Extra part

8.7K 502 34
                                    

"Tuhan, memberikan kita mata, hati, serta pikiran yang jernih, maka jangan tutup ketiga-nya"

"Tuhan, memberikan kita mata, hati, serta pikiran yang jernih, maka jangan tutup ketiga-nya"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

4 years later.

"Mamah, Papah!" Jerit Bara. Anak kecil usia empat tahun itu berlari ke arah Zero dan Nara yang baru keluar dari gedung wisuda mereka.

Iya, setelah menunda kegiatan pembelajaran selama satu tahun agar bisa lebih fokus mengurus Bara di awal pertumbuhan-nya, dan kembali menempuh pendidikan di tahun berikutnya, hari ini suami istri itu melaksanakan wisuda mereka. Bahkan terbilang cepat, hanya 3 tahun.

"Eh, anak, Mamah." Balas Nara sembari mengangkat tubuh kecil Bara.

"Anak aku juga." Sulut Zero.

"Iya, iya."

"Nenek, sama kakek dimana, sayang?" Tanya Nara pada Bara, yang sibuk memainkan manik-manik di bajunya.

"Dicana, cama temen-temen ecemah, Papah." Tunjuk Bara ke salah satu arah.

"Loh, temen Papah, dateng?" Kaget Zero.

Bara mengangguk semangat, "he'em, meleka bawa bunga anyak anget..." Kata Bara antusias.

"Wah.. terus, terus?" Kepo Nara dan Zero.

"Bawa duit juga, talo di pelastik gitu."

"Bara, ada liat yang bawa black card gak?" Tanya Zero.

"Ada, di dompet Nenek cama kakek tili."

"Kok kamu tau ada black card di dompet Nenek sama kakek?" Pancing Nara. Upaya Ini ia lakukan agar anaknya tidak suka berbohong atau menyembunyikan sesuatu dari mereka.

"Waktu itu Nenek lagi di dapul, Bala liat ada dompet di meja makan, terus ada kaltu walna item na. Bala tanya itu apa, Nenek bilang black cald." Jelas Bara dengan detail.

"Oh..." Gumam Zero, "terus kamu ambil gak?"

"Bala, ndak ambil, tapi Nenek acih ke, Bala."

"Ha! Serius?!" Kaget Zero dan Nara.

"He'em."

"Terus, Kamu, taro dimana?"

"Di box lobot." Jawabnya polos.

Zero menepuk jidat dan Nara menghela nafas kasar, "astaghfirullah.." lirih mereka bersamaan.

"Mending kita ke tempat mereka aja." Saran Nara.

"Ayo, sini biar aku yang gendong, Bara, entar tangan kamu sakit lagi. Bara, kan udah lumayan berat." Kata Zero, Nara setujui.

"Eh! Mah, Pah, tunggu." Cegah Bara.

"Kenapa, sayang?" Heran Nara.

"Itu, Mah, ada cewek." Bara menunjuk salah satu mahasiswi yang melaksanakan wisudanya bersamaan dengan Zero dan Nara.

ZERO:Crazy Husband (END√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang