PT.33

4.9K 469 11
                                    

Haihai, janji aku buat double up tertepati ya.

Jangan lupa untuk Vote dan Komen 😊


Happy Reading ❤️




Setelah sekian lama, hari ini pertama kalinya Nara terlihat oleh teman-temannya datang ke sekolah untuk mendengar hasil kelulusan mereka. Beberapa waktu lalu, ia memakai alasan bahwa orang tuanya sedang ada tugas di London dan harus ikut kesana.

Waktu ujian nasional berlangsung, Nara berada di ruang khusus bersama Mama Laras selaku pemilik sekolah. Hal ini untuk menghindari desas-desus bahwa Nara sedang hamil.

"Untung aja hari ini gerimis." Kata Nara.

"Lah kok untung?" Bingung Esha.

"Kalau nggak gerimis mana bisa gue dateng ke sini." Mereka semua langsung mengerti. Sebab jika tidak gerimis, Nara akan terlihat aneh datang ke sekolah memakai jaket tebal dan kebesaran hanya untuk menutupi perut besarnya.

"Tapi tetap, kamu jangan sampai sakit, sayang." Peringat Zero sembari mengelus surai rambut Nara.

"Hehe, siap, pak bos." Ujar Nara memberi hormat.

Seluruh siswa kelas 3, silahkan berkumpul di lapangan untuk mengumumkan hasil kelulusan kalian, terimakasih.

Setelah bunyi toak tersebut, semua siswa bergegas kumpul dan duduk di tengah lapangan.

Pandangan Ika tertuju pada Lusi yang meremat kuat tangannya jadi bertanya, "elo kenapa?"

"Gue takut nggak lulus." Resah Lusi.

"Nggak mungkin lah, lo kan pinter." Sahut Rizky.

"Bukan itu, masalah gue waktu masih temenan sama Manda dulu banyak banget di catat BK."

"Kalo itu lo tenang aja, catatan merah kita bertiga juga banyak kok." Pede Athan memberi tahu catatan dirinya, Rizky dan Daniel.

"Gak waras, lo!" Sungut Arka.

"Tenang aja, beb, kita semua pasti lulus." Tutur Daniel menenangkan Lusi yang sudah berstatus menjadi pacarnya.

"Bismillah aja deh." Harap Lusi.

"Manusia kayak lo, gak mungkin lulus." Timpal Manda yang ternyata berada di belakang mereka.

"Dihh, sih makhluk halus main nyaut aja." Sindir Rizky.

"Emang nyata, dia itu bod*h." Sambung Evelyn lalu tertawa bersama Manda.

"Biasa yang kek gini karmanya cepet." Ucap Abadi.

"Lo ngedoain gue?!" Sungut Manda.

"Nggak ngedoain sih, tapi ya-- Aminin aja." Seru Ika.

"Tenang, Man. Bisa jadi mereka semua yang gak bakalan lulus."

"Evelyn, Evelyn, sebenernya sih gue nggak mau sombong, tapi siswa beasiswa kaya kita udah terjamin kepintarannya." Ika sengaja berkata seperti itu agar 2 orang ini sadar diri.

"Beasiswa karna lo miskin!" Tekan Manda.

"Emang lo kaya?" Pungkas Nara yang dari tadi hanya diam memperhatikan.

"J-jelas lah." Jawab Manda gugup.

"Jelas halunya." Timpal Arka.

"Mending lo berdua cari kerjaan yang halal deh, nggak capek apa ngangkang terus?" Sindir Daniel.

"MAKSUD LO APA?!" Sarkas Manda dan Evelyn.

"Ahh babang Daniel, atut nichh." Ejek Daniel, suaranya dibuat-buat seperti anak kecil.

ZERO:Crazy Husband (END√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang