(Name POV)
.
Hari kedua bekerja, dimulai.
Hari dimulai dengan bertukar sapa dan pengarahan sebentar. Setelah itu?? Tentu saja kita kembali ke pos masing - masing. Karena rangka panggung sudah selesai, maka aku dipindahkan oleh Tenshouin-senpai ke pos dekorasi.
Aku menaiki tangga lipat dengan hati - hati. Berhubung aku jarang menggunakannya. Di mulutku terselip kunci inggris. Di punggungku tersampir string bag yang isinya teman - teman si kunci inggris.
"(Name)-chan?? Sudah sampai??" Teriak Mao-kun dari bawah. Tangannya menggenggam erat tangga.
Sebagai balasan, aku melambaikan tangan singkat. Kembali melanjutkan perjalanan. Mengabaikan jantungku yang bagai copot karena melepaskan satu tangan dari tangga. Tubuhku sedikit bergetar.
15 detik kemudian, akhirnya aku pun sampai di puncak tangga.
Dengan hati - hati, aku duduk di puncak tangga dan menyelipkan kakiku ke rangkanya. Aku mengambil kunci inggris dan menggapai lampu sorot di hadapanku yang rusak.
Ya, aku disuruh untuk membetulkan lampu ini.
Setelah setengah jam hanya mengangkut obeng kesana kemari, tiba - tiba Mao-kun memanggil. Ternyata salah satu lampu sorot di atas rusak. Kami saling toleh, tak ada yang pernah membetulkan lampu diantara kami. Akhirnya aku menawarkan diri, dengan bekal pernah membantu Darling dengan proyek robotiknya.
Aku mengutak - atik lampu itu dengan dahi berkerut. Sudah 15 menit aku diatas sini. Peluh bercucuran dari balik kaos putihku.
"(Name)-chan?? Kau bisa??" Teriak Mao-kun sekali lagi. Aku balas menoleh galak, meski lututku langsung lemas begitu menyadari betapa tingginya tangga ini. "BERISIK!! UDAH DIEM AJA!!" Balasku galak. Mao-kun dibawah sana langsung berdiri tegap.
10 menit kemudian, aku berhasil memperbaiki lampu ini. Aku menghela nafas lega, mengusap keringat.
"YUZURU-KUN!! NYALAKAN LAMPUUU!!" Teriakku ke arah Yuzuru-kun. Yuzuru-kun yang sedari tadi hanya mendesah berkepanjangan, mendadak terperanjat. "I-iya (Name)-san!!" Serunya sambil buru - buru menyambar tuas genset.
PATS!!
Lampu sorot menyala terang, lebih terang dibanding sebelumnya. Para idol di bawah sana berseru lega. Beberapa malah bersorak.
Sementara aku terbutakan oleh cahaya lampu. Tubuhku sedikit oleng, tapi untung saja aku berhasil menyeimbangkan diri sebelum jatuh. Aku mengusap keringat dingin di dahiku.
"OOOOYYYYY!! KALIAAAAN!!" Teriak sebuah suara. Aku dan semuanya menoleh. Hakaze-senpai di ujung sana melambaikan tangan. Tenshouin-senpai dan Sakuma-senpai juga ikut berdiri di belakangnya.
"MAKAN SIANG YUUUUK!!! UDAH JAM 1!!!" Teriaknya lagi. Kami semua saling toleh. Terdiam sejenak.
Sedetik kemudian kami menyeringai senang.
"SIAP LAKSANAKAAN!!" Balasku. Aku langsung memasukkan semua peralatan ke dalam string bag dalam satu gerakan. Tanpa ragu, aku menyambar satu sisi tangga dan meluncur ke bawah.
Mao-kun yang menyadarinya buru - buru memegang tangga dengan tegang. Aku berhasil mendarat dengan mulus. Menepuk pelan ujung baju.
"Fwaaah!! Aku sudah lapar!! Makan yuk!!" Desahku tanpa masalah. Raut wajah Mao-kun masih terkejut dan tegang. Aku terkekeh dan menepuk poninya pelan.
"Maaf Mao-kun, aku jadi meluncur saking laparnya. Yuk ah!! Kita makan." Kataku. Tanpa mempedulikannya aku langsung menyambar tangannya dan menyeretnya menuju gedung sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO AM I ??!! (Ensemble Stars Chara x Reader)
FanfictionKau, gadis cantik idola di sekolahmu. Seorang leader dari sebuah grup School Idol yang kau mulai sendiri. Seorang gadis yang beruntung mendapatkan tunangan yang sempurna. Seorang gadis yang terlahir di keluarga bangsawan. Kau merasa seolah semuanya...