Part 37 : Watson Bay

129 8 4
                                    

"Kau mau mengajakku kemana?" Kusandarkan badanku di lorong rak sepatu sembari menunggu si pirang yang sedang mengikat tali sepatu di kaki nya.

Aku berdehem "maksudku ke pantai apa?" Lanjutku mulai tak sabar. Sebenarnya aku memang menantikan pergi bersamanya dari semalam, aku terlalu excited sampai-sampai tak bisa tidur. Belum lagi memikirkan kelakuannya semalam, ugghhhh.. Aku malu memikirkannya.

Tanpa menjawab pertanyaanku Shane berdiri kemudian memegang pelan pergelanganku.
"Sepertinya sudah tidak apa-apa" tukasnya sambil mengelus pelan pergelangan ku yang kini sudah membaik.

Merasakan sensasi yang menggelitik dari sentuhannya, aku langsung menarik tanganku.

"Te-tentu saja sudah tidak apa-apa!"

Kulihat kilatan lega di matanya, "kau belum menjawab pertanyaanku!" Tuntutku lagi.

"Ra-ha-si-a" pirang mengedipkan matanya sementara aku bergidik memasang wajah jijik.

Shane melangkah keluar, kemudian memberi isyarat agar aku mengikutinya. Kulihat Range rover miliknya sudah terparkir didepan rumah.

"Kapan benda ini ada disini?" Aku melirik kearah Shane yang dengan santai masuk kedalam mobil. Ia hanya mengendikkan bahu.

Ck, dia tidak menjawab pertanyaanku lagi! Dasar bule nyebelin.

Aku membiarkan diriku melaju di jalanan, Shane nampak fokus dengan jalan yang ada didepan. Sesekali aku melirik diam-diam kearahnya, mengamati lengannya yang terhubung ke stir.

"Glekk" aku berusaha menelan air liur melihat gerakan tangannya yang menampakkan otot-otot atletis itu.

"Umm... Aku sudah lama penasaran" tukasku berusaha membuka pembicaraan.

"Tentang?" Shane tidak menoleh namun mengarahkan perhatiannya padaku.

"Apa kau..umm..errr..workout?"

Shane terkekeh pelan "Kau menyukai tubuhku ya? Ternyata kau memang mesum!" Ia tersenyum nakal.

Kurasakan panas di wajahku "hey! Aku kan cuma bertanya. Dan kapan aku bilang aku menyukai tubuhmu?"

Well, sebenarnya aku memang suka.

Shane masih menertawaiku, kenapa dia jadi menyebalkan sih?! Semalam bersikap manis, sekarang si pirang bodoh ini malah bersikap menyebalkan. Tak ada 1 pun pertanyaanku yang dijawab olehnya.

"Kenapa kau jadi menyebalkan sih?" Tanyaku kesal.

"Maksudku, kau memang selalu menyebalkan. Tapi kemana sikapmu yang semalam? Semalam kau bersikap manis, sampai-sampai aku mau melele- uphh, ma-maksudku sampai-sampai aku terkejut. Kukira kau sudah menjadi orang baik! Tapi ternyata kau tetap saja menyebalkan." Cerocosku. Aku mencubit pergelangan tanganku karena hampir menyebutkan kata 'meleleh' tadi.

Shane menampakkan cengiran khas-nya, memandangku tanpa berkata-kata.

"A-apa lihat-lihat?"

Si pirang yang sedari tadi menahan tawa saat aku bicara, kini melepaskan tawa renyah nya.

Setelah tertawa beberapa saat, Shane akhirnya diam kembali, fokus pada jalanan yang ada didepan. Suasana mobil kini hening, lagi-lagi dia tidak menjawab pertanyaanku. Tuh kann!! Menyebalkan!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 02, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Deep in BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang