Haihai, gimana kabar kalian? Semoga sehat selalu.
Aku tunggu 50 komentar, bisa gak ya🤔
Jangan lupa untuk Vote dan Komen.
Happy Reading ❤️
"MAMAAA." Teriak Nara berlari memasuki rumah memanggil Mama Laras.
"Iya, sayang, ada apa?" Tanya Mama Laras saat Nara sudah sampai di hadapannya.
"Liat, Ma, Zero beli ini semua, pake uang hasil nyolong black card, Mama." Adu Nara sambil menyodorkan barang belanjaan yang ia dan Zero beli tadi.
"Aku nyolong juga demi nyenengin kamu, sayang." Sahut Zero, namun pandangan nya beralih melihat dua orang yang sangat ia kenal duduk santai di sofa.
"Duh.. pantes aja hawa rumah ini panas banget, ternyata ada temennya Fir'aun dateng." Terang Zero menyindir kedua orang tua Nara.
"Ohh, hawanya panas ya kalau Mama dateng?" Tutur Mama Mitha.
"Mama Mitha sih nggak, cuma karna ada si onoh, jadi ikutan panas."
"Mau Papa siram kopi panas ini?" Delik Papa Fadli.
"Dih- baperan."
"Udah-udah," urai Mama Laras, "maksud kamu tadi apa, Nara?"
"Zero, nyuri black card Mama buat beliin Nara semua barang-barang ini."
"Astaghfirullah'haladzim, Zero!" Ucap para orang tua bersamaan.
"Nggak berkah kaya gitu, Nak." Kata Mama Mitha.
"Tauk nih, lo ngajarin anak gue yang nggak bener lama-lama." Tuduh Papa Fadli.
"Ini semua demi nyenengin Nara, dia kan jarang Zero belanjaan barang-barang mewah." Dalih Zero beralasan.
"Bohong. Ini pasti akal-akalan kamu buat beli mobil baru kan?" Tuding Mama Laras.
Zero nyengir kuda menampak-kan gigi ratanya, "itu sih sekalian, Ma."
"Tapi kok- kamu bisa tau nomor PIN black card, Mama?"
"Kan Zero pernah nguping." Jawab Zero enteng.
"Lain kali hati-hati, Ras, anak kamu udah tertanam bibit-bibit maling nya." Kompor Papa Fadli.
"Dih, kompor banget."
"Lagi pula uang, Mama, itu cuma buat Zero. Gak ada yang boleh ngambil, apa lagi Tedy, Dodi, Gaga!" Sambung Zero.
"Nama rekening, Mama, juga aneh banget lagi."
"Eh?" Pekik Mama Laras.
"Emang apa?" Kepo Nara, Mama Mitha dan Papa Fadli.
"Si-hyuk kiyowok."
"Hahaha," mereka semua tertawa puas mendengar jawaban Zero.
"Mama, sebucin itu sama, Papa bear?" Tanya Nara masih sambil tertawa.
"Iseng doang, kok." Jawab Mama Laras malu-malu.
"Udah, mending kalian berdua duduk, kita unboxing barang-barang yang kalian beli ini." Titah Mama Laras mangalihkan topik.
"Setuju." Seru Papa Fadli.
"Nggak!" Tolak Zero.
"Zero yakin pasti nanti beberapa barang Papa bawa pulang."
"Kalau Papa srek sih, iya."
"Tuh kan. Nggak ah, Zero gak kasih."
"Udah lah, Zero.. lagi pula kamu belanjanya banyak banget, nggak mungkin kepakai semua. Yang ada malah menuhi lemari, mubazir..." Nasihat Nara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZERO:Crazy Husband (END√)
Teen Fiction[𝓽𝓪𝓴 𝓼𝓮𝓶𝓾𝓪 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓫𝓮𝓻𝓪𝔀𝓪𝓵 𝓭𝓪𝓻𝓲 𝓼𝓮𝓫𝓾𝓪𝓱 𝓴𝓮𝓼𝓪𝓵𝓪𝓱𝓪𝓷 𝓫𝓮𝓻𝓪𝓴𝓱𝓲𝓻 𝓭𝓪𝓵𝓪𝓶 𝓼𝓮𝓫𝓾𝓪𝓱 𝓹𝓮𝓷𝔂𝓮𝓼𝓪𝓵𝓪𝓷 : 𝓫𝓪𝓷𝓪𝔂𝓪] . Ini kisah tentang Azero Gevano Wingston, pemuda yang menghalalkan segala cara agar me...