"Hoaaahhhmmm"
Aku terbangun ketika cahaya dari jendela mulai melingkupi diriku, what a nice weather! Pagi yang indah, namun tak cukup untuk membayar rasa kesal ku semalam.
Sungguh aku tak ingin mengingatnya, siapa lagi! Si bule kamar sebelah itu membuatku kesal semalaman. Tapi tak bisa kupungkiri, kalau dia benar benar hot.
-_________-"Tok tok tok" kudengar seseorang mengetuk pintu kamarku, cepat-cepat kuganti piama hellokitty ku dengan blus putih dan jegging.
"Ya..ada apa?"
Tebak siapa yang berdiri didepan pintu kamarku, si bule pirang menyebalkan.
Aku memutar bola mata ku seakan-akan keberadaan nya membuat ku risih. Namun tetap saja aku selalu terpesona akan matanya ishh -_-
"Ugghhh! Kenapa?" Tanyaku ketus sambil melipat tanganku di dada. Bule itu kemudian menebar cengiran khas nya,
"Cewe sepatu.. ternyata kau memiliki hobi seperti koala! Tidur merupakan hobimu!" Ahh! Cengiran itu lagi.
Sialan si pirang ini! Sudah menyamakan aku seperti merk sepatu, sekarang menyebutku seperti hewan.
"Terimakasih atas pujianmu!" Haha Pelototan mautku melayang ke arahnya. Sudah maut belum? -..- rasakan.
"Aku ingin membeli makanan! Kau ingin ikut? biasanya aku titip ke Jannice..tapi dia sedang bermalam dirumah temannya dari kemarin. Are you not hungry?"
Si bodoh itu melemparkan tatapan sok cemas kepadaku."Tidak perlu! Aku belum lapar" tanganku memberi isyarat agar ia tak perlu cemas alias sok cemas.
"Kryuuukkk" suara perut! Perutku =_= ahh siall!!
"Bftttt..aku lebih percaya perutmu dibandingkan mulutmu." Tawa Shane pecah, ia memengang perutnya dengan 1 tangan menandakan perutnya keram karena tertawa keras.
Pipiku panas. Ini memalukaaan =="
"Sekarang bersiap-siaplah! Kita akan pergi membeli bahan makanan" tukas nya
"Oh iya. Dan Akan kuperkenalkan kau dengan pasar kota Sydney, cewek sepatu!" Shane berjalan berlenggok melewati lorong, menuju pintu luar. Ia mengayunkan tangan nya keatas memberi isyarat agar aku lekas bersiap-siap."Siallll! Tak ada cara lain lagi selain mengikuti si pirang itu! Aku tak mau mati kelaparan di hari pertama aku disini! Apabolehbuat." Gerutuku kesal. Aku segera berderap ke kamar mandi untuk mencuci mukaku dan menggosok gigi. Setelah itu, kuambil jaket parka hijau tua ku di kamar untuk kukenakan.
Setelah merasa lengkap, aku menyusul Shane diluar
sebelumnya, kuambil nike peach milikku dari rak sepatu di lorong sebelum pintu. Aku menyadari bahwa sepatu nike hitam-putih yang berada disebelah sepatu ku sudah tidak ada.Hhhhh..yang pasti punya siapa lagi selain miliknya.
Dan, Bingo! Kulihat Shane sudah berdiri di depan pintu memakai sepatu itu."Woww...sepatu itu kelihatan cocok untukmu! Pantas saja, lagipula sama seperti namamu... nike, ooops niki maksudku!"
Mengejek lagi -__-"Hey pirang! Bisa tidak kau tidak membuat ku kesal?" Kupelototi si bodoh itu, sampai-sampai bola mata ku seperti akan keluar.
"Ayo pergi!" Ia mengabaikan pertanyaanku. Menyebalkan sekali -_-
Shane menuntunku berjalan keluar melewati pagar rumah, ia mendorongku kedepan sehingga aku hampir jatuh tersungkur. Sementara ia berlari.. takut terkena amukan ku, hanya tawa renyahnya yang terdengar. Well...ketawa khas cowok.
"Piraaaaannggg!!!!" Mungkin aku berbakat menjadi tom, dan Shane itu Jerry nya.
~

KAMU SEDANG MEMBACA
Deep in Blue
RomanceLove comes whenever it like Kapanpun, Dimanapun, Kepada siapapun tidak mengenal ras serta suku Cinta bisa datang dari belahan bumi manapun tak pernah kau sangka dan kau duga Namun ada cinta yang hanya menginginkan materi Begitulah menurut Niki Dikhi...