Trip to Hell #5 - Tikung Menikung

527 51 71
                                    

(Name POV)

.

"Ngghh....."

Aku menggeliat pelan dalam tidurku. Sinar matahari yang menelisik masuk melalui jendela---oke, sepertinya aku mau sok - sokan puitis tapi kenyataannya di depanku sekarang jendela kamar kita sudah terbuka lebar dan sinar matahari tanpa ampun menyilaukanku dan berusaha membangunkanku. Aku membalik badanku malas menghadap arah sebaliknya. Enak saja membangunkanku, emangnya matahari gak tahu apa betapa lelahnya aku sejak kemaren??!!

Oke, dia memang gak tahu.

Singkat cerita, setelah begadang bersama Natsume-kun kemaren, aku dihadapi oleh kenyataan bahwa aku tak punya tempat untuk tidur selain di samping Mao-kun yang tentu saja tidak tahu menahu tentang tujuan jahat(??)temannya tersebut. Karena aku masih baik dan tidak ingin dia jantungan begitu besok bangun tidur, jadinya aku menggeser tidurnya menempel dengan Adonis-kun yang tidur paling dekat dengannya, sementara aku menggeret futonku sendiri sedekat mungkin dengan tembok.

Tentu saja berkat rasa lelah ekstra yang tak tahu diri aku bisa tertidur dengan cepat. Dan sepertinya hari ini aku bangun lebih siang dari biasanya karena kelelahan. Entah kenapa yang lain tidak membangunkanku.

Aku mengucek mataku, berusaha mengumpulkan semua pikiranku dan mungkin kalau beruntung aku bisa menatanya. Tanganku terjulur berusaha meraih ponsel yang kemaren sengaja kuletakkan di dekat futonku----dan entah kenapa alarmnya juga tidak berbunyi membangunkanku. Namun baru saja lenganku bergerak ingin keluar dari futon, sesuatu yang ukurannya tak kurang tak lebih seukuranku menghalangi tujuan mulia lenganku tersebut.

"Hmm??" Aku berusaha membuka mataku lebih lebar, berhubung aku masih setengah sadar dan tidak aware akan lingkunganku. Entah kenapa benda di depanku ini terasa hangat dan bergerak pelan naik turun. Itu berarti dia bernapas. Aku masih berpikir hewan apa lagi yang mau menggangguku setelah menghancurkan kamarku kemaren ketika surai - surai rambut merah magenta yang berantakan mulai masuk pandanganku dan seketika itu juga aku sempurna terbangun.

Di depanku, terbaring Mao-kun yang masih tertidur lelap. Namun untuk semakin menyempurnakan semuanya....

Dia hanya berjarak 5 senti darikuu!!!

Panik aku langsung memundurkan diri, tapi ternyata lengannya dengan kuat memelukku jadi meski aku ingin menjauh sejauh kutub utara dan kutub selatan, apa daya aku hanya bisa mundur tidak lebih dari 3 senti. Kepalaku berusaha melongok dari balik futon, dan ternyata kamar kami sudah kosong melompong. Bagaimana pula mereka tidak sadar dengan posisi kami yang serba ambigu dan serba salah dalam berbagai level ini. Sekali lagi aku berusaha menggeliat keluar, tapi tiba - tiba Mao-kun bergerak dan mengerang pelan.

"Nggh... Ritsu.... jangan ganggu aku...."erangnya pelan sambil mengeratkan pelukannya. Sebisa mungkin aku menahan pekikanku. Kepala Mao-kun sekarang sudah rebah dalam pelukanku, kembali tertidur.

DEMI TUHAN SESEORANG TOLONG AKU DARI SITUASI INIII!!

"Mao-kun!! Mao-kun!! Bangun!!" Seruku dengan nada suara sestabil mungkin karena aku ingin Mao-kun segera bangun dan melepasku tapi di saat bersamaan aku tak ingin sampai ada yang tahu dan malah salah paham(meski aku yakin Natsume-kun sudah memprediksi semua ini). Mao-kun tidak juga bangun, malah semakin memelukku. Refleks tanganku tak sengaja terangkat dan memukulnya panik. Mao-kun langsung mengaduh. Aku terkesiap di luar kesadaran.

"Itta-ta.... Ritsuu... kalau mimpi jangan bawa - bawa mukul aku juga dong..." gumamnya lagi - lagi menyebut nama Ritsu-kun dan membuatku mulai penasaran sebenarnya seberapa sering mereka tidur bersama. Akhirnya Mao-kun mulai mengerjapkan matanya. Kepalanya ia dongakkan---yang membuatku panik dan memukulnya lagi. Mao-kun kali ini benar - benar berseru, panik menjauhkan dirinya dariku.

WHO AM I ??!! (Ensemble Stars Chara x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang