part 12 : looking around

843 33 2
                                    

"Tok-tok-tok" seseorang mengetuk pintu kamarku. Kulihat jam dinding hellokitty ku di dinding samping meja belajar. Pukul 7.30.

Siapa gerangan yang mengetuk pintu kamarku pagi-pagi =_= bahkan iler ku pun belum kering *iyuwwhh*. Dengan langkah gontai aku beranjak dari tempat tidur ku menuju pintu dan..

"Hei? Sudah bangun? Get ready please! Jam 8 kita harus sudah siap pergi" jannice bersandar di samping pintu melipatkan kedua tangannya di dada. Dia sudah berpakaian lengkap, blus oranye bergambar coconut tree benar-benar terlihat pas dengan kulit pucatnya. Serta jeans belel cerah yang kelihatan sudah ..umm..lama. kenapa?

Ahhhh!!!! =_= semalam kami janjian buat pergi berkeliling universitas. Demi Tuhan aku melupakannya! Karena semalam beban pundakku sudah hilang *ehem* sudah berbaikan sama si pirang. Aku jadi lupa tentang janjiku dengan Jannice.

Hehe sorry Jannice ×_×

"Oohh..ya! Aku baru saja ingin bersiap-siap!" Tukasku cepat sambil menggigit bibir bawahku. Tak mau ketahuan kalau aku benar-benar lupa janji itu -_-

Jannice hanya memincingkan matanya mencari ada tidaknya kebenaran dari kata-kataku.

"Well..aku mungkin harus segera mandi" aku tersenyum padanya. Tampak seperti senyum yang dibuat-buat =_=

"Hurry!" Jannice melemparkan tatapan cepat terhadapku, artinya ia menyuruhku cepat. Kemudian barulah ia beranjak dari depan pintu kamarku. Tak kusangka dia sangat disiplin terhadap waktu, Untung aku tak bilang bahwa aku lupa *huufftt*.

Dengan langkah seribu aku berderap menuju kamar mandi. Mandi dengan angan seperti sedang lomba balap kuda. Selesai dalam waktu 4 menit. Woww tres bien!! ekor tercepatku.

Ah, tak ada waktu untuk memuji diriku sendiri. Akan kulakukan lain waktu. =_=

Setelah merasa lengkap, aku memanggil Jannice yang sedang berada di dapur. Kulihat ia sedang menyiapkan sebuah kotak bekal. Well, kuharap itu bekal untuk kami. Aku hanya mengerling kotak bekal di tangannya, semoga harapanku benar -_-

ngomong-ngomong aku tidak melihat Shane dimanapun! Mungkin si bodoh itu masih tidur.

"Ayo!" Jannice beranjak menuju lorong dan memakai sandal slip oranye surfer girl nya, sedangkan aku masih memakai sepatu nike peach kesayangaku. Ngomong-ngomong soal pakaian, aku hanya memakai jeans sebawah lutut, dan blus putih bertuliskan 'bonjour' well.. hanya mencoba terlihat santai ^^

"Aku ingin kita berjalan kaki saja! Hanya 20 menit kok dari sini dengan berjalan, tidak jauh" tukas Jannice.

Aku mengangkat bahu dan mengangguk, terserah padanya lah.

Kami berjalan menyusuri trotoar melewati berbagai macam pertokoan dan persimpangan. Ternyata universitas kami masih di kawasan Anzac.

Aku dan Jannice berbincang-bincang mengenai kehidupan di universitas, Jannice menceritakan betapa terusiknya dia dengan WPS singkatan dari Wanita Pengejar Shane. Haha, ia memberikan panggilan itu bagi perempuan yang mendekati si pirang.

"Kau tau? Hari-hari ku sungguh tak tenang! Setiap aku melakukan pergerakan 1 inci pun di Universitas, pasti ada 1 perempuan yang minta nomor handphone nya Shane" dengus Jannice kesal.

"Kenapa tidak kau berikan saja?" Tanyaku

"Aku diancam oleh Shane tau! =_= pernah kusebarkan nomornya sekali karena terusik dengan WPS, dan ia tidak mau membayar sebagian uang listrik dirumah! Setelah itu ia ganti nomor hp lagi." Jannice bercerita dengan nada frustasi.

Aku hanya tertawa geli mendengar omelannya.

"Tapi! Kau harus hati-hati pada 1 wanita" wajah Jannice berubah tegang.

"Pada apa?" Tanyaku heran.

"Miranda Skye! WPS nomor 1. Dia itu tergila-gila pada Shane, sering sekali menempel dan mengikuti Shane."

Bukannya itu namanya penguntit? =_= nama yang bagus yah tapi.

"Jika ia tau bahwa kau tinggal serumah dengan Shane, maka kau akan diburunya. Iiihh" Jannice menempelkan kedua tangannya bersilangan dengan bahu, dan mengeluarkan suara penuh kengerian.

"Separah itukah?" Aku menelan ludah.

"Kau akan tau nanti!" Jannice menyipitkan matanya.

Woww.. mungkin aku akan tau nanti ketika sekolah dimulai tentang Miranda..Miranda apa tadi? =_= lupa. Sebisa mungkin jangan dekat dengannya lah.

Kami kemudian berjalan menuju sebuah gerbang besar bertuliskan UNSW (University of new south wales). Woww!

"Ini gerbang belakang! Jika berjalan kaki dari rumah, memang akan lebih dekat masuk lewat sini" Terang jannice, dan kami pun masuk kedalam melewati gerbang itu. Gerbang belakang nya saja sudah sebesar itu, apalagi gerbang depannya kan? =_=

Aku dan Jannice berujung pada sebuah taman rumput yang asri dengan banyaak pohon-pohon. Kurasa ini merupakan taman belakang tempat ini. Padahal ini masih minggu-minggu libur, tapi banyak mahasiswa yang menghabiskan waktunya di taman ini. Membaca, bersantai, dan piknik. Great!

Kami masuk lebih dalam, dan kudapati diriku berada di tengah gedung gedung tinggi, aku tak tau berapa tingkat gedung-gedung ini, tapi ini luarr biasaa.

"Gedung-gedung ini merupakan kelas-kelas. Gedung barat itu tempat mahasiswa kesehatan, yang timur bisnis, yang utara teknik, dan yang selatan itu sosial ..well tempatku. Dan masiihh buanyaakk gedung lagi di bagian depan. Kau ambil jurusan apa?" Tanya Jannice

"Umm, bisnis" jawabku.

"Wow, sama seperti Shane!"

"Wow, tak beruntung nya diriku" -_-

"Hahaha..kurasa ia akan menjadi kakak tingkatmu." Jannice tertawa renyah.

Well, Kurasa itu bukan hal bagus =_='

~

Deep in BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang