Nyusahin Aja!!

693 87 20
                                    

(Name POV)

.

"Haahh... haaahhh..."

Nafasku luar biasa tersengal. Kepalaku menoleh kesana kemari dengan panik. Tidak terpikirkan olehku untuk sekedar berhenti agar paru - paruku yang mulai menyerah bisa istirahat sejenak. Tidak. Tidak akan. Aku harus menemukannya. Kalau tidak... kalau tidak...

"ADUH!!" Seruku refleks. Jidatku terantuk punggung seseorang. Aku mundur sedikit. Rupanya seorang lelaki paruh baya yang sedang berjalan bersama anaknya. Dia tampak mengaduh sedikit, meski menatapku banyak bingungnya.

"Mbak gak papa??" Tanyanya. Mungkin raut wajahku yang habis berlari tampak minta dikasihani atau bagaimana.

Aku mengangguk dengan cepat. Namun sedetik kemudian langsung menggeleng.

"Tidak tidak, anu, maaf. Tapi apakah bapak melihat laki - laki dengan rambut kuning yang sedang jalan - jalan sendirian??" Tanyaku langsung. Dahi bapak itu seketika mengernyit mendengar pertanyaanku.

"Anak laki - laki....??"

"Bukan. Anak SMA. Kira - kira tingginya segini." Kataku sambil memperagakan. Bapak itu tampak berpikir sejenak. Kemudian dia menggeleng sambil tersenyum sedih.

"Maaf mbak, saya gak lihat." Jawab bapak itu. Aku mengangguk tak masalah.

"Tidak apa. Makasih ya Pak. Sama, saya minta maaf telah menabrak bapak." Aku membungkuk sedikit. Bapak itu melambaikan tangan sambil bilang tak usah mempermasalahkan itu. Setelah berbicara beberapa patah kata, akhirnya aku pun kembali berkelana.

Kembali ke beberapa menit sebelumnya.

"HARUKAWA-KUN GAK ADA??!! GIMANA INI??!!" Teriakku langsung begitu menyadari bocah satu itu sudah tak terlihat di pandanganku. Yang lain sontak saling pandang khawatir. Beberapa orang di sekitar kita langsung menoleh ingin tahu mendengar teriakanku.

"Senpai, senpai tenang dulu..." Midori-kun memegang lenganku berusaha menenangkan. Aku menepisnya pelan, memijat dahiku sambil berpikir cepat.

"Ck... kemana sih dia pergi..."

"Mungkin Sora-kun terpisah saat mengantri tadi. Tidak bisa disalahkan. Tubuhnya memang kecil." Sahut Yuuta-kun. Mendengarnya aku makin meringis. Kembali memaksa otakku untuk berpikir.

"Atau kita coba ke kantornya saja?? Membuat pengumuman??" Usul Hajime-chan.

"Itu mustahil. Jalan kesana saja makin ramai. Yang ada kita makin kepisah satu sama lain." Tolak Hinata-kun langsung. Hajime-chan langsung berseru kecewa.

"Kalau gitu kita cari saja sendiri - sendiri." Usulku langsung. Seketika mata kita semua melebar.

"Mustahil!!"

"Nanti susah ketemunya lagi!!"

"Senpai, jangan paksakan diri. Harukawa-kun pasti mencari kita juga."

"Jangan cari gara - gara senpai!!"

"Ayolah!! Ini usul yang memungkinkan!!" Seruku. "Harukawa-kun takkan mendengarkan pengumuman di tempat seramai ini!! Bisa jadi dia sudah asyik mengamati akuarium di dalam. Lagipula kita bisa berpencar dalam grup. Pastikan ponsel kita menyala semua agar bisa saling komunikasi. Kita bisa mencari sampai jam 1 siang, lalu bertemu di kafeteria untuk melaporkan hasil pencarian masing - masing. Jika sampai saat itu Harukawa-kun belum ketemu juga, kita baru akan menuju kantor. Bagaimana??" Strategiku langsung. Yang lain masih saling tatap sangsi.

"Bisa sih..... lumayan masuk akal..." gumam Hajime-chan.

"Lagipula kata senpai akuarium ini tak begitu luas." Kata Hinata-kun. Midori-kun mengangguk.

WHO AM I ??!! (Ensemble Stars Chara x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang