Sohyun saat ini benar-benar menuju ke apartemen jhon bersama dengan yoori menggunakan taksi dikarenakan pak choi supir pribadi yoori yang selalu mengikuti yoori kemanapun sedang disuruh yoori untuk melakukan tugas lain yang lebih penting.
"Yoori-aa kenapa kita naik taksi?? Pak choi dimana???
"Cuti" - jawab yoori singkat.
"Yoori-aa... aku rasa ini bukan jalan menuju ke apartemen jhon?!" - yoori yang duduk dikursi penumpang belakang bersama dengan sohyun menoleh kearah sohyun.
"Memang bukan, jhon pindah apartemen" - mendengar jawaban yoori membuat perasaan sohyun tiba-tiba tidak enak, sepertinya akan terjadi hal buruk.
Sementara ditempat lain nara saat ini sedang berada di dalam kamarnya, dia menatap nanar pada ponselnya yang menampilkan pesan dari yoori, pesan yang mengatakan bahwa hari ini adalah harinya, hari dimana nara harus memancing taehyung dan membuat taehyung datang ke sebuah tempat yang sudah di tentukam oleh yoori, dimana ditempat itu sudah ada beberapa pembunuh bayaran yang disewa yoori untuk menghabisi taehyung dan akan membuat taehyung meregang nyawanya.
Pintu nara diketuk dari luar, nara segera meletakan ponselnya dan membuka pintu kamarnya.
"Apa kau sudah menerima pesan dari nona?" - tuan choi, yang merupakan ayah nara langsubertanya begitu nara membuka pintu kamarnya.
Seharusnya saat ini pak choi berada di tempat dimana rencananya taehyung akan meregang nyawa disana, namun pak choi yang tahu tentang perasaan sang putri kepada taehyung memutuskan untuk pulang dan menemui putrinya.
Nara kembali ke ranjangnya dengan wajah yang nampak gusar dan bimbang, sang ayahpun juga menyadari bahwa putrinya tidak seperti biasanya. Biasanya disaat yoori, sang nona sedang menjalankan aksinya nara selalu bersemangat, bahkan dia akan menjadi penonton pertama yang menyaksikan bagaimana yoori menghabisi mangsanya, namun kali ini nara tidak seperti biasanya dan pak choi tentu tahu alasanya.
"Kenapa?? Apa terjadi sesuatu??" -sang ayah menyusul masuk kedalam kamar nara dan mengelus sayang rambut nara.
"Aku tidak mau taehyung mati ayah!! Aku tidak mau!! Taehyung itu milikku dan yoori tidak boleh membunuhnya!! Kalaupun ada yang harus dibunuh itu adalah sohyun! Karena dia sudah merebut yoori dan taehyung dariku!!" - sang ayah hanya diam dan mengelus sayang surai sang puteri. Seperti tebakanya sang putri memang benar-benar jatuh dalam pesona kim taehyung.
"Kau ingin ayah membunuh sohyun?" -nara melirik sang ayah dengan tatapan sedih dan mengangguk lirih.
"Jika sohyun mati, maka yoori dan taehyung akan kembali menjadi miliku" - gumam yoori disertai setetes air mata jatuh membasahi pipinya, tuan choi yang melihatnya tidak tega namun dia hanya diam kemudian mengangguk.
Setelah kepergian tuan choi, nara masih berada di kamarnya seorang diri. Dia mengeluarkan tiga lembar foto yang penuh coret-coret di laci nakasnya, yang pertama ada foto Lee min ji, Jung chaerim dan foto Han yoori.
Mengingat lee min ji membuat nara teringat bagaimana min ji meregang nyawa saat yoori melilitkan tali sepatunya di leher cantik lee min ji. Memang terlihat kejam tapi bukankah jika dipikirkan lagi min ji pantas mendapatkan hal itu, benar bukan?! Pikir nara.
Jika kalian berpikir bahwa kematian min ji disebabkan oleh ulah Han yoori, hal itu memang benar adanya, namun yoori melakukan hal ini hanya karena diperalat oleh nara.
Bagi nara Min ji meninggal dikarenakan ulahnya sendiri yang sering membully-nya, hingga membuat nara melakukan sedikit trik kotor dan membuat yoori yang pada akhirnya membuat min ji meregang nyawanya di gudang belakang sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Classmate is an Agent
Fiksi Penggemar"Lalu apa yang kau inginkan???" -selidik sohyun yang sepertinya paham bahwa taehyung tidak menginginkan ucapan terima kasih melainkan hal lain. "Tidak ada...." -jawab taehyung dengan seringai khasnya. "..... kita sudah resmi pacaran itu sudah cukup...