Haihai, gimana kabar kalian? Semoga sehat selalu.
100 vote 50 komen aku double up 😉
Happy Reading♡
"Mau ya, sayang..." Nara berusaha membujuk Zero untuk menemui Ardi. Setidaknya sebelum benar-benar terpisah anak dan orang tua ini mampu untuk mengungkapkan kekesalan masing-masing tanpa adanya perkelahian.
"No!" Bantah Zero, "jangan kan buat ngomong, liat mukanya aja aku udah muak."
"Kamu nggak boleh gitu, coba kasih satu kesempatan lagi sama Papa Ardi. Se'enggaknya buat minta maaf ke kamu sama Mama doang."
"Dia nggak akan pernah berubah Nara. Itu pasti akal-akalan dia aja buat nge-bahayain kamu sama Mama." Zero menyangkal karna ia sangat tau bagaimana sifat seorang Ardi. Tiba-tiba ingin meminta maaf begitu, pasti ada yang tidak beres.
"Nggak Zero, aku yakin 100 persen Papa udah berubah. Dia cuma mau ketemu kamu sama Mama buat minta maaf secara langsung, setelah itu nggak bakal ganggu kehidupan keluarga kita."
Zero mengacak rambut tanda ia pusing, "nanti deh aku pikir-pikir lagi."
"Ya udah, tapi inget, Papa berangkat ke-Bali minggu depan, jadi jangan kelamaan mikirnya."
"Iya-iya bawel." Zero menjeda ucapannya, "itu, dia ngasih apa?" Tanya Zero pada paper bag yang Nara letakkan di atas meja ruang tengah.
"Nggak tau, aku juga belum liat. Ada buat aku, kamu, Mama sama mainan buat calon anak kita, kata Papa."
"Sana, tolong panggilin Mama, biar kita buka bareng-bareng." Suruh Zero.
"MA! SINI DEH! ADA SESUATU NIH!" Nara menjerit di tempat nya memanggil Mama Laras.
"Aku suruh kamu datengin Mama, bukan teriak gitu." Tegur Zero.
"Kamu tuh nggak punya hati ya?! Udah tau istrinya jalan aja susah, masih aja nyuruh-nyuruh. Kalo nggak mau denger aku teriak, kamu sana yang datengin Mama." Cerocos Nara balik.
"Gak mau ngalah banget sih." Desis Zero mendumel.
"Bodok." Balasnya.
"Aduh, ada apa ini, Kok ribut-ribut?" Mama Laras datang menghampiri Zero dan Nara.
"Itu apa?" Lanjut Mama Laras bertanya.
"Dari MANTAN suami, Mama." Ketus Zero menekan kata mantan.
"Ha? Atas dasar apa?"
"Tanda-tanda mau di ambil Malaikat Izrail kali."
"Heh, Zero, mulutnya." Tegur Mama Laras.
"Tau nih, Ma, ngomongnya suka sembarangan." Timpal Nara.
Nara mengelus perut buncitnya sambil berkata, "nanti jangan kaya Papah kamu ya? Dosanya gak tanggung-tanggung."
"Sembarang, kamu."
"Hust, hust," kata Mama Laras agar sepasang suami istri ini berhenti adu mulut, "mending kita buka aja deh, kepo nih."
"Ya udah." Sahut Zero.
Mereka mulai membuka satu-persatu paper bag pemberian Ardi. Mama Laras mendapat satu set baju dan cincin berlian. Nara mendapat kalung berlian serta gaun pesta yang indah. Sedangkan Zero, mendapatkan setelan baju formal, kartu ATM, juga ada surat di sana.
"Itu surat apa, Zer?" Tanya Mama Laras.
"Nggak tau."
"Coba kamu baca." Titah Nara, Zero turuti.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZERO:Crazy Husband (END√)
Teen Fiction[𝓽𝓪𝓴 𝓼𝓮𝓶𝓾𝓪 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓫𝓮𝓻𝓪𝔀𝓪𝓵 𝓭𝓪𝓻𝓲 𝓼𝓮𝓫𝓾𝓪𝓱 𝓴𝓮𝓼𝓪𝓵𝓪𝓱𝓪𝓷 𝓫𝓮𝓻𝓪𝓴𝓱𝓲𝓻 𝓭𝓪𝓵𝓪𝓶 𝓼𝓮𝓫𝓾𝓪𝓱 𝓹𝓮𝓷𝔂𝓮𝓼𝓪𝓵𝓪𝓷 : 𝓫𝓪𝓷𝓪𝔂𝓪] . Ini kisah tentang Azero Gevano Wingston, pemuda yang menghalalkan segala cara agar me...