Aku tak bergeming
Menghadap kedepan, ke sebuah rumah yang akan menjadi tempat tinggal ku.
Ahh! Rumah ini, perfect!
Dindingnya terbuat dari bata merah yang disusun bertingkat, dengan plakat di samping jendela oval nya bertuliskan 31, nomor rumah ini. Atap nya berbentuk kerucut dan memiliki cerobong asap, menurutku itu benar-benar imut!
Tak sia-sia aku berdebat panjang dengan Papa untuk mendapatkan rumah ini, Papa awalnya ingin aku tinggal di apartemen mahal seperti kak Hel di Melbourne. Tapi menurutku itu kemewahan yang tidak perlu.
Aku ingin tinggal di rumah normal yang indah bersama teman baru, dan akhirnya rumah ini kudapatkan. Aku senang sekali!!
"Hi there, Niki are you ok?" Tangan Mrs.Jullie bergoyang didepan mataku, membuat lamunanku buyar.
"Ahh sorry! Ummm aku hanya kagum!"
Tampak secercah kepuasan dan kebanggaan di mata Mrs.Jullie, dia bilang dia senang jika aku senang.
Mrs.Jullie mengajak aku masuk kedalam melewati pintu petak bertralis, dan kami masuk kedalam.
Dibelakang pintu masuk terdapat lorong pendek, didalam lorong tersebut berjejer rak sepatu, akupun meletakkan sepatu kets nike peach milikku dengan rapi, tepat disamping sepatu kets nike hitam putih juga, milik cowok. Entah milik siapa, mungkin nanti aku akan tau.
Rumah ini luar dan dalam nya sangat berbeda.
Luarnya seperti rumah bergaya klasik, sedangkan didalam benar-benar bergaya modern. Bercatkan krem di seluruh dindingnya. Aku suka ini!Kami berjalan menyusuri lorong dan sampai di ruang santai, hanya ruang ini yang 1/4 ruangan nya berdinding bata, tepat di tungku pemanas yang menyambung ke cerobong asap. Beberapa sofa krem yang terlihat empuk berjejer tepat menghadap ke televisi di ruangan itu. Terdapat 2 pintu kamar diruang santai, mataku teralihkan oleh kamar-kamar tersebut.
"Oh..itu kamarmu yang sebelah kanan, kau boleh melihatnya ketika aku sudah mengantarmu berkeliling rumah."
Mrs.Jullie tersenyum melihatku mengagguk excited, ia lalumenuntunku lagi keruang berikutnya.Ruang berikutnya adalah ruang makan, meja dan bangku nya berwarna putih elegan.
Disamping ruang makan merupakan dapur, dapur ini benar-benar modern walaupun mini. Microwave, oven,pemanggang, tempat pencuci, semua nya lengkap. Kulkas nya juga cukup besar. Beberapa rak gantung tersusun dari atap dapur. 2 rak sudah memiliki nama 'shane' dan 'jannice'.
"Kau boleh memilih rak lain sesukamu, 2 rak ini milik jannice dan shane. Jangan lupa menulis nama di rak mu nanti, agar mereka tidak salah mengambil makananmu." Jelas Mrs.Jullie disertai anggukanku.
Kami beralih kebagian belakang rumah, terdapat halaman yang tidak terlalu luas namun cantik, seperti didepan. Banyak sekali dandelion yang tumbuh. Terdapat gantungan berbentuk kawat memanjang, kurasa ini untuk menjemur.
Terdapat ruangan kecil disamping kawat, tempat mesin cuci. Dan ada 2 sepeda yang bersandar di pagar belakang, pastilah ini milik teman serumah ku.
Well..kurasa aku akan betah mencuci disini.
Mrs.Jullie mempersilahkan aku untuk masuk ke dalam kamarku, kurasa ini akhir dari perjalanan kami mengitari rumah.
Mrs.Jullie pamit pulang, dan berceloteh semoga aku betah tinggal disini.
Ia benar-benar antusias."Jika ada apa-apa telfon saja aku" kata Mrs.Jullie memberikan secarik kartu nama. Aku tersenyum dan tak lupa mengucapkan "Terimakasih banyak" padanya.
Aku mengantarnya sampai kedepan rumah sampai mobilnya tak terlihat oleh mataku.
Setelah itu, aku melesat menyusuri lorong menuju kekamar ku tentunya.
"Oh my God" aku terpana melihat isinya.
Tempat tidur, meja belajar, lampu gantung yang berbentuk bulat kecil,lemari kayu berwarna dark brown.Benar-benar kereenn!
Terlebih lagi jendela yang besar dibagian belakang meja tulis, pas menghadap kearah depan.
Yang paling aku senangi, kamarku memiliki teras dibagian samping nya dengan banyak bunga indah berpot mungil, tedapat pintu kecil untuk menghubungkanku ke teras itu, tapi teras itu juga terhubung ke kamar di sebelah ku.
Well, mungkin nanti aku dan dia dapat bertukar rahasia disini. Hihi, membayangkan nya saja aku sudah senang. Aku bahkan tak tau kamar siapa itu.
Aku kembali kedalam kamar, dan duduk di tempat tidur empuk yang terletak di sudut dinding kamar, yaampun bagaimana bisa mereka mendapatkan tempat tidur seempuk dan se-cute ini. Aku tidak tahan lagi!
Aku harus
Harus tidur disini. Sekarang!
Aku berbaring, dan kurasakan mataku sudah terbuai oleh rasa kantuk. Ini memang baru jam 4 sore disini, perbedaan waktu nya 4 jam dari Indonesia, berarti saat ini di tempat Mama dan Papa baru jam 12 siang.
Hmm, mengingat mereka aku jadi rindu. Padahal baru sebentar.
Aku hanyut dalam pikiran
Hanyut dalam mimpi
Aku tertidur.
~
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep in Blue
RomanceLove comes whenever it like Kapanpun, Dimanapun, Kepada siapapun tidak mengenal ras serta suku Cinta bisa datang dari belahan bumi manapun tak pernah kau sangka dan kau duga Namun ada cinta yang hanya menginginkan materi Begitulah menurut Niki Dikhi...