43

942 156 31
                                    

Jae hee sungguh tidak pernah menyangka kalau semua keburukan yang ia lakukan di belakang Kim Jongsu akan bisa terbongkar dengan mudah seperti ini. Biasanya Jongsu jarang pulang dan sekalinya dia pulang pun, Jongsu selalu memberitahunya terlebih dahulu.

Jae hee akui alasan ia mau hidup serumah dengan Jongsu tentu adalah karena hartanya.

Cinta??? Bagi Jae hee hal itu tidak termasuk dalam daftar list hidupnya. Jae hee yang semenjak kecil tinggal dalam kehidupan yang keras, dia lelah hidup sebagai wanita panggilan dan mendapat pandangan buruk dari orang lain. Dan disaat Jae hee menemui halan buntu dalam hidupnya, tiba-tiba datanglah Kim jongsu.

Jae hee tidak pernah mencintai Jongsu kecuali uang dan semua fasilitas yang diberikan padanya, apalagi dengan putrinya Kim Jongsu, yang dengan terang-terangan menunjukan ketidak sukaanya pada Jae hee.

"Jadi selama ini apa yang dikatakan Sohyun memang benar?!" Amarah Jongsu menggelegar memenuhi rumah mewah tersebut.

Jae hee kebingungan, karena kali ini sepertinya ia sulit mengelak mengingat dia ketahuan langsung oleh Jongsu saat Jae hee sedang sibuk dengan pria mudanya. "Jawab aku Song Jae hee!!" Jongsu yang geram membentak Jae hee.

Nyali Jae hee terasa menciut karena takut mendengar bentakan Jongsu, namun lebih dari itu Jae hee lebih takut dengan kemiskinan yang kini membayanginya, karena Jongsu bisa sekali dengan mudah membuang Jae hee. Seharusnya Jae hee tidak bermain api.

"Benar atau salah itu tidaklah penting. Yang pasti kau tidak akan bisa membuangku." Dengan suara bergetar Jae hee menjawab pertanyaan Jongsu, sebisa mungkin Jae hee menutupi ketakutan di dalam dirinya.

Jongsu menatap tajam Jae hee dengan pandangan mencomooh, Jongsu menyesal karena tidak memepercayai putrinya sejak awal. "Kalau kau takut dibuang  seharusnya kau tidak mengkhianatiku. Aku pikir jalang itu bisa berubah, tapi sepertinya aku salah."

Tangan Jae hee mencengkram erat, dia benci dikatakan Jalang, meskipun kenyataanya benar. "Aku berjanji tidak akan melakukan hal ini lagi." Jae hee memohon kesempatan pada Jongsu, dia tidak bisa dan tidak akan mau kembali ke kehidupan kelamnya dulu.

"Janjimu bukan Jaminan Song Jae hee." Jae hee seketika berlutut dibawah kaki Jongsu, dia menangis tersedu dan memohon pada Jongsu.

Jongsu memandang dingin pada Jae hee. "Kemasi barangmu dan pergi dari rumahku."

Jae hee mendelik, dia tidak menyangka Jongsu benar-benar mengusirnya. Jae hee langsung berdiri lalu dan menatap Jongsu marah, dia menghapus kasar air matanya. "Aku tidak akan pergi kemanapun, karena tempatku memang disini sebagai Nyonya Kim dan selamanya akan tetap begitu."

"Kau pikir aku tidak sanggup menyeret kau keluar sekarang juga." Jae hee tertawa mendengar ucapan Jongsu.

"Aku yakin kau cukup pintar untuk tidak melakukan hal bodoh dengan mengusirku. Kecuali kau ingin publik tahu tentang siapa aku. "

Kesabaran Jongsu seolah berada di ambangnya, dia tidak menyangka kalau Jae hee yang ia kenal lembut ternyata selicik ini. "Lakukan sesukamu untuk menjatuhkanku, aku tidak peduli. Politik sudah bukan prioritasku lagi. Menemukan Putriku jauh lebih penting dari semua itu."

Jae hee terlihat bingung, dia tidak mengerti dengan maksud ucapan Jongsu yang mengatakan bahwa menemukan putrinya jauh lebih penting?! Memangnya Sohyun kemana?!

Jongsu menyadari raut bingung di wajah Jae hee, dan Jongsu tahu bahwa Jae hee sama sekali tidak tahu kalau Sohyun sudah tidak pulang sejak kemarin. "Ku kira kau bisa menjadi ibu untuk Sohyun. Nyatanya aku salah, kau sama sekali tidak peduli dengan Sohyun. Akan kukirimkan surat gugatan cerai itu secepatnya, sekarang enyalah!"

My Classmate is an AgentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang