melihat mamahnya memohon seperti ini. Sekalipun papahnya dulu terang-terangan akan pergi ke rumah cewek lain, mamahnya itu tidak pernah memohon-mohon seperti sekarang. Ego mamahnya sangatlah besar seperti dirinya. Jadi melihat mamahnya tangis Retno turun kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langkah Kaki
RomanceTertarik dengan seseorang yang pernah dia sia-siakan di masa lalu adalah hal yang berat sekaligus rumit bagi Retno. Apalagi kalau seseorang ini sudah memiliki keluarga. Bimo, laki-laki yang pernah dicampakkan olehnya perlahan telah membuatnya jatuh...