PT.12

8.4K 711 14
                                    

Haihai, apa kabar? Sehat selalu ya😊❤️

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian
Follow, Vote dan Coment:)

Happy Reading ❤️


"Aku maunya babi Zero!"

"Astaghfirullah, haram Nara."

"Kan cuma boneka."

"Sama aja. Udah deh mending cari boneka yang lain, asalkan jangan babi. Entar anak aku mirip babi lagi." Sela Zero tak menyetujui.

"Tapi aku maunya babi, hiks."

"Babi, babi, babi. Pokoknya aku mau babi." Sungut Nara tetap pada pendiriannya.

"Dari pada babi, mending aku ngeluarin uang banyak buat beli tuh si BETEDUASATU." Balas Zero membuat Nara tersenyum bahagia.

"Nah gitu dong." Sahut Nara cepat dan langsung membuka platform aplikasi di handphonenya.

Zero melongo melihat tingkah istrinya yang random itu, namun tiba-tiba raut wajahnya mendadak lesu saat Nara mengucapkan sesuatu.

"Harganya 611.780 rupiah, kita pas-in aja ya Zer jadi 612 ribu. Dikali delapan jadi totalnya-" Nara menjeda ucapannya karena masih menghitung di kalkulator.

"Totalnya 4 juta 896 ribu sayang." Pucat sudah wajah Zero mendengar itu.

"Kita beli boneka babi aja yuk." Ajak Zero, namun ditolak oleh Nara.

"Nggak ah, aku udah pesen ini kok. Lagian murah tau Zer."

"Murah endas mu." Sarkas Zero.

"Ya murah dong, kan cuma 4 juta udah dapet delapan." Balasnya tak mau kalah.

"Terserah kamu deh Nar, aku capek."

"Padahal kamu nggak ngerjain apa-apa loh, kok bisa capek?" Tanya Nara yang masih belum mengerti maksud Zero.

"Lama-lama bisa darah tinggi gue." Gumam Zero dapat didengar oleh Nara.

"Kamu punya penyakit darah tinggi?" Tanya Nara lagi dengan nada sedikit meninggi.

"Nggak Nara." Jawabnya dengan lesu.

"Kok kamu lemes gitu? Kamu pusing? Darah tingginya naik? Mau aku kupasih timun gak, biar agak mendingan."

"Nggak Nara, nggak. Udah deh mending kita tidur, udah jam 9 ini."

"Tapi aku belum ngantuk Zero." Kata Nara menopang kan kepalanya di dada Zero.

"Mau ngapain lagi sih Nar?" Lelah sudah Zero menghadapi istrinya yang super duper rewel ini.

"Aku juga gak tau Zero, tapi aku belum mau tidur." Ucap Nara mengerucutkan bibirnya.

Sepertinya Zero mengerti dengan gelagat sang istri, dia mengelus surai rambut Nara dengan lembut sambil sesekali menciumi pucuk kepalanya.

Nara yang merasa nyaman diperlakukan seperti itu tambah mendusel'kan kepalanya di celuk leher Zero, membuat sang empu merasa kegelian.

"Jangan gitu Nara." Zero memberi peringatan, takut-takut ia tidak bisa mengontrol gejolak hasrat dalam tubuhnya.

"Hehe iyaiya. Elus lagi kepalanya."

"Kamu nyaman di elus gini?" Tanya Zero, sembari kembali mengelus surai rambut Nara.

"Iyaa." Mendengar jawaban Nara dengan nada manja sedikit membuat Zero tertawa.

Dert, dert, dert.

Bunyi handphone Zero mengalihkan perhatian mereka.

ZERO:Crazy Husband (END√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang