PT.34

7.2K 545 51
                                    

Haihai, apa kabar?
Beberapa hari ini cuacanya kurang bagus. Di rumah aku juga pada ganti-gantian sakit. So, jaga kesehatan terus, ya..

Jangan lupa untuk Vote dan Komen





Happy Reading ❤️






Juli 20xx

Perkiraan kelahiran calon bayi Zero dan Nara hanya terhitung beberapa hari lagi, semua keperluan selama di rumah sakit pun sudah Zero persiapkan dari jauh-jauh hari. Semua keluarga juga berkumpul di rumah Mama Laras untuk berjaga kalau-kalau waktu lahiran Nara mundur dari perkiraan mereka.

Perut besar Nara membuat ia sulit berjalan, dan hal itu mengharuskan seseorang selalu menuntun nya jika ingin pergi kemana saja.

Malam ini baik keluarga Zero dan Nara sedang duduk bersantai di dekat kolam renang sambil menikmati api unggun kecil yang di buat Papa Fadli.

"Kamu jangan lama-lama ada di luar, Nara, nggak baik." Pesan Mama Laras.

"Iya, Ma. Nara, cuma bosen kalau di kamar terus." Balas Nara, sambil mengeratkan jaket yang melekat pada tubuhnya.

"Belum kerasa mules-mules, sayang?" Tanya Mama Mitha.

"Belum, Ma, cuma perut Nara kerasa makin kenceng aja."

"Nah, kamu harus siap-siap, Dek. Kalau kaya gitu biasa suka tiba-tiba air ketubannya pecah tapi kitanya nggak kerasa." Timpal Kak Suci.

"Oh iya? Nara, baru tau loh." Kagetnya, sebab ia pikir orang melahirkan dari awal juga langsung kerasa sakit.

"Iya, sayang, makannya kamu harus siaga. Apalagi selama hamil kamu nggak banyak ngeluh, yang sakit lah, pusing lah. Ngidam kamu juga nggak berlebihan minta ini itu." Ungkap Mama Laras.

"Tapi sekali ngidam mintanya yang nggak manusiawi, minta kok di beliin gedung HYBE." Timpal Zero.

"Nyerocos mulu, di beliin juga nggak." Kata Nico, membela Tante kesayangan-nya.

"Nyambung aje lu."

"Seterah orang ganteng dong."

"Nyenyenye."

"Udah-udah ini dah malam, Zero bawa Nara masuk ke kamar." Perintah Mama Laras.

"Iya, Ma. Ayo, sayang." Zero menuntun Nara agar memasuki rumah.

Pukul 2 dini hari Nara merasa ada yang ganjal pada bagian dalam antara dua kakinya. Ia membuka mata bangkit dari tempat tidur dan melihat banyak cairan putih meleleh di bagian bawah, sesegera mungkin Nara membangunkan Zero yang masih terlelap.

"Zero, Zero, Zero." Nara menggoyangkan lengan Zero dengan agak panik.

"Eng.." lenguh Zero sambil membuka sedikit kelopak matanya.

"Iya, sayang, kenapa?"

"Kayanya aku bakal lahiran sekarang, deh."

"Apa?!" Kaget Zero. Dirinya melirik ke bawah kaki Nara yang basah.

"Kamu duduk di sini dulu, sebentar aku bangunin yang lain." Kata Zero, dengan tergesa ia membangunkan semua orang rumah.

Papa Fadli masuk lebih dulu ke dalam kamar yang di tempati Nara dan Zero, "Nara, sayang, Zero bilang kamu mau lahiran sekarang." Ujarnya.

"Iya, Pa, perut Nara agak nyeri."

Mama Laras dan Mama Mitha datang bersamaan dengan Zero, langsung mendekati Nara, "yaampun, ketubannya udah pecah." Ucap Mama Laras.

ZERO:Crazy Husband (END√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang