Retno menjemput Tita di bandara malam ini. Sudah hampir setahun Retno tidak melihat Tita. Terakhir dia melihat Tita waktu Retno berlibur ke Bali Desember tahun lalu dan sekarang sudah September akhir.
"No....." Tita berteriak heboh seperti biasanya.
"Ta." Balas Retno yang seperti biasa juga. Kalem.
"Gila makin cantik aja lo. Nikah sana sama pangeran lo itu." Ungkap Tita begitu selesai sesi pelukan lepas kangen.
"Ya elah lo baru dateng udah nyuruh nikah aja. Gak tau apa gue baru putus."
Mata Tita langsung membesar. Tubuhnya pun diam membeku. "Kok bisa sih liburan kemaren di Bali kalian masih mesra kan?." Setelah beberapa detik Tita sadar kalau dia hanya bicara sendiri dan Retno sudah meninggalkannya, Tita langsung berlari dengan susah payah sembari menggeret koper besarnya di tangan kirinya untuk menyamakan langkah Retno.
"Tunggu kali No. Kenapa sih?. Cerita sama gue!."
Retno dengan langkah santainya menjawab. "Panjang banget ceritanya." Muka Tita yang awalnya heboh seketika diam. Dia tau sahabatnya ini sekarang sedang memendam perasaan sedih dan luka yang dalam. Bersahabat beberapa tahun dengan Retno membuat Tita tau berbagai macam ekspresi Retno.
"Singkatnya deh No."
Sebelum menjawab, Retno tertawa kecil menertawai jawaban bodoh yang akan keluar dari mulutnya karena terasa memalukan bagi Retno. "Selingkuh sama si Poppy."
Tubuh Tita langsung berhenti bahkan sekarang dia mencekal tangan Retno. "Si Poppy adek tiri lo?." Tanya Tita melotot geram dan kesal.
Retno memutar matanya malas. "Ada berapa Poppy di hidup gue?."
"Gila tuh bocah ingusan. Gak salah apa dia ngehianatin lo?. Kurang baik apa coba lo sama dia. Kalau gue jadi lo, dari dulu gue bakal pastiin dia gak bisa berkeliaran di rumah gue."
Retno malah tertawa. Tita yang mendengar jenis tawa yang keluar dari mulut Retno itu seketika ngeri apalagi disituasi sekarang saat dia sedang sakit hati. Sudah dibilang kan Tita mengetahui segala macam reaksi Retno. "Lo jangan panggil dia bocah ingusan. Kalau dia masih bocah ingusan gak mungkin dia selingkuh sampei gituan segala di kamarnya."
"Anjir... serius lo?." Teriak Tita.
Retno melotot. "Aduh Ta jangan teriak deh. Malu tau."
Tita hanya bisa nyengir. "Sorry No, gue kaget sama emosi banget abisnya."
"Udah yuk jalan lagi. Biarin lah. Gue udah bertekad sekarang bakal fokus buat berubah. Lagian sekarang gue udah tertarik sama yang lain kok."
"Hah lo berubah?. Tertarik sama siapa?." Teriak Tita lagi. Retno geleng-geleng kepala lalu meninggalkan Tita. "Sorry sorry. Gue banyak denger hal yang mengejutkan abisnya. Oke jadi jawab gue, lo bener mau berubah?. Siapa cowok yang lo suka sekarang?."
"Iya gue mau berubah. Gue udah sebulan kurang lebih gak ke club kayak biasanya. Dan cowok yang gue suka itu Mas Bimo, temennya Bang Yudha. Tapi ada satu masalah sama Bimo." Jawab Retno pelan.
"Bukannya Mas Bimo itu yang baik banget ya. Suka bantuin PR kita dulu. Bagus lah, dia pasti gak akan ngelakuin hal malu-maluin kaya mantan loe itu. Tapi apa masalahnya?. Bimo masih culun kayak dulu?."
Retno menunduk, tidak berani melihat mata Tita saat menjawabnya. "Bukan itu masalahnya. Bimo udah berubah kok, gak culun kayak dulu lagi. Masalahnya dia sekarang udah punya anak istri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Langkah Kaki
RomanceTertarik dengan seseorang yang pernah dia sia-siakan di masa lalu adalah hal yang berat sekaligus rumit bagi Retno. Apalagi kalau seseorang ini sudah memiliki keluarga. Bimo, laki-laki yang pernah dicampakkan olehnya perlahan telah membuatnya jatuh...