Reveal

974 109 25
                                    

(Name POV)

.

"(Name), aku ingin kamu memberitahu teman - temanmu soal aku."

"E...eh...??"

Gerakan tanganku menyuap kue terhenti. Di depanku, Darling mentapku memohon dengan sangat serius.

Setiap bulan, keluargaku dan keluarga Maeda akan makan malam bersama. Hanya untuk menyambungkan kedua keluarga lebih baik. Dulu awal - awal, aku dan Maeda sering di kunci di kamar berdua oleh kakaknya dan situasi seketika menjadi canggung. Tapi itu dulu, sekarang justru kami yang biasanya menyelinap ke taman, mengobrol tentang apa saja disana.

Sama seperti malam ini. Setelah makan malam, Darling mengajakku duduk di taman. Aku yang ingin makan makanan penutup mengiyakan saja sambil membawa sepiring kue. Tak disangka dia malah bilang begitu.

"Memangnya kenapa..??" Tanyaku sambil memiringkan kepala. Darling menunduk, menatap serumpun mawar di dekat tempat duduk kami.

"Aku dengar dari Chiaki, kalau kau ditembak oleh kakak kelasmu." Katanya. Otomatis aku tersedak.

"Ohok!! Ta-tapi aku menolaknya. Aku tidak menerimanya." Jawabku di sela batuk. Darling segera menepuk punggungku dan memberikanku segelas air. Aku segera meminumnya.

"Justru karena itu, aku khawatir kalau ada yang nembak kamu lagi." Lanjutnya, agak malu. Aku menatapnya lamat - lamat. Samar - samar keramaian di dalam terdengar.

"Tapi kalau aku ditembak aku mati dong??"

"GARING!! ITU GARING!!"

Aku ketawa. Darling menatapku kesal dengan wajah merah.

"Sebenarnya sih... saat aku menolaknya aku bilang aku sudah bertunangan." Kataku, mau tak mau mengingat kejadian menggelikan itu. Darling menatapku lebih baik.

"Eh?? Serius??"

Aku mengangguk.

"Sebenarnya aku juga berpikir untuk memberitahu mereka sih." Kataku lagi. Hening mengambil alih.

"Besok kamu ada jadwal latihan kan??" Tanyanya. Aku mengangguk.

"Kalau gitu aku ikut kamu ke sekolahmu--"

BYUR!!

Seketika Darling basah kuyup. Pasalnya saat dia bilang begitu aku sedang minum. Tak sengaja tersembur. Darling mengelap wajahnya masygul, menyisakan aku yang nyengir sendiri, teringat Tsukasa-kun.

"Jadi aku boleh kan ke sekolahmu??" Tanyanya lagi. Aku terdiam sebentar.

"Kalau kamu mau ke sekolahku, jawab dulu 3 pertanyaanku!!"

"DIKIRA INI KUIS??!! DARI TADI CANDAANMU GARING TAHUU!!" Serunya greget. Aku tertawa lagi.

"BAAA!!"

"KYAAA!!"

Refleks aku melompat kaget. Darling juga kaget, ikut menoleh. Dari balik semak - semak muncul kakak perempuannya Darling, mengagetkan kami berdua.

"Bwahahaha!! Terciduk kalian!! Hayooo kalian ngapain disini berduaan~~??" Katanya dengan evil smile. Seketika kami berdua memerah.

"A-APAAN SIH KAK??!!"

~~~

"HAHAHAAA!! OHAYOU (NAME)-CHAN!! MAEDA!!" Seru Morisawa-senpai kelewat semangat di depan pintu rumahku. Aku mengedipkan mata pasrah. Sementara itu Darling berdiri gugup di sampingku.

"Tak kusangka hari ini akan menjadi hari penting bagimu (Name)-chan!! Semalam aku bermimpi Ryuseitai konser di Jupiter dan sontak aku mendapat firasat kalau hari ini akan terjadi hal penting. Yang tak kusangka ternyata itu hari pentingmu!! Selamat ya!!" Serunya yang lebih mirip ceracauan Tsukinaga-senpai versi sedikit waras. Aku mengangguk - angguk pasrah sambil memaklumi kalau senpai - senpaiku memang "miring" semua.

WHO AM I ??!! (Ensemble Stars Chara x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang