Haihai, apa kabar? Semoga sehat selalu.
Jangan lupa untuk Vote dan Coment
Happy Reading ❤️
Sudah lima hari Zero dan Nara tidak masuk sekolah, selama itu pula mereka selalu melakukan kegiatan untuk mempercepat pertumbuhan antar sel telur dan sel sperma bersatu.
Dan demi kelangsungan program mereka, sejak hari dimana Mama Laras bertengkar dengan Manda, itu adalah hari terakhir Nara melihat Mama mertuanya berada dirumah.
"Zero, ini hari sabtu loh." Kode Nara pada orang yang berada disebelahnya.
"Terus?" Tanya Zero dengan suara parau.
"Nanti jalan-jalan yuk." Ajak Nara.
"Jalan-jalan kemana?"
"Kemana aja deh, aku bosen dirumah." Jawabnya.
"Ke markas aku sama temen-temen mau gak?" Saran Zero.
Nara tampak berfikir sejenak, "di markas kamu cowok semua ya?"
"Banyak yang bawa pacarnya kok." Jawab Zero sembari mengelus puncak kepala Nara.
"Nanti aku suruh Arka sama Abadi bawak pacar mereka." Sambungnya.
"Asha sama Ika?"
"Iya..."
"Gimana? Mau nggak?"
"Mau-mau." Girang Nara.
"Kamu seneng ya main sama mereka?" Zero melihat wajah sang istri tampak ceria.
"Iya. Esha sama Ika tuh menurut aku baik, no fake-fake."
Zero mengangguk setuju.
"Oh iya, Zer, Mama kapan balik?" Tanya Nara saat teringat oleh Mama Laras.
"Besok, mungkin."
"Loh? Kok mungkin sih? Emang Mama kemana?" Nara memang tidak tau kemana perginya Mama Laras.
Malam pertama saat Mama nya tidak pulang kerumah, Zero hanya berkata bahwa Mama Laras ada urusan penting, jadi tidak bisa pulang untuk beberapa hari.
"Ada urusan Nara... Udah kamu tenang, Mama baik-baik aja kok, pasti." Sahut Zero menenangkan.
"Mama lagi ada masalah ya?" Nara sedikit memberanikan diri untuk menanyakan hal itu, dia rasa ada sedikit masalah di keluarga ini.
"Menurut kamu?" Tanya Zero balik.
"Menurut aku-- ehm, jangan marah ya, Zer." Nara sungkan untuk bersuara kali ini.
"Kenapa?"
"Menurut aku ada sedikit masalah sama keluarga kamu." Ucap Nara.
Mendengar hal itu, raut wajah Zero berubah senduh. Benar, memang ada masalah di keluarga ini.
"Gakpapa kalau kamu belum siap cerita, tapi tolong jangan dipendam sendiri lama-lama. Sekarang, Aku udah jadi istri kamu, udah waktunya buat kamu juga nuang semua keluh kesah kamu ke aku. Aku pasti bakal dengerin, ngertiin, kasih saran dan nasihat ke kamu. Jadi aku harap jangan sungkan lagi." Sambung Nara membuat hati Zero sedikit berdesir.
"Maaf aku belum bisa cerita sekarang, aku masih malu buat bicarain masalah ini." Balas Zero lirih.
Nara dapat merasakan kesedihan di hati Zero. Dia mengelus punggung lelaki itu, berharap sedikit menyalurkan kehangatan dan ketenangan untuknya.
"Gakpapa Zer, aku ngerti. Tapi kalau emang kamu mau cerita, jangan sungkan ya." Ujar Nara.
"Kamu laki-laki yang kuat Zer, kuat banget malahan. Kamu juga pemimpin yang hebat, bisa jadi kepala keluarga yang baik buat aku, dan jadi ketua yang adil buat temen-temen kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
ZERO:Crazy Husband (END√)
Teen Fiction[𝓽𝓪𝓴 𝓼𝓮𝓶𝓾𝓪 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓫𝓮𝓻𝓪𝔀𝓪𝓵 𝓭𝓪𝓻𝓲 𝓼𝓮𝓫𝓾𝓪𝓱 𝓴𝓮𝓼𝓪𝓵𝓪𝓱𝓪𝓷 𝓫𝓮𝓻𝓪𝓴𝓱𝓲𝓻 𝓭𝓪𝓵𝓪𝓶 𝓼𝓮𝓫𝓾𝓪𝓱 𝓹𝓮𝓷𝔂𝓮𝓼𝓪𝓵𝓪𝓷 : 𝓫𝓪𝓷𝓪𝔂𝓪] . Ini kisah tentang Azero Gevano Wingston, pemuda yang menghalalkan segala cara agar me...