Aku merasakan benda kenyal yang jatuh di atas kepalaku, saus pasta lengket menetes dari atas kepalaku. Oh My God, Mungkin sekarang aku sudah terlihat seperti medusa.
Flashback :
*lunch break time*
Aku dan Kyle duduk di pojokkan Cafetaria, memakan makanan yang baru kami ambil. Seperti biasa, aku mengambil makanan ke court Indonesia tempatnya Bu Min ^^
Kulihat seorang perempuan berderap cepat kearah kami, hotpants yang melekat ketat di pinggang nya menampakkan paha mulus tanpa bulu miliknya. Aku berani bertaruh dia menghabiskan banyak uang untuk pergi ke salon wax minggu ini -_-
Oh dan yang paling ku 'senangi' ialah wajah perempuan itu, mata indahnya melotot ke arahku sedangkan giginya menggertak tanda tak suka.
Miranda datang ke mejaku. Kurasa dia akan memakanku hidup-hidup!
Aku dan Kyle menelan ludah, sampai kulihat ia mengangkat spagethi milik Kyle ke arahku
Flashback end~
Aku mencium bau saus pasta di kepalaku, tenggorokan ku soak karena terlalu terkejut dengan apa yang terjadi. Kulihat Kyle juga sama terkejutnya denganku, aku sempat merasa lucu dengan wajah terkejut Kyle yang menggemaskan, walaupun aku tau ini bukan saat nya untuk itu.
"BITCH LIKE YOU SHOULD GO DIE!" Miranda menatap garang ke arahku sembari menghentakkan kaki. Dan seluruh orang di Cafetaria menghentikan aktifitas mereka, fokus menatap meja kami.
Aku mengedarkan pandangan ke orang-orang, menyadari betapa memalukannya hal ini, kemudian mataku menangkap arah pintu masuk cafetaria. Shane dan Daneel ada disana, Shane memandang dingin ke arah kami.
"KENAPA KAU DIAM?!" Bentak Miranda.
Aku menoleh kebawah, kurasakan mataku perih. Entah ini karena saus yang masuk ke mataku, atau karena airmataku yang akan segera keluar karena malu dan kenyataan bahwa Shane hanya diam saja melihatku dipermalukan seperti ini. Jahat!
No! You can't cry Nik, dia akan merasa menang jika kau menangis.
Kupandang manik mata Miranda, pedih dimataku kini berganti amarah. Aku kesal pada Miranda karena membuatku malu, tapi aku lebih kesal pada Shane yang hanya menontonku, padahal ini salahnya! Dia pasti tau alasan mengapa Miranda mempermalukanku! Dan ini jelas karena dia. Kenapa dia diam saja!!
"APA? KENAPA HANYA MENATAPKU SEPERTI ITU?! KAU KIRA AKU TAKUT! KAU BENAR-BENAR PEREMPUAN TAK TAU DIRI! BERANI NYA MENGGODA SHANE DAN MEMAKSANYA UNTUK PERGI DENGANMU PADA MALAM TAHUN BARU!"
Miranda berteriak kearahku, dan perkataan nya yang tidak benar itu semakin membuatku marah. Aku akhirnya membuka mulutku,"Hah? Gosip macam apa itu? Kau kira aku akan memaksanya pergi ke NYE? Jelas-jelas kalian senang sekali memutar balikkan fakta!" Aku mengenyahkan spagethi yang ada diatas kepalaku, tanpa mengalihkan pandangan dari Miranda.
"APA KAU BILANG?" Miranda mengangkat tangannya keatas bersiap untuk menampar wajahku, spontan aku memejamkan mataku dan siap menerima perih dipipiku.
"What do you think you are doing Miranda?" Seseorang menahan tangan Miranda, Daneel menatap marah kearah Miranda sambil menghempaskan tangannya.
Daneel menolongku,
Itu membuatku lega
Tapi aku juga kecewa, karena itu bukan Shane.
Aku mengedarkan pandangan, mencari keberadaan Shane. Tapi nihil, dia sudah pergi. Pedih dimataku kini kembali menyeruak. Apa dia benar-benar tak peduli padaku?!
"Daneel!! Please, jangan halangi aku! Biarkan perempuan ini merasakan akibatnya! Dia sudah menggoda dan memaksa Shane!" Miranda menatap Daneel marah.
"Calm down! Kita tak tau apa yang sebenarnya terjadi." Tukas Daneel mencoba menenangkan Miranda.
"Jelas-jelas dia memaksa Shane! Mana mungkin Shane mau ke malam spesial bersama orang seperti perempuan ini! Tidak mungkin Shane menyukainya. Mustahil!"
Daneel mengerutkan kening, menampakkan ekspresi tak setuju.
"Miranda, isi lautan bisa kita ketahui! Tapi tidak dengan isi hati manusia. Dan kau tak punya hak untuk marah! Kau bukan kekasih Shane."
Miranda mendelik sebal ke arah Daneel, aku tau perkataan Daneel itu sangat tepat sasaran.
Tapi aku yang sedari tadi menahan perih dimataku akhirnya tak kuat lagi. Aku harus ke toilet! Sebelum aku lebih mempermalukan diriku sendiri dengan menangis didepan banyak orang.
Aku menerobos kerumunan orang dan berlari ke toilet.
Sempat kudengar Daneel dan Kyle memanggilku dari belakang, sebelum aku masuk ke toilet dan Menangis.
Kutatap nanar bracelet biru di pergelangan tanganku,
"Pirang kau benar-benar jahat!"
~
Hai semuaa!! Maapin author eak kalo ngupdate nya lama :')
Makasih yang udah ngasi VoMent!! 💓
Your vote and comment are the best appreciate for me 😊🙏🏼
Terus kasi semangat buat author ya! Heheh *salamkecup*
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep in Blue
RomanceLove comes whenever it like Kapanpun, Dimanapun, Kepada siapapun tidak mengenal ras serta suku Cinta bisa datang dari belahan bumi manapun tak pernah kau sangka dan kau duga Namun ada cinta yang hanya menginginkan materi Begitulah menurut Niki Dikhi...