Haihai, apa kabar? Semoga sehat selalu ya :)
Udah 2022 aja nich.
Nggak banyak harapan sih, tapi semoga di tahun ini HIDUPKU SEMAKIN TERTATA, Amin...Jangan lupa untuk Vote dan Komen ya.
Happy Reading ❤️
Beberapa hari setelah kejadian di warung bakso itu, Zero menjadi orang yang sangat dingin. Ia jarang berbicara pada Nara, Mama Laras juga teman-temannya.
Awalnya Nara berfikir bahwa Zero membutuhkan waktu untuk menetralkan pikiran dan mengatur emosinya, namun sampai saat ini tidak ada tanda-tanda Zero akan banyak bicara, bahkan menanyakan kondisi kandungan Nara pun tidak.
Ujian semester ganjil di sekolah juga sudah selesai, mereka hanya tinggal menunggu waktu 2 minggu untuk pengambilan raport. Seharusnya waktu 2 Minggu itu mereka gunakan untuk menyelesaikan pelajaran yang belum selesai atau remedial ujian yang tidak tuntas, tapi Zero lebih memilih untuk tetap di rumah dan akan kembali ke sekolah saat hari pengambilan raport.
"Zer?" Nara memanggil Zero yang duduk di ruang tengah sambil melihat acara di televisi.
"Hmm." Deham Zero.
"Kamu udah makan?" Tanya Nara.
"Udah."
"Kok nggak nunggu aku?"
Zero melihat kearah dapur dimana Nara berada, lalu mengalihkan pandangannya pada handphone lagi.
"Lagi main pohon sopi kali yak?" Pikir Nara
"Aku bosen dirumah terus." Keluh nya.
"Aku bosen di luar terus." Balas Zero.
"Ish, Zero, serius."
"Hm." Lagi-lagi balasan Zero hanya seperti itu.
"Udah jarang ngomong, sekali di tanya jawabnya cuma ham hem ham hem doang, gak bau apa tuh mulut?!" Dengus Nara agak keras, dapat Zero dengar.
"Apa?" Tanya Zero pura-pura tak mendengar.
"H-hah, kenapa?" Gagap Nara.
"Tadi kamu ngomong apa?"
"Nggak ada." Sangkal nya.
Zero kembali diam walau dalam hati ia menggerutu, "punya istri gak pekaan banget, bukannya suami di ajak bicara baik-baik, malah di katain bau jigong lagi!"
Zero memang sengaja menjadi dingin, ia ingin melihat bagaimana reaksi Nara. Zero fikir, Nara akan membujuk dan memanjainya, namun ia salah, Nara malah bersikap cuek, dan terlihat biasa saja. Padahal di dalam hati istrinya itu, tidak.
Sembari makan siang, Nara berfikir bagaimana cara mengembalikan Zero seperti semula, ia sudah sumpek melihat Zero mode dingin begini. Nara jadi tak bisa mengancam Zero untuk membelikannya sesuatu saat ngambek, karena Zero terlihat tak perduli.
Nara menjentikkan jari saat ide muncul di dalam kepalanya.
"Iya, papa." Katanya sambil memicingkan mata melihat ke arah Zero, lalu buru-buru menghabiskan makanannya agar segera menelfon Papa untuk datang kerumah.
.
Selesai makan Nara naik keatas memasuki kamar, lalu mendial kontak Papa nya.
Papalepapale❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
ZERO:Crazy Husband (END√)
Novela Juvenil[𝓽𝓪𝓴 𝓼𝓮𝓶𝓾𝓪 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓫𝓮𝓻𝓪𝔀𝓪𝓵 𝓭𝓪𝓻𝓲 𝓼𝓮𝓫𝓾𝓪𝓱 𝓴𝓮𝓼𝓪𝓵𝓪𝓱𝓪𝓷 𝓫𝓮𝓻𝓪𝓴𝓱𝓲𝓻 𝓭𝓪𝓵𝓪𝓶 𝓼𝓮𝓫𝓾𝓪𝓱 𝓹𝓮𝓷𝔂𝓮𝓼𝓪𝓵𝓪𝓷 : 𝓫𝓪𝓷𝓪𝔂𝓪] . Ini kisah tentang Azero Gevano Wingston, pemuda yang menghalalkan segala cara agar me...