Kilas Balik

333 54 14
                                    

(Name) POV

.

"Ayaaah!! Aku berangkat dulu yaaaak!!"

Aku berseru keras dari ambang pintu rumah sambil membenarkan sepatuku. Sip, sudah rapih. Tanganku yang memegang pintu tak sengaja terselip, membuatku kehilangan keseimbangan. Buru - buru tanganku yang satu lagi memegang apapun yang bisa kupegang. Untung saja. Kalau aku sampai terluka dari pagi bisa - bisa batal pula rencanaku hari ini. Bahkan bisa batal pula acara study tour.

"Iyaa!! Hati - hati yaaak!!" Jawab Ayah sama kerasnya dari dalam rumah. Seperti weekend biasanya, Ayah sudah menyibukkan diri sejak pagi di dapur. Tak habis pikir aku. Sebagai seorang pemimpin perusahaan kukira dia memiliki hobi yang lebih wah gitu, ternyata dengan memasak sarapan gosong kurang garam ditemani koleksi lagu - lagunya(bahkan kadang koleksi CD idolku pun dicurinya)sudah cukup untuk melepaskan stresnya. Yah, setidaknya dengan begitu Ayah takkan punya niat mengganggu waktuku. Aku menyeringai, kenapa pula aku harus memikirkan ini pagi - pagi??

Sinar matahari cerah menyiram halaman rumahku yang luas. Meski aku bilang pagi, sebenarnya sekarang sudah jam 10. Aku merapatkan kardigan rajutku. Belajar dari pengalaman kemaren---lebih baik aku memakai jaketku sendiri daripada harus terlibat drama dengan seorang cowok yang meminjamkan jaketnya(KOHOM). Aku mengecek ponselku. Bagus, prakiraan cuaca hari ini akan cerah seharian. Dan aku juga sudah me-list barang - barang yang akan kubeli hari ini.

"YOOOSH!! SAATNYAA BELANJAAA!!"

Setelah mengunci gerbang, aku pun menyusuri trotoar di depan rumahku sambil bersenandung.

Hari ini libur, tentu saja. Seharusnya sih aku menemani Ryuseitai bekerja dengan Hero Show mereka di taman. Tapi Morisawa-senpai memberitahuku kalau jadwal mereka akan diundur pekan depan---yang mana aku masih di Kyoto, sehingga dia memintaku untuk tidak khawatir. Aku sendiri sebenarnya merasa senang. Mengingat jadwal study tour sudah tinggal menghitung hari, masih banyak yang belum kusiapkan. Aku sudah meminta Ayah untuk membantu membelikan barang - barang yang kubutuhkan, tapi beliau sendiri akhir - akhir ini sibuk dengan urusan entah apa. Dengan adanya libur mendadak ini, semua barang - barang yang kubutuhkan pasti akan terbeli semua.

Sekarang, aku hanya perlu berdoa kalau aku tidak akan bertemu siapapun yang berbau Yumenosaki. Bisa gila aku kalau sampai harus melihat wajah mereka bahkan di hari li----

"OOOH!! (LAST NAME)-SAAAAN!! OHAYOOOOUUU!!"

Seperti biasa tentunya, Tuhan tidak mengabulkan permintaanku.

Mikejima-senpai tahu - tahu muncul dari balik tikungan di depan rumahku. Dan seolah membuat semuanya semakin dramatis--ia menaiki motor hitam besarnya dengan kecepatan maksimum dan langsung mengerem begitu melihatku. Suara bannya yang bergesekan dengan aspal menimbulkan decit yang nyaring. Refleks aku menutup telingaku. Si pelaku tentu saja masih tertawa - tawa heboh yang sama nyaringnya dengan suara knalpot motornya tadi. Begitu helmnya dibuka, senyumnya yang kelewat cerah itu langsung menyambutku.

"Pagi (Last Name)-san!! Apa hari ini mau kencan??"

"Enggak sih... aku hanya mau jalan - jalan sendirian hari ini." Jawabku ambigu. Berharap dia takkan kepo atau bagaimana. Akan semakin ribet kalau makhluk di hadapanku ini malah berakhir menemaniku seharian ini. Eh, bukan berarti aku mau ditemani sih. Mikejima-senpai menelengkan kepala, tersenyum semakin lebar.

"Hoho~ (Last Name)-san jangan bohong gitu dong sama Mama!! Kita sudah lama saling kenal jadi jangan berharap kau bisa berbohong padaku!! Mama tahu apa yang dipikirkan putrinya, jadi jujur saja pada Mama~~!!" Serunya sambil mengacak - ngacak rambutku. Aku berseru kesal, menginjak kakinya segera yang langsung disambut ringisan sakitnya. Enak saja dia menghancurkan tatanan rambutku. Gak tahu apa butuh sejam buat membuatnya lurus dan rapih?!

WHO AM I ??!! (Ensemble Stars Chara x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang