"Nggiiing ngiiing" suara pesawat yang terdengar seperti akan memekakan telinga kiri ku.
"Niknik sepertinya pesawatmu sudah datang" papa menatap tingkap besar di bandara Soekarno-Hatta, ada setitik kesedihan di wajahnya.
Tentu saja, anak bungsu nya ini kan akan pergi 'belajar' di Negeri orang.
Mama mengusap air mata nya dengan selendang bludru ungu favoritnya.
Aku tak kuasa melihat mama menangis, bisa bisa air mataku ikut tumpah ruah juga.Namun aku tak mau menangis di depan kedua orang tuaku, kutahan air mataku didepan mereka berdua.
Aku ingin mereka menganggapku dewasa, aku bukan Niknik kecil yang dulu akan menangis hanya gara-gara sendok makan hellokitty miliknya dipakai kak Hellen, sekarang aku adalah Niki yang akan melayangkan tinju maut di wajah Andrew keparat.
Hhhh, sayangnya aku tidak bisa melakukan itu! Apa kata orang-orang jika anak Jenderal Angkatan Darat Republik Indonesia Tantowi Shiina membuat onar karena seorang laki-laki dungu seperti andrew.
Mengingat namanya saja membuat dadaku panas, mungkin cukup panas untuk merebus bajingan itu bersama Shiera.
Karena aku tak ingin melihat wajah keparat itu, aku bersedia mengikuti saran Papa agar menyusul Kak Hel di Australia, yang awalnya kutolak mentah-mentah karena aku cinta Indonesia *ehem* cinta makanan Indonesia sih tepatnya. Aku ga sanggup berpisah dari rendang dan gulai :( semua ini gara-gara Andrew!!!!! ARGHHH.
Walaupun mempunyai Universitas dan daerah yang berbeda, aku tinggal di 1 Benua yang sama dengan kak Hel! Aku masuk universitas yang ada di Sydney, sedangkan kakak di Melbourne.
Kebetulan juga aku agak rindu sama kakakku yang dapat nominasi orang paliiingg resek sejagat itu. Kak Hel sudah 5 tahun kuliah di sana, dan dia bilang akan mengunjungiku ke Sydney ketika tidak sibuk.
"Sayang, jaga diri ya! salamkan salam mama sama kakakmu disana" Mama tersenyum sembari *masih* mengusap air mata.
"Iyaa ma kalo ketemu -__-" mengingat Andrew, aku tak jadi menangis karena kesal.
"Papa udah siapin rumah dari house agency seperti yang kamu minta! Alamatnya sudah papa selipkan di paspormu."
"Oke pa...hmmm udah waktunya check in! Niknik berangkat yah ma, pa?" Kucium tangan kedua orang tua ku, dan kupeluk keduanya dengan erat.
Ahhh tidak, air mataku hampir mau menetes lagi. Aku segera berjalan menyusuri antrean check in pesawat sambil melihat ke arah Mama dan Papa sampai keduanya hilang dari jarak pandangku.
Uggghhhh..aku pasti akan sangat merindukan mereka berdua, dan makanan Indonesia tentunya :'(
Setelah Kupikir-pikir ini pertama kalinya aku naik penerbangan Internasional sendirian selama 17 tahun hidupku -_- agak takut sih. Dan juga aku bukannya akan liburan, namun menetap sebagai pelajar.
Bangku pesawat terasa seperti batu, aku merasa gelisah tentang meninggalkan Papa dan Mama, aku masih belum tau apa ini keputusan tepat atau tidak. Ku coba pejamkan mata rapat-rapat. Perjalanan 6 jam ini mungkin tidak akan terasa lama jika aku tidur, itu pikirku. Mungkin setelah aku bangun, aku bisa berteriak keras,
"WELCOME TO AUSSIE"
~
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep in Blue
RomansaLove comes whenever it like Kapanpun, Dimanapun, Kepada siapapun tidak mengenal ras serta suku Cinta bisa datang dari belahan bumi manapun tak pernah kau sangka dan kau duga Namun ada cinta yang hanya menginginkan materi Begitulah menurut Niki Dikhi...