Let's Try!!

867 103 31
                                    

(Name POV)

.

Pagi kesekian di yumenosaki---eh tunggu.

Kurasa jam 10 masih bisa dibilang pagi bukan??

Kini aku berada di depan ruang latihan, bersama Mao-kun. Yang sejak kujemput tadi pagi gelisahnya luar biasa. Di dalam, suara - suara aneh yang berasal dari seruan heboh Subaru-kun, teriakan greget Hokuto-kun, dan seruan kikuk Makoto-kun terdengar samar - samar. Aku berkacak pinggang, lebih memilih untuk tidak memikirkan apa yang sebenarnya mereka lakukan selama 4 jam terakhir.

Setelah kemarin Mao-kun mengaku soal traumanya, aku segera memberitahu anggota Trickstar lainnya dan tentu saja Tenshouin-senpai yang tidak terduga--dia sudah tahu. Segera malamnya kami berdiskusi soal ini di grup chat tanpa Mao-kun(karena Subaru-kun langsung mengeluarkan Mao-kun dari grup chat persis setelah aku memberitahunya). Dan diskusi panjang tersebut berakhir dengan kesimpulan--mereka akan menghilangkan rasa takut tersebut.

Ya, mereka. Bukan kita. Aku diminta oleh mereka mengikuti "permainan" mereka saja. Dan membantu Mao-kun. Awalnya aku protes tapi Subaru-kun spam dengan sticker di chat kami(sampai handphone-ku error) dan akhirnya aku pun menyerah.

Dan rasa putus asa itu kugunakan untuk menjemput Mao-kun di rumahnya pagi ini(dengan mobil). Dan tebak apa--ya, Mao-kun tidak mau keluar sampai kubujuk habis - habisan. Itu pun dibantu Sakuma-senpai.

Dari mana Mao-kun tahu?? Siapa lagi kalau bukan Subaru-kun. Agak aneh memang karena dia sendiri yang bertanggung jawab atas "pengusiran" Mao-kun kemaren.

GUBRAK!!

Lamunanku terputus berkat suara jatuh barusan. Mao-kun sudah loncat kaget, bersiap kabur dari tempat.

"Semua sudah siap, Isara, (Name)." Tiba - tiba kepala Hokuto-kun nongol, memberi tahu kami dengan senyum penuh.

Sontak aku dan Mao-kun mengernyit maksimal. Pasalnya baju Hokuto-kun robek di bagian bahu, basah kuyup karena keringat. Rambut hitamnya yang pagi ini masih biasa saja, kini sudah lepek menutupi matanya. Tapi entah kenapa senyumnya terbit melebihi dugaan dan mata birunya terlihat bercahaya maksimal.

Di luar dugaan, Makoto-kun baik - baik saja. Dia menyeringai tanggung dari balik bahu Hokuto-kun.

"Baiklah.... ayo Mao-kun, kita masuk." Kataku(masih sedikit takut). Mao-kun sontak menggeleng, loncat memeluk tiang di dekatnya.

"Tak apa Isara~ Di dalam tidak menakutkan kook~" kata Hokuto-kun sekali lagi tidak terduga sambil menarik lengan Mao-kun. Mao-kun langsung menjerit - jerit gaje(?).

"JANGAN SENTUH AKUU!! AKU JIJIK!!" Teriak Mao-kun semarah - marahnya. Hokuto-kun akhirnya kembali ke kenyataan(dan dirinya sendiri) lalu melepas pegangannya.

"Isara-kun, di dalam tidak ada apa - apa kok..." kata Makoto-kun berusaha membujuk. Bahkan sebelum Makoto-kun sempat menyentuh pundak Mao-kun, Mao-kun sudah mendesis galak.

"PERGI!! KALIAN BOHONG!! KALAU NGGAK ADA APA - APA DI DALAM TRUS APAAN SUARA - SUARA TADI!!" Balas Mao-kun. Matanya yang berkaca - kaca menatap tajam kedua temannya.

Aku menghela nafas, akhirnya ikut turun tangan.

"Mao-kun, ayo." Kataku selembut mungkin sambil mengulurkan tangan. Mao-kun tidak bereaksi, menatapku ragu.

"Kalau ada apa - apa, aku sendiri yang akan membawamu keluar." Kataku lagi. Makoto-kun dan Hokuto-kun menatap kami lamat - lamat. Cemas mungkin. Entah apa kabar Subaru-kun. Mungkin dia lelah menunggu di dalam.

5 detik yang menegangkan. Tak ada yang bergerak.

Mao-kun akhirnya menyambut tanganku dan memegangnya erat. Matanya masih menatap tajam tapi menyerah. Aku tersenyum lebar. Makoto-kun dan Hokuto-kun langsung menghembuskan nafas lega.

WHO AM I ??!! (Ensemble Stars Chara x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang