(Name POV)
.
"Onee-sama??!!" Seru seseorang. Menghentikan kalimatku.
Aku dan Fushimi-kun menoleh. Tsukasa-kun tampak berdiri dengan terkaget - kaget di area memanah. "Apa yang Onee-sama lakukan??" Tanya Tsukasa-kun sembari menghampiri kami.
"Aku sedang mencari klub yang untuk diriku sendiri. Tadi aku sudah mencoba klub theater dan klub basket." Jawabku. "Kalau begitu, Onee-sama ingin mencoba memanah??" Tanya Tsukasa-kun. Aku mengangguk.
"Mari, (Last Name)-san. Akan saya pinjamkan baju memanah." Kata Fushimi-kun lalu menggiringku layaknya pelayan. "Ah, Fushimi-kun, kau tak perlu formal seperti itu..." kataku sedikit kikuk. Sementara itu Fushimi-kun hanya tersenyum penuh karisma.
3. Klub Memanah
Kali ini, aku mendapati diriku siap untuk memanah.
Keito-senpai tampak sibuk sendiri memanah di ujung ruangan. Sementara itu Tsukinaga-senpai tampak sibuk sendiri juga di pojok ruangan bermain dengan kucing - kucing yang entah datang darimana.
Fushimi-kun berbaik hati menawarkan diri untuk mengajariku. Tentu saja aku menerimanya dengan senang hati. Entah kenapa, Tsukasa-kun yang tadinya semangat, sekarang malah sok serius memanah.
"Apa (Last Name)-san pernah memanah sebelumnya??" Tanya Fushimi-kun memulai. Aku sontak menggeleng. Yang dibalas senyuman maklum. "Baik, akan saya ajarkan dasar - dasarnya."
10 menit kemudian dihabiskan olehku dan Fushimi-kun dengan mempelajari teori dasar memanah. Sesekali dipraktekkan. Di sisi lain, Tsukasa-kun sudah membuat bantalan sasarannya hampir penuh dengan anak panah.
"Nah, silahkan. (Last Name)-san bisa mencobanya sendiri sekarang." Kata Fushimi-kun. Aku menarik nafas perlahan. Berusaha mengingat semua penjelasan Fushimi-kun tadi. Aku memasang anak panah, lalu menarik tali busurku perlahan.
Sedetik kemudian, anak panahku meluncur cepat dari busurku. Sayang, anak panahku meleset jauh. Karena semangatku masih berkoar, aku langsung mengambil anak panah selanjutnya.
Tujuh kali aku memanah. Tujuh - tujuhnya meleset jauh. Aku menatap bantalan sasaran dengan tak percaya. Di sisi lain, Tsukasa-kun sudah membuat bantalan sasarannya tertutupi anak panah.
"Apa anda kesulitan, (Last Name)-san??" Tanya Fushimi-kun. Tadinya aku berniat menggeleng. Tapi akhirnya aku hanya mengangguk lemah. Fushimi-kun tersenyum(lagi).
"Kalau begitu, akan saya ajarkan langsung." Sebelum aku sempat bereaksi atas kalimatnya, kedua tangan Fushimi-kun sudah menggenggam kedua tanganku. Ia sendiri berdiri menempel di belakangku. Kalau saja aku menoleh sedikit, sudah pasti aku akan mengecup pipinya. Entah kenapa aku jadi berharap tinggiku menurun seketika.
Dalam diam, Fushimi-kun menarik busurku. Sedetik kemudian, anak panah itu sudah menancap dengan mantap di bantalan sasaran. Sudah begitu di tengah pula!! Fushimi-kun melepaskan genggamannya. Lalu Ia tersenyum untukku.
Aku?? Kabarku jauh dari baik kawan.
Jantungku berdebar tidak karuan. Kemungkinan besar sekarang wajahku sudah sempurna memerah. Aku pun juga masih terbengong - bengong setelah kejadian tadi. Baju Fushimi-kun agak longgar di bagian dadanya, memperlihatkan dadanya yang bidang. Seketika wajahku makin memerah.
Fushimi-kun memberiku tatapan bertanya dari matanya. Tapi aku masih shock sehingga tak bisa melakukan apapun. Rasanya aku ingin merutuki diriku. Aku sudah punya tunangan!! Aku tak boleh bersikap seperti ini!!
SHP--
Sepasang lengan melingkar di pinggangku. Sementara itu kepala si empunya lengan rebah di bahuku. Jantungku makin berdebar cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO AM I ??!! (Ensemble Stars Chara x Reader)
FanficKau, gadis cantik idola di sekolahmu. Seorang leader dari sebuah grup School Idol yang kau mulai sendiri. Seorang gadis yang beruntung mendapatkan tunangan yang sempurna. Seorang gadis yang terlahir di keluarga bangsawan. Kau merasa seolah semuanya...