Mata biru itu menatapku lekat-lekat, mencari-cari kemungkinan yang ada di diriku.
Ugghh dejavu! Aku mengulang memoriku saat Daneel menanyakan apa aku menyukai Shane.
"I..I don't know" dan jawabanku tetap sama.
Ekspresi si pirang berubah kecewa, apa dia mengharapkan aku ingin menjawab 'iya' aku suka? OMG.
Shane mengangkat tangannya dari wajahku, sedetik kurasakan sesuatu menancap jantungku saat ia melepaskan sentuhannya. Sakit. Naluriku memprotes.
"M-maksudku aku tidak tau. Jujur aku senang umm saat dekat denganmu, tapi.."
"Tapi apa?" Tanya nya pelan.
"Aku takut" suaraku terdengar seperti bisikan, aku menatap kebawah, ke lantai balkon yang berwarna merah bata.
"What do you mean?" Tanya shane lebih lanjut.
Aku menarik napas sejenak sebelum aku memutuskan untuk bercerita padanya.
"Apa kau ingat waktu itu aku pernah membentak seseorang yang bernama Andrew di telepon?"
Pirang mengangguk "dan setelah itu kau menangis tak jelas kan?"
Aku mengerang "ya.. Tapi tolong lupakan bagian itu"
Shane terkekeh pelan.
"Aku pernah mencintai orang itu" masih kutatap lantai dibawahku.
Kulihat bayangan Shane yang mengangguk. Aku pun melanjutkan ceritaku.
"Dia adalah cinta pertama ku, sebut saja begitu..dan aku merasa bahagia ketika dia bilang bahwa dia juga menyukaiku. Kami sempat pacaran, tapi hanya sampai aku lulus, tepat saat kelulusan ketika aku membongkar kedoknya, dia hanya ingin uang ayahku!" Aku menggertakkan gigi saat menjelaskannya, mengingat hal ini membuatku kesal.
"Karena itulah aku tak percaya laki-laki, dan aku tak ingin menyukai siapapun dulu. Umm.. Belum maksudku"
Well, Walaupun sebenarnya cinta bisa datang kapan saja. Bahkan aku tak kuasa menolak, apalagi di situasi seperti sekarang. Aku merasakan hawa panas kembali menjalari pipiku saat mengingat kembali dimana Shane menciumku.
"Jadi.. Aku tidak tau Shane. Hanya itu jawaban yang bisa kuberikan untukmu sekarang" tukasku pelan. Keheningan melanda kami, sebelum akhirnya Shane mengangguk dan tersenyum kecil kearah ku.
"Terimakasih sudah memberitahuku"
"Untuk?" Tanyaku.
"Yeah, karena kau sudah mau berbagi rahasia hatimu padaku." Shane mengedipkan sebelah matanya padaku,membuatku terkekeh.
"Sebenarnya aku juga ingin berbagi rahasia padamu" aku menahan napas ketika Shane berkata begitu padaku. Bagian didalam diriku merasa sangat senang kalau kalau dia mau memberitau sedikit tentangnya.
"Tapi itupun kalau kau ingin mendengarnya" Shane mengalihkan pandangannya ke langit-langit.
Spontan aku cemberut mendengarnya "kenapa tidak? Ayolah, anggap ini barter! Karena aku sudah mau bercerita padamu" desakku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep in Blue
عاطفيةLove comes whenever it like Kapanpun, Dimanapun, Kepada siapapun tidak mengenal ras serta suku Cinta bisa datang dari belahan bumi manapun tak pernah kau sangka dan kau duga Namun ada cinta yang hanya menginginkan materi Begitulah menurut Niki Dikhi...